Luar Negeri

Ajaib, di Perut Bayi Berusia 40 Hari Ditemukan Janin

Dokter Rumah SakitRahmania Medical Center geger dengan fenomena medis langka. Seorang bayi berusia 40 hari didapati sedang “mengandung” seorang bayi

Editor: Muliadi Gani
another source
Foto Ilustrasi - Perut Bayi Berusia 40 Hari Tiba-tiba Mengembung, Dokter Syok Hasil USG Temukan Janin Didalamnya. 

PROHABA.CO, NEW DELHI - Dokter Rumah SakitRahmania Medical Center geger dengan fenomena medis langka.

Seorang bayi berusia 40 hari didapati sedang “mengandung” seorang bayi.Dokter, orang tua, dan semua orang syok saat mendengar kabar tersebut.

Peristiwa ini terjadi di Rahmania Medical Center yang terletak di Motihari, Bihar, India.

Dilansir dari Zeenews India, Rabu (1/6/2022), baru-baru ini seorang bayi berusia 40 hari dibawa ke Rahmania Medical Center di Motihari untuk mendapatkan perawatan.

Orang tua bayi tersebut memberi tahu dokter bahwa perut bayinya tiba-tiba menggembung.

Karena kembung, bayi tersebut tidak bisa buang air kecil dengan lancar.

Untuk mengetahui penyebab perut kembung dan berhentinya si bayi buang air kecil, dokter mengambil tindakan medis.

Dokter yang menanganinya, Dr Tabrez Aziz melakukan CT Scan dan USG pada perut bayi tersebut.

Hasil tes pada bayi tersebut membuat semua orang terkejut setelah dokter menemukan bahwa terdapat janin yang telah berkembang di dalam perut sang bayi.

Baca juga: Youtuber Ria Ricis Dikabarkan Tengah Mengandung Anak Pertama Dari Teuku Ryan

Berbicara kepada kantor berita ANI tentang fenomena langka ini, dr Tabrez Aziz mengatakan bahwa dalam bahasa medisnya fenomena ini disebut “fetus in fetu” atau keberadaan janin di dalam perut anak.

Dia mengatakan bahwa ini adalah kasus langka yang hanya terjadi pada satu dari 500.000 pasien.

“Anomali medis yang langka telah terungkap di mana janin terlihat berkembang di dalam perut bayi berusia 40 hari.

Ini disebut janin dalam janin.

Bayi itu telah menjalani operasi, kondisinya stabil,” kata dr Aziz.

Dokter Aziz mengatakan bahwa bayi tersebut kini sudah sembuh total setelah dilakukan tindakan operasi pembedahan perutnya.

Janin di perutnya pun sudah dikeluarkan.

Ia mengatakan, kini bayi tersebut sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit.

Pernah terjadi di Indonesia Ternyata kasus “fetus in fetu” atau keberadaan janin di dalam perut anak ini pernah dialami oleh seorang anak di Indonesia.

Adalah Ganang Yudho Putra Duri (waktu itu berusia 17 tahun), mengalami hal yang tak lazim pada dirinya.

Baca juga: Delapan Rumah Terbakar di Lawe Mantik Agara, Dua Bangunan Dirobohkan

Dia laki-laki. Namun, di dalam tubuhnya, tersimpan janin.

Kamis (26/10/2017), Ganang dioperasi pada perutnya untuk mengangkat janin yang tinggal bertahun- tahun dan diketahui mati.

Kala balita, kondisi Ganang baik-baik saja walaupun perutnya terlihat sangat buncit.

Hingga kemudian ketika dewasa, dia sulit bernapas.

Dugaan awal, remaja yang berasal dari Desa Panunggalan, Pulokulon, Grobogan, Jawa Tengah, itu menglami pembengkakan hati.

Namun, pemeriksaan di RSI Sultan Agung Semarang kemudian menemukan bahwa Ganang “mengandung” janin.

Masuk rumah sakit pada (19/10/2017), Ganang kemudian dioperasi.

Janin di dalam tubuhnya yang berbobot 3 kilogram berhasil dikeluarkan dan langsung dimakamkan.

Bukan yang pertama Kondisi yang dialami Ganang disebut “fetus in fetu”, janin yang berkembang di dalam janin dan kemudian ikut di dalam tubuh ketika janin induk dilahirkan.

Kasus Ganang terbilang langka, tapi bukan yang pertama di dunia.

Baca juga: Luna Maya Ungkap Kepiluan Tiap Tidur Lantaran Belum Nikah

ABC News pada tahun 2006 melaporkan kasus yang terjadi di India.

Remaja bernama Sanju Bhagat mengalami sesak dan ketika diperiksa ada dua janin di dalam perutnya.

Dua janin yang berada di dalam tubuh Bhagat diduga merupakan kembar.

Janin itu terbentuk bersama Bhagat, tapi gagal berkembang.

Sementara itu, Medical Daily pada tahun 2015 melaporkan kasus di mana perempuan berusia 40 tahun memiliki dua janin kembar dalam tubuhnya, tetapi bukan anaknya.

Janin itu telah memiliki wajah, rambut, dan berbagai organ lainnya, terjebak selama empat dekade dalam tubuh perempuan itu.

Menurut publikasi G Sharma di Journal of Pediatric Surgery pada 2010, kasus “fetus in fetu” hanya terjadi 1 pada 500.000 kelahiran.

Apa penyebabnya? Dikutip dari Kompas. com, terkait kasus ini, dokter Boy Abidin SpOG, mengatakan bahwa kasus Ganang bisa dialami jika seorang ibu memiliki janin kembar.

“Ini sebutan kelainan kembar. Fetus in fetu itu ada dua macam.

Dia menempel seperti kanguru (External parasitic) atau dia (janin) masuk di dalam kembanrannya,” katanya.

Fetus in fetu sendiri merupakan keadaan di awal perkembangan, di mana dalam satu embrio terdapat janin kembar.

Hal ini umumnya terjadi saat trimester pertama kehamilan dan biasanya menyebabkan banyak organ tidak lengkap.

Kejadian seperti ini terjadi saat dalam proses mekanisme pembelahan dan proses mekanisme tumbuh kembang janin di dalam rahim.

“Tapi kalau kenapanya, kita (dokter) enggak pernah mengetahui secara pasti,” sambungnya.

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi mekanisme pembelahan sel.

Dia menyebutkan, faktor seperti usia, ras, paritas (keadaan kelahiran, partus), keturunan, nutrisi, hormonal, dan juga faktor dengan pengobatan infertilitas, dapat meningkatkan risiko kejadian seperti Ganang ini terjadi.

“Ini lebih karena faktor spontan, bisa terdeteksi dengan pemeriksaan USG,” jelasnya. (ar)

Baca juga: Dulu Punya Sungai, Kenapa Mars Kini Jadi Planet Kering dan Panas?

Baca juga: Kakek 67 Tahun Cabuli Bocah 9 Tahun, Korban Ngadu ke Neneknya

Baca juga: Es di Pegunungan Alpen Swiss Longsor, 2 Orang Tewas

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved