PROHABA.CO, JAKARTA - Situasi di Timur Tengah semakin memanas, selain pertikian, kawasan Timur Tengah telah terguncang dalam beberapa pekan terakhir.
Berbagai konflik ini memicu kekhawatiran akan perang yang lebih besar di Timur Tengah.
Situasi keamanan di Lebanon semakin memanas.
Konflik yang berujung perang dalam skala besar.
Sejumlah negara mendesak Potensi perang besar di kawasan Timur Tengah (Timteng) tak terelakkan.
Rentetan kejadian akhir-akhir inikian meruncing.
Hal ini mencapai puncaknya saat pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan di Iran.
Belum ada yang mengaku bertanggung jawab, meskipun kuat dugaan Israel berada di baliknya.
Baca juga: 90 Proyektil Ditembakkan dari Lebanon ke Israel, Ini Pemicunya
Prof Hikmahanto Juwana, peneliti hukum internasional sekaligus guru besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia menyebut awal mula situasi ini sudah terbaca sejak serangan Hamas ke Israel tahun lalu.
“Konflik Timur Tengah akhir-akhir ini dipicu serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu, yang kemudian meluas.
Israel pun menyerang Gaza dan bahkan tak ragu menewaskan perempuan dan anak-anak.
Tujuannya selain Hamas lenyap, dendam dari anak-anak mereka pun tak diwariskan.
Inilah yang membuat dunia mengecamnya, menyebutnya genosida, termasuk sekutu-sekutu Hamas seperti Iran,” ujar Hikmahanto, dalam Obrolan Newsroom di YouTube Kompas. com Kamis (8/8/2024).
Hikmahanto menambahkan bahwa situasi saat ini hanya tinggal menunggu siapa-menyerang-siapa.
Yang paling memungkinkan tentu saja Iran menyerang Israel, karena Haniyeh sedang berada di wilayahnya saat dibunuh pihak yang diduga Israel.