Tahukah Anda
Beberapa Ikan di Aceh Dinamai Berdasarkan Ukuran Badannya
Sidang Komisi Bahasa Daerah Bidang Kemaritiman yang dilaksanakan Balai Bahasa Provinsi Aceh selama dua hari (4-5 Oktober 2021)di Hotel Kryiad Muraya..
Di atasnya lagi ada 'suree keumong' dengan ukuran 30-45 cm.
'Suree keumong' ini dinamakan juga 'pimpik' atau 'timpik', tergantung dialek daerah.
'Suree keumong' ini biasanya paling enak dipanggang atau diolah jadi keumamah (ikan kayu).
Di atas 'sure keumong', dinamakan 'ame-ame' dengan ukuran panjang 60-80 cm.
Nama Latinnya adalah Katsuwonus pelamis.
Berikutnya dinamakan 'pa-ak' yang beratnya di atas 20-25 kg.
Yang paling besar dalam keluarga tongkol ini adalah tuna, panjangnya di atas 100 cm dengan bobot lebih dari 25 kg.
Ciri khasnya berekor kuning.
Dagingnya lebih empuk dibanding tongkol dan lebih banyak diekspor daripada dikonsumsi di tingkat lokal.
Baca juga: Warga Tangkap Ikan Seberat 1 Ton
Sesuai ukurannya, harga ikan ini pun bervariasi.
'Suree keumong' dihargakan 60.000-80.000 rupiah per ekor dan 'ame-ame' berkisar antara 100.000-140.000 rupiah per ekor. Tuna besar ada yang harganya jutaan rupiah.
Selain itu ada ikan 'sisiek itam', sejenis tongkol berwarna itam dan sisiknya kecil-kecil dan lebih sedikit dibandingkan sisik ikan lainnya.
Panjang ikan 'sisiek itam' ini berkisar antara 20-70 cm.
Keragaman nama dan ciri ikan tersebut terungkap dalam sesi persidangan 14 peserta Sidang Komisi Bahasa Aceh selama dua hari.
Sebagaimana dikatakan Kepala Subbagian Tata Usaha Balai Bahasa Provinsi Aceh, Agus Priatna, Sidang Komisi Bahasa Daerah tahun ini khusus membahas draf kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman untuk pengusulan ke Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).