Tahukah Anda

Cara Membedakan Cacar Monyet dengan Cacar Air

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengonfirmasi bahwa kasus yang sebelumnya disebutkan sebagai suspek cacar monyet atau ‘monkeypox; ...

Editor: Muliadi Gani
GETTY IMAGES VIA BBC INDONESIA
Gejala cacar monyet adalah ruam yang dimulai pada wajah dan menyebar ke tubuh. 

PROHABA.CO - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI telah mengonfirmasi bahwa kasus yang sebelumnya disebutkan sebagai suspek cacar monyet atau ‘monkeypox; di Singkawang, Kalimantan Barat, hasilnya negatif.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sekaligus Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, dr Mohammad Syahril SpP, MPH menegaskan, suspek kasus cacar monyet telah terkonfirmasi negatif. “Sudah dikonfirmasi.

Kasus yang di Singkawang itu bukan (cacar monyet), melainkan cacar air,” kata Syahril saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (18/6/2022).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menuliskan, gejala cacar monyet dan cacar pada manusia hampir mirip, tetapi gejala cacar monyet lebih ringan dibandingkan gejala cacar.

Perbedaan utama gejalanya, cacar monyet menyebabkan kelenjar getah bening membengkak (limfadenopati), sedangkan pada cacar air tidak.

Penyakit cacar monyet disebabkan oleh infeksi virus ‘monkeypox’, termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. 

Baca juga: Cacar Monyet Kini Ditemukan di 30 Negara, Termasuk di Bandara Changi

Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.

Mayoritas orang yang terinfeksi virus ‘monkeypox’ memiliki perjalanan penyakit ringan yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa adanya terapi khusus.

Namun, prognosis cacar monyet tergantung beberapa faktor seperti riwayat vaksinasi, status kesehatan awal, dan komorbiditas.

Beberapa orang yang harus dipertimbangkan mendapatkan perawatan termasuk orang dengan penyakit parah seperti penyakit hemoragik, lesi konfluen, sepsis, ensefalitis, atau kondisi lain yang memerlukan rawat inap.

Lebih lanjut, kelompok yang mungkin berisiko tinggi terkena penyakit parah sebagai berikut:

* orang dengan immunocompromise, misalnya infeksi HIV/AIDS, leukimia, limfoma, transplantasi organ, terapi agen      alkilasi, antimetabolit, radiasi, penghambat faktor nekrosis tumor, kortikosteroid dosis tinggi, hingga penyakit autoimun;

* populasi anak-anak, terutama yang kurang dari 8 tahun;

* wanita hamil atau menyusui;

* orang dengan satu atau lebih komplikasi, misalnya infeksi kulit bakteri sekunder, gastroenteritis dengan mual/muntah yang parah, diare, dehidrasi, bronkopneumonia, dan penyakit penyerta.

Baca juga: WHO Sebut Cacar Monyet Tantangan Berat bagi Dunia

Selain itu, orang dengan infeksi menyimpang virus ‘monkeypox’ yang mencakup implantasi di mata, mulut, atau area anatomi lainnya, di mana infeksi kemungkinan menjadi berbahaya, termasuk dipertimbangkan untuk mendapatkan perawatan.

Untuk diketahui, terdapat dua bentuk cacar monyet, yaitu galur Afrika Barat yang lebih ringan dan galur Afrika Tengah atau Kongo yang lebih parah.

Meskipun infeksi virus cacar monyet di Afrika Barat terkadang menyebabkan penyakit parah pada beberapa individu, biasanya penyakit cacar monyet akan sembuh sendiri.

Gejala awal yang muncul dari infeksi cacar monyet meliputi demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, kedinginan, dan kelelahan.

Kondisi tersebut akan berkembang dengan munculnya ruam yang kerap dimulai pada wajah, kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya, termasuk alat kelamin.

Ruam akan berubah dan melewati tahap yang berbeda, bahkan bisa terlihat seperti cacar air atau sifilis, sebelum akhirnya membentuk keropeng yang kemudian rontok.

Sebagian besar pasien sembuh dari cacar monyet dalam beberapa minggu.

Cacar monyet adalah penyakit virus yang langka, tetapi berpotensi serius, dengan mayoritas infeksi berlangsung 2-4 minggu.

Dalam laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masa inkubasi cacar monyet biasanya 6-13 hari, tapi dapat berkisar dari 5-21 hari.

Baca juga: PMK Menyebar ke 15 Provinsi, BRIN Didesak Segera Dukung dan Fasilitasi Penelitian Wabah Ini

Penyakit ‘monkeypox’ sering sembuh sendirinya, dengan gejala ringan atau parah dan lesi bisa sangat gatal atau nyeri.

Anak-anak berisiko lebih tinggi dan cacar monyet selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi, cacar monyet bawaan atau lahir mati.

Mengenal cacar air

Cacar air adalah penyakit infeksi virus pada kulit yang menyebabkan bentol-bentol berisi cairan (leting) pada seluruh tubuh dan wajah.

Penyakit ini dapat menular ke orang yang belum pernah menderita cacar air atau yang belum pernah menerima vaksin cacar air.

Melansir laman resmi Kabupaten Bogor, cacar air disebabkan virus herpes yang disebut dengan virus varicella-zoster, menyebabkan cacar air pada anak-anak dan herpes zoster saat dewasa.

Biasanya herpes zoster lebih terasa nyeri dan dapat mengakibatkan komplikasi yang berat.

Adapun ciri dan gejala cacar air biasanya muncul dalam waktu 7-21 hari setelah terpapar.

Gejalanya berupa demam ringan, pilek, batuk ringan, sakit kepala, lemas, dan tidak nafsu makan.

Bentol-bentol atau ruam muncul pada tubuh 2-3 hari setelahnya, yang kemudian berkembang menjadi lenting gatal berisi cairan dan kemudian mengering dan berbentuk koreng dalam 4-5 hari.

Lenting yang muncul dapat berjumlah sedikit atau mencapai lebih dari 500 lentingan.

Cacar air biasanya menular sejak 1-2 hari sebelum ruam muncul, hingga 6 hari setelah lenting terbentuk. Pada mulut, telinga, dan mata juga dapat berbentuk luka. 

(Kompas.com)

Baca juga: Wabah Hepatitis Akut Misterius pada Anak Menyebar ke Asia dan Kanada

Baca juga: Wabah Tertawa Pernah Terjadi di Dunia

Baca juga: Tips Pilih Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved