Tahukah Anda

Pertama di Dunia, Ahli Lakukan Transfusi Sel Darah Hasil Buatan Lab

Jika penelitian ini membuahkan hasil, sel-sel darah merah ini akan sangat berharga bagi orang-orang, terutama bagi mereka dengan golongan darah langka

Editor: Muliadi Gani
freepik
Ilustrasi sel darah merah 

PROHABA.CO - Untuk pertama kalinya, ahli melakukan uji klinis transfusi sel darah merah yang dikembangkan di dalam laboratorium.

Sel darah merah tersebut berasal dari sel induk yang disumbangkan.

Jika penelitian ini membuahkan hasil, sel-sel darah merah ini akan sangat berharga bagi orang-orang, terutama bagi mereka dengan golongan darah langka, meski tak akan sepenuhnya menggantikan kebutuhan akan donor darah tradisional.

Dikutip dari Gizmodo, Rabu (9/11/2022), uji klinis yang merupakan bagian dari program RESTORE ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Layanan Kesehatan Nasional Inggris dan berbagai universitas.

Setidaknya ada sepuluh sukarelawan sehat yang terdaftar dalam penelitian.

Semuanya akan menerima dua transfusi darah mini dengan jarak empat bulan dan dalam urutan acak, dari sel darah yang tumbuh di laboratorium dan sel standar, yang keduanya berasal dari donor yang sama.

Baca juga: Rumah Sakit di India Transfusikan Jus Buah kepada Pasien DBD, Bukannya Kasih Trombosit Darah

Akhirnya, pada Senin pagi (7/11/2022) waktu setempat, dua peserta telah mendapatkan transfusi sel darah yang ditumbukan di laboratorium.

Sejauh ini mereka tak mengalami efek samping.

Eksperimen pertama dari jenisnya merupakan uji coba fase I, artinya eksperimen transfusi sel darah yang dibuat di laboratorium ini, terutama dirancang untuk menguji keamanan pengobatan baru atau eksperimental.

Sel-sel yang tumbuh di laboratorium secara teoretis lebih segar daripada campuran sel darah merah yang baru dan lebih tua yang diambil dari donor darah biasa.

Sebagai informasi, rata-rata sel darah merah hidup selama sekitar 120 hari. Jadi, peneliti berharap bahwa sel-sel yang tumbuh di laboratorium bisa bertahan lebih lama pada penerimanya daripada sel standar.

"Jika uji coba kami yang pertama di dunia ini berhasil, itu berarti bahwa pasien yang saat ini membutuhkan transfusi darah jangka panjang secara teratur akan membutuhkan lebih sedikit transfusi di masa depan dan akan membantu mengubah perawatan mereka," ungkap Cedric Ghevaert, ahli hematologi dan profesor kedokteran transfusi di University of Cambridge.

Baca juga: Belalang Bisa Mencium Sel Kanker pada Manusia

Para ilmuwan telah lama tertarik untuk membuat darah di laboratorium.

Akan tetapi, nyatanya terbukti para ahli ini sulit untuk meniru proses alami kompleks yang memungkinkan sel induk di sumsum darah menjadi sel darah merah baru.

Sel darah merah yang berbentuk cakram bikonkaf dalam pembuluh darah manusia. (wikimedia.org)

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved