Tahukah Anda

Beberapa Ikan di Aceh Dinamai Berdasarkan Ukuran Badannya

Sidang Komisi Bahasa Daerah Bidang Kemaritiman yang dilaksanakan Balai Bahasa Provinsi Aceh selama dua hari (4-5 Oktober 2021)di Hotel Kryiad Muraya..

Editor: Muliadi Gani
Community-based Bathymetric Survey 2009 and Panglima Laot Lhok Krueng, Aceh
Jenis-jenis ikan laut komersial di perairan Aceh. Di antaranya terdapat ikan tongkol yang dalam bahasa Aceh, namanya sangat variatif: jeurebok, suree, ame-ame, timpik, hingga pa-ak. 

Redaktur KBBI, Dewi Khairiah MHum yang menjadi narasumber dalam sidang komisi tersebut mengaku kagum atas keberagaman nama ikan di Aceh yang sebagian besar dinamakan berdasarkan ukuran badannya.

"Di tempat kelahiran saya, Sumatera Barat, belum saya temukan mekanisme penamaan ikan yang seperti ini.

Sungguh unik khazanah kemaritiman di Aceh," kata Dewi di akhir sidang komisi.

Agus Priatna menduga nama yang beragam untuk satu jenis ikan tersebut tidak semua dicipta oleh para nelayan.

Baca juga: Ikan Aneh Punya Gigi Mirip Manusia Ditemukan di Amerika

Ada juga hasil kreasi dari tauke bangku dan pedagang ikan di pasar.

"Untuk membedakan harga ikan dengan ukuran tertentu, pedagang biasanya memberikan varian nama lain untuk ikan tersebut.

Pembeli pun jadi mudah paham mengapa belanak atau tongkol dengan ukuran tertentu namanya lain dan harganya pun berbeda," urai Agus yang hobi mancing.

Namun, ia pertegas bahwa apa yang diutarakannya itu masih merupakan asumsi semata.

"Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan asumsi ini benar atau salah," kata Agus yang kakeknya seorang pelaut di Ulee Lheue, kawasan pesisir barat Kota Banda Aceh.

Usul 235 kosakata

Di akhir acara, 14 peserta, dua narasumber, dan empat panitia sepakat memilih 235 kosakata bahasa Aceh di bidang kemaritiman yang berpotensi dijadikan entri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

Secara leksikal, entri adalah kata atau frasa dalam kamus beserta penjelasan maknanya dengan tambahan penjelasan berupa kelas kata, lafal, etimologi, contoh pemakaian, dan sebagainya.

Sidang komisi ini merupakan inisiatif Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Badan ini pula yang membawahkan Balai Bahasa Provinsi Aceh.

Sebelum Sidang Komisi Bahasa Daerah ini dimulai pada 4 Oktober lalu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh sudah menugaskan tiga tim turun ke tiga daerah, yakni Kabupaten Aceh Barat, Kota Lhokseumawe, dan Kabupaten Aceh Timur.

Baca juga: Tertelan Ikan Hidup-hidup, Seorang Pria Tahan Rasa Sakit Selama 15 Jam, Medis Ambil Tindakan Operasi

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved