Tahukah Anda

Seperti Apa Sungai dengan Air Paling Hitam di Dunia?, Begini Kata Pakar

Sungai Ruki yang merupakan anak sungai Kongo disebut peneliti sebagai sungai berair paling hitam di dunia.

Editor: Muliadi Gani
Matti Barthel / ETH Zurich via PHYS
Air sungai Ruki disebut peneliti sebagai yang tergelap di dunia, karena airnya berwarna hitam.(Matti Barthel / ETH Zurich via PHYS) 

Di sepanjang Sungai Ruki, terdapat rawa gambut besar yang mengandung sejumlah besar tumbuhan mati yang belum terurai, sehingga menjadikan rawa tersebut sebagai penyerap karbon yang signifikan.

Peneliti pun memutuskan untuk menelitinya karena jejak karbon tersebut pada gilirannya dapat menyampaikan informasi tentang asal-usul sebuah area.

Baca juga: Tahukah Anda Kapan Perahu Tertua di Dunia Ditemukan? Simak Ulasan Ini

Apalagi sungai Ruki juga belum pernah diteliti secara ilmiah meski ketinggian air musiman sungai telah didokumentasikan sejak tahun 1930.

Akan tetapi hingga kini belum ada data mengenai komposisi kimia dari sungai ini.

Seperti misalnya belum ada yang mengetahui berapa banyak karbon organik terlarut (DOC) yang ada di dalam air, dan yang terpenting dari mana asalnya.

Hingga akhirnya, Drake dan teman-temannya mendirikan stasiun pengukuran di dekat kota Mbandaka, tidak jauh dari hulu sungai tempat bertemunya Sungai Ruki dan Kongo.

Peneliti juga mengukur debit air setiap dua minggu dan ketinggian air harian selama setahun untuk menentukan aliran sungai tahunan.

Sampel air yang dikumpulkan pada setiap pengkuran dikirim ke laboratorium di ETH Zurich untuk dianalisis.

Di sana peneliti menentukan kandungan karbon organik terlarut (DOC) sampel, serta usia bahan organik berdasarkan karbon radioaktif dalam DOC.

Baca juga: Viral Seekor Harimau Sumatra Muncul di Jalan Raya Siak

Analisis tersebut mengkonfirmasi bahwa Sungai Ruki adalah salah satu sistem sungai yang paling kaya karbon organik terlarut di dunia.

Perairannya mengandung senyawa karbon organik empat kali lebih banyak dibandingkan di Kongo dan 1,5 kali lebih banyak dibandingkan di Rio Negro di Amazon.

Karbon organik terlarut biasanya berbentuk asam organik yang meningkatkan keasaman air sungai.

Dari analisis isotop karbon, peneliti menemukan bahwa sebagian besar karbon berasal dari vegetasi hutan, bukan gambut.

“Ini merupakan kabar baik karena berarti rawa gambut dalam keadaan stabil,” kata Drake.

Setelah perjalanan ke sungai Ruki, para ilmuwan berencana untuk mempelajari anak sungai Kongo lainnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved