Perang Hamas Israel

Konvoi Bantuan Kedua Berhasil Masuk ke Gaza di Tengah Gempuran Israel

Sebanyak 17 truk bantuan berhasil memasuki Gaza pada Minggu (22/10/2023) dengan cara menyeberangi dari Mesir

Penulis: Luthfi Alfizra | Editor: Jamaluddin
AFP/Mohammed Assad
Konvoi truk bantuan kemanusiaan memasuki perbatasan Rafah dari Mesir menuju Jalur Gaza pada Sabtu (21/10/2023). 

Dilansir dari Aljazeera, bantuan kedua ini masuk sehari setelah konvoi bantuan pertama yang terdiri atas 20 truk berisikan bahan medis, makanan, dan air untuk Gaza.

PROHABA.CO, YERUSALEM - Bantuan sebanyak 17 truk berhasil masuk ke Gaza pada Minggu (22/10/2023).

Truk itu masuk dengan menyeberangi dari mesir ke Gaza di tengah gempuran Israel tanpa henti terhadap wilayah tersebut.

Dilansir dari Aljazeera, bantuan kedua ini masuk sehari setelah konvoi bantuan pertama yang terdiri atas 20 truk berisikan bahan medis, makanan, dan air untuk Gaza.

Jalur Gaza merupakan sasaran pemboman insentif Israel sejak 7 Oktober 2023 lalu.

Jurnalis Aljazeera, Hani Abu Isheba, melaporkan, truk-truk tersebut sebagian besar memuat bahan medis yang sangat dibutuhkan.

"Dokter mengatakan kepada kami bahwa bantuan tersebut ditujukan untuk rumah sakit di Jalur Gaza yang sangat membutuhkan bahan medis," katanya.

Hani Abu Isheba menambahkan, rumah sakit sangat khawatir dengan kekurangan bahan bakar.

Thomas White dari UNRWA kepada Aljazeera menyebutkan nahwa truk bantuan yang tampak di televisi memang tampak seperti truk bahan bakar karena memang berisi bahan bakar yang dipindahkan secara internal oleh UNRWA antardepot.

"Tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza.

Bahan bakar sangat penting saat ini, kami membutuhkannya agar operasi bantuan tetap berjalan," katanya.

Truk kosong menunggu bantuan tiba di Jalur Gaza di persimpangan Rafah dengan Mesir pada 22 Oktober 2023.
Truk kosong menunggu bantuan tiba di Jalur Gaza di persimpangan Rafah dengan Mesir pada 22 Oktober 2023. (Kolase Tribun Image)

Badan-badan bantuan itu juga mempertimbangkan bahwa pengiriman pasokan bantuan harus tetap kansisten karena bantuan yang diberikan belum dapat memenuhi kebutuhan besar 2,3 juta penduduk Gaza yang sedang dilanda peperangan.

Situasi kemanusiaan di Gaza sangat memprihatinkan karena mereka tidak hanya kekurangan bahan medis, tapi juga kekurangan makanan dan air bersih.

Hal itu disebabkan karena Israel sudah memutuskan pasokan listrik, bahan bakar, sampai pasokan air setelah serangan paling mematikan dalam beberapa dekade terakhir.

Menurut PBB, fasilitas sanitasi, sumur air, waduk, dan stasiun pompa mengalami kerusakan akibat serangan udara yang terus menerus.

Baca juga: Israel Serang Kamp Pengungsian Jabalia di Gaza, 30 Orang Meninggal

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved