“Saya merupakan salah satu yang lolos seleksi membawa harum nama kampus Ma'had Aly Babussalam Al Hanafiyyah, Matangkuli, Aceh Utara Provinsi Aceh,” kata Hafiz.
Menurut Hafiz, sampai sekarang masyarakat di pedalaman NTT tersebut masih transaksi barter (tukar-menukar barang).
“Masih berlaku pasar barter antara masyarakat pesisir dengan masyarakat yang ada di pergunungan,” katanya.
Baca juga: Tahun Reformasi Birokrasi dan Sosial Keagamaan
Namun, sayangnya kondisi alam yang indah, tidak dibarengi dengan sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
Begitu juga dengan komunikasi, masyarakat masih kesulitan untuk dapat untuk berkomunikasi dengan ponsel.
“Masyarakat lebih memilih menggunakan perahu untuk transportasi, dibandingkan jalan darat,” katanya.
Karena kondisi jalan yang sangat sulit dilintasi dengan kendaraan.
Kemudian belum adanya listrik yang merata.
Sehingga masyarakat di kawasan itu masih menggunakan genset untuk penerangan malam hari dan kebutuhan sehari-hari.
Bukan hanya di rumah saja, lembaga pendidikan seperti sekolah juga menggunakan genset.
“Jaringan susah di sini,” tulis Hafiz.(*)