Tahukah Anda
Seperti Apa Sungai dengan Air Paling Hitam di Dunia?, Begini Kata Pakar
Sungai Ruki yang merupakan anak sungai Kongo disebut peneliti sebagai sungai berair paling hitam di dunia.
Di sepanjang Sungai Ruki, terdapat rawa gambut besar yang mengandung sejumlah besar tumbuhan mati yang belum terurai, sehingga menjadikan rawa tersebut sebagai penyerap karbon yang signifikan.
Peneliti pun memutuskan untuk menelitinya karena jejak karbon tersebut pada gilirannya dapat menyampaikan informasi tentang asal-usul sebuah area.
Baca juga: Tahukah Anda Kapan Perahu Tertua di Dunia Ditemukan? Simak Ulasan Ini
Apalagi sungai Ruki juga belum pernah diteliti secara ilmiah meski ketinggian air musiman sungai telah didokumentasikan sejak tahun 1930.
Akan tetapi hingga kini belum ada data mengenai komposisi kimia dari sungai ini.
Seperti misalnya belum ada yang mengetahui berapa banyak karbon organik terlarut (DOC) yang ada di dalam air, dan yang terpenting dari mana asalnya.
Hingga akhirnya, Drake dan teman-temannya mendirikan stasiun pengukuran di dekat kota Mbandaka, tidak jauh dari hulu sungai tempat bertemunya Sungai Ruki dan Kongo.
Peneliti juga mengukur debit air setiap dua minggu dan ketinggian air harian selama setahun untuk menentukan aliran sungai tahunan.
Sampel air yang dikumpulkan pada setiap pengkuran dikirim ke laboratorium di ETH Zurich untuk dianalisis.
Di sana peneliti menentukan kandungan karbon organik terlarut (DOC) sampel, serta usia bahan organik berdasarkan karbon radioaktif dalam DOC.
Baca juga: Viral Seekor Harimau Sumatra Muncul di Jalan Raya Siak
Analisis tersebut mengkonfirmasi bahwa Sungai Ruki adalah salah satu sistem sungai yang paling kaya karbon organik terlarut di dunia.
Perairannya mengandung senyawa karbon organik empat kali lebih banyak dibandingkan di Kongo dan 1,5 kali lebih banyak dibandingkan di Rio Negro di Amazon.
Karbon organik terlarut biasanya berbentuk asam organik yang meningkatkan keasaman air sungai.
Dari analisis isotop karbon, peneliti menemukan bahwa sebagian besar karbon berasal dari vegetasi hutan, bukan gambut.
“Ini merupakan kabar baik karena berarti rawa gambut dalam keadaan stabil,” kata Drake.
Setelah perjalanan ke sungai Ruki, para ilmuwan berencana untuk mempelajari anak sungai Kongo lainnya.
Pertama di Dunia, Walker S2 Robot Bisa Berfungsi Sendiri 24 Jam |
![]() |
---|
Berkat Fermentasi Stevia Bantu Bunuh Sel Kanker Pankreas |
![]() |
---|
Gunung Berapi yang Sudah Padam Bisakah Aktif Kembali? Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Temuan Terbaru: Tanaman Ternyata Bisa Bersuara, Berikut Penjelasannya |
![]() |
---|
Gelombang Panas Meningkat Akibat Berkurangnya Polusi, Ini Penjelasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.