Menlu Retno Marsudi: Relawan WNI dari MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza ke Mesir
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengumumkan bahwa seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan organisasi
PROHABA.CO, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengumumkan bahwa seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan organisasi kemanusiaan MER-C, Farid Zanzabil Al Ayubi, berhasil dievakuasi dari Gaza pada Sabtu (9/12/2023) sekitar pukul 19.00 WIB.
Farid merupakan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang menjalankan tugas kemanusiaan pada Rumah Sakit Indonesia, di Gaza.
Dia menjelaskan bahwa sejak RS Indonesia tidak lagi beroperasi akibat serangan Israel tanpa henti, Farid beserta dua orang WNI relawan MER-C lainnya berpindah ke Gaza Selatan.
“Mas Farid adalah satu dari tiga relawan MER-C yang sejak awal memutuskan untuk tetap tinggal di Gaza.
Namun, dalam perkembangannya, Mas Farid kemudian memutuskan dan meminta bantuan untuk evakuasi,” tutur Retno.
Saat ini, Farid telah berada di perbatasan Rafah wilayah Mesir bersama tim evakuasi KBRI Kairo.
Menlu Retno menceritakan proses evakuasi Farid yang memerlukan waktu panjang dan proses yang sangat kompleks, terutama dalam upaya memasukkan namanya ke dalam daftar warga negara asing yang diizinkan melintas dari Gaza ke Mesir.
“Proses memasukkan nama ke daftar sekali lagi merupakan proses yang sangat tidak mudah.
Baca juga: Warga Gaza Terancam Kelaparan, Tentara Israel Bakar Bantuan Makanan dan Minuman untuk Warga Sipil
Sebagaimana diketahui, selama berlangsungnya jeda kemanusiaan, perbatasan Rafah juga tidak selalu terbuka untuk arus keluar karena prioritas diberikan bagi arus masuk bantuan kemanusiaan,” ujar Retno.
Setelah proses yang panjang dan rumit tersebut, kata dia, akhirnya Farid bisa keluar dari Gaza dan segera dibawa ke lokasi yang lebih aman di Mesir.
Tim evakuasi KBRI Kairo selanjutnya akan membawa Farid ke Kairo dan memfasilitasi kepulangannya segera ke Indonesia.
Perang harus diakhiri Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pada Jumat (8/12/2023) menyerukan agar perang di Gaza segera diakhiri dan konferensi perdamaian internasional segera digelar.
Ini dilakukan untuk mencari solusi politik yang langgeng yang mengarah pada pendirian sebuah negara Palestina.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters di kantornya di Ramallah, Abbas (87) mengatakan bahwa konflik antara Israel dan Palestina secara umum telah mencapai tahap yang mengkhawatirkan sehingga membutuhkan konferensi internasional dan jaminan dari kekuatan dunia.
Selain perang Israel dengan Hamas di Gaza, ia mengatakan pasukan Israel telah mengintensifkan serangan mereka di mana-mana di Tepi Barat yang diduduki selama setahun terakhir dengan para pemukim yang meningkatkan kekerasan terhadap kota-kota Palestina.
Dia menegaskan kembali posisinya yang telah lama mendukung negosiasi daripada perlawanan bersenjata untuk mengakhiri pendudukan yang telah berlangsung lama.
“Saya mendukung perlawanan damai.
Baca juga: Internet di Gaza Kembali Terputus Ditengah Meningkatnya Serangan Israel ke Gaza
Baca juga: Xavi dan Guendogan Sejalan Ungkap Penyebab Kekalahan Barcelona di Tangan Girona
Saya mendukung negosiasi berdasarkan konferensi perdamaian internasional dan di bawah naungan internasional yang akan menghasilkan solusi yang akan dilindungi oleh kekuatan dunia untuk mendirikan negara Palestina yang berdaulat di Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur,” katanya.
Abbas berbicara ketika Israel meningkatkan serangannya ke Gaza.
Dalam dua bulan peperangan, perang tersebut telah menewaskan lebih dari 17.000 orang, melukai 46.000 orang dan memaksa pengungsian sekitar 1,9 juta orang, lebih dari separuhnya kini berlindung di daerah-daerah di pusat Gaza atau dekat dengan perbatasan Mesir.
Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa ide konferensi internasional telah didiskusikan di antara berbagai mitra.
Namun, proposal tersebut masih dalam tahap yang sangat awal.
“Ini adalah salah satu dari banyak pilihan di atas meja yang kami dan pihak-pihak lain akan pertimbangkan dengan pikiran terbuka, tetapi belum ada keputusan yang dibuat mengenai hal itu,” kata pejabat tersebut dengan syarat tidak disebutkan namanya.
Israel meluncurkan kampanye untuk memusnahkan gerakan Hamas yang memerintah Gaza setelah para pejuang Hamas melakukan serangan ke kota-kota Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera 240 sandera, menurut perhitungan Israel.
Abbas mengatakan bahwa berdasarkan kesepakatan internasional yang mengikat, ia akan menghidupkan kembali Otoritas Palestina yang telah melemah, melaksanakan reformasi yang telah lama ditunggu-tunggu dan mengadakan pemilihan presiden dan parlemen, yang ditangguhkan setelah Hamas menang pada tahun 2006 dan kemudian mendorong PA keluar dari Gaza.
Ia mengatakan bahwa PA telah mematuhi semua kesepakatan damai yang ditandatangani dengan Israel sejak Perjanjian Oslo 1993 dan kesepahaman yang mengikutinya selama bertahun-tahun. Namun, Israel telah mengingkari janjinya untuk mengakhiri pendudukan.
(Kompas.com)
Baca juga: Qatar Minta Dilakukan Penyelidikan Internasional Terhadap Kejahatan Israel di Gaza
Baca juga: CEMEN, Seorang Pria Gantung Diri Setelah Diputusin Pacar
Baca juga: Tentara Israel Tangkap Direktur RS Al-Shifa di Gaza
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang WNI Relawan MER-C Berhasil Dievakuasi dari Gaza ke Mesir",
Belum Jadi WNI, Kimberly Ryder Tetap Rayakan HUT RI ke-80 dengan Penuh Cinta |
![]() |
---|
Membunuh ART asal Indonesia, Finalis MasterChef Malaysia Dipenjara 34 Tahun |
![]() |
---|
152 WNI Overstayer Dideportasi dari Arab Saudi, Mayoritas PMI Nonprosedural Tiba 1 Mei |
![]() |
---|
MUI Mengatakan Rencana Evakuasi 1.000 Rakyat Gaza ke Indonesia Menimbulkan Banyak Kontroversi |
![]() |
---|
Penambang di Papua Pegunungan Dibunuh Kelompok Kriminal Bersenjata, Evakuasi Sedang Dilakukan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.