Luar Negeri

Gegara HP Jatuh ke Dalam Air, Pejabat India Kuras Bendungan, Berakhir Rusak dan Diskors

Vishwas yang bekerja sebagai pengawas makanan mengeklaim ponsel model terbaru dengan harga bisa mencapai lebih dari Rp 20 juta itu berisi data ...

Editor: Muliadi Gani
Kolase Tribun Style/Daily Star
Rajesh Vishwas minta warga sekitar untuk menyelam demi menemukan ponselnya yang jatuh ke Bendungan Kherkatta atau Paralkot di Negara Bagian Chhattisgarh, India tengah. 

Vishwas kemudian menyewa pompa diesel untuk menguras air bendungan selama dua hari berikutnya.

Diperkirakan, ia menguras sekitar dua juta liter air yang seharusnya cukup untuk mengairi 1.500 hektare lahan pertanian.

Pria itu akhirnya berhasil mendapatkan kembali ponselnya.

Namun, ponsel terlalu basah dan tidak dapat digunakan lagi.

Tindakan Vishwas menguras bendungan dihentikan seorang pejabat lain dari Departemen Sumber Daya Air yang datang setelah ada keluhan.

Priyanka Shukla, seorang pejabat tinggi setempat, mengatakan bahwa Vishwas tidak memiliki wewenang untuk mengalirkan air.

Ia diminta menjelaskan posisinya dalam kejadian ini secara tertulis kepada pemerintah.

Setelah itu, ia akan menjalani tindakan disipliner.

"Dia telah ditangguhkan sampai penyelidikan.

Air adalah sumber daya yang penting dan tidak dapat disia-siakan seperti ini," ujar Shukla.

Baca juga: Novel Baswedan Sebut Harun Masiku Tak akan Ditangkap

Baca juga: Erling Haaland Masuk Jajaran Striker Terhebat

Namun, Vishwas berdalih telah mendapatkan izin lisan dari Ram Lal Dhivar, seorang pejabat dari Departemen Sumber Daya Air untuk menguras air bendungan terdekat.

“Dia (Dhivar) mengatakan itu bukan masalah jika air sedalam tiga (hingga) empat kaki dikeringkan, dan sebenarnya akan menguntungkan petani yang akan memiliki lebih banyak air,” katanya kepada The Guardian.

Selain itu, menurutnya, air yang dikuras berasal dari bagian bendungan yang meluap dan tidak dalam kondisi yang dapat digunakan.

Namun kenyataannya, air dari bendungan itu masih diandalkan untuk mengairi ladang masyarakat.

Pemerintah akhirnya menskors Vishwas sambil penyelidikan terus berlangsung. Ia disebut menyalahgunakan posisinya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved