Berita Internasional
Menteri AS, Blinken Desak Israel Hentikan Kekerasan di Tepi Barat
Diplomat terkemuka AS mengajukan permohonan di tengah meningkatnya laporan kekerasan pemukim sejak dimulainya perang Israel-Hamas
Penulis: TM Farizi | Editor: Muliadi Gani
Blinken juga membahas upaya untuk meningkatkan dan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan mencegah perang menjadi konflik yang lebih luas, sebut Departemen Luar Negeri.
PROHABA.CO - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ikut mengambil langkah desak Israel untuk menghentikan kekerasan yang dilakukan terhadap warga Palestina di Tepi Barat yang di duduki.
Diplomat terkemuka AS menyampaikan seruan tersebut melalui panggilan telepon dengan Benny Gantz, seorang pemimpin opisisi berhaluan tengah yang bergabung dengan kabinet masa perang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Blinken menekankan kebutuhan mendesak akan langkah-langkah afirmatif untuk meredakan ketegangan di Tepi Barat, termasuk dengan mengahadapi meningkatnya tingkat kekerasan eksremis pemukim," kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan pada Kamis (16/11/2023).
Baca juga: Jaringan Internet Putus, Masyarakat Gaza Semakin Terisolasi
Blinken juga membahas upaya untuk meningkatkan dan mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, dan mencegah perang menjadi konflik yang lebih luas, sebut Departemen Luar Negeri.
Melansir dari Aljazeera, kekerasan pemukim Israel telah meningkat secara signifikan sejak dimulainya perang Israel dan Hamas, meningkat dari rata-rata tiga insiden menjadi tujuh insiden per hari, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OHCA).
Baca juga: Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau Desak Israel Untuk Mengakhiri Genosida Bayi di Gaza
Komentar dari Blinken muncul ketika pasukan Irael melakukan serangan baru di Tepi Barat yang diduduki dan melanjutkan operasi militer di sekitar beberapa Rumah Sakit besar di Gaza, memaksa mereka untuk menghentikan operasi.
Di Gaza, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan militer Israel telah melanjutkan serangan terhadap kamp pengungsi Jabalia di utara daerah kantong tersebut, menghantam beberapa rumah tempat tinggal.
tidak hanya itu, Pasukan Israel juga terus menduduki Rumah Sakit al-Shifa, fasilitas medis terbesar di wilayah kantong tersebut, dimana para pejabat Israel mengklaim telah menemukan senjata dan bukti lain yang membuktikan keberadaan pusat komando Hamas.
Baca juga: Dua Rumah Sakit Terbesar di Gaza Terpaksa Berhenti Beroperasi karena Serangan Israel
Hamas dan dokter di rumah sakit tersebut membantah klaim Israel bahwa kompleks tersebut telah digunakan untuk melakukan operasi militer.
“Pasien menerima perawatan medis di dalam rumah sakit, dan mereka tidak memiliki cukup makanan dan air untuk bertahan hidup.
Selain luka parah yang mereka alami, mereka juga menghadapi kelaparan,” kata Abu Azzoum.
“Tidak ada bantuan kemanusiaan yang dikirim ke rumah sakit di utara Jalur Gaza, termasuk Rumah Sakit al-Shifa yang ditempati tentara Israel,” ujarnya.
(Penulis adalah mahasiswa internship dari Universitas Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat)
Baca juga: Jaringan Internet Putus, Masyarakat Gaza Semakin Terisolasi
Baca juga: Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau Desak Israel Untuk Mengakhiri Genosida Bayi di Gaza
Wali Kota di Jepang Maki Takubo Mundur dari Jabatannya, Ketahuan Pakai Ijazah Palsu |
![]() |
---|
Viral, Aksi Free Aceh, Maluku, Papua di Forum PBB, Ini Jawaban Pemerintah |
![]() |
---|
Donald Trump Kecam Cina karena Batalkan Pembelian Pesawat Boeing |
![]() |
---|
Pengadilan Perintahkan Presiden Yoon Suk Yeol Dibebaskan, Batal Mendekam di Penjara |
![]() |
---|
Kakek di Cina Menyesal akibat Tolak Ganti Rugi Rp 3,6 Miliar, Kini Rumahnya Dikelilingi Jalan Tol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.