Kilas Balik Tsunami 2004

Kisah Wanita Hamil Selamat dari Tsunami Aceh 2004, Namun Kehilangan Anggota Keluarganya

Dalam kesempatan itu Nazariah juga mengatakan, sempat tiga kali terjatuh ketika lari menyelamatkan diri

Penulis: TM Farizi | Editor: Muliadi Gani
SERAMBINEWS.COM
Memperingati dan Kilas Balik 19 Tahun Tsunami Aceh Wanita Hamil Selamat Dari Terjangan Ombak 

Kisah Wanita Hamil Selamat dari Tsunami Aceh 2004, Namun Kehilangan Anggota Keluarganya

PROHABA.CO - Hari ini, tanggal 26 Desember 2023, akan menjadi peringatan 19 tahun tragedi tsunami yang melanda Aceh pada 2004 silam.

Pada tanggal yang sama pada tahun 2004, Aceh beserta dunia merasakan duka yang mendalam karena dampak yang dahsyat tsunami pada kota Serambi Mekkah tersebut.

Tsunami itu menyisakan berbagai kisah pilu, termasuk kisah seorang wanita hamil yang bertahan dari terjangan ombak, yang diterbitkan di koran Serambi pada 3 Januari 2005 lalu.

Melansir dari Serambinews.com, berikut kisah yang telah dirangkum kembali.

Seorang wanita desa pedalaman di Kemukiman Meuraksa, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe, selamat dari hantaman gelombang tsunami, meski pun tubuhnya penuh dengan luka.

Namun sayang, ibu, kakek, nenek dan makciknya meninggal.

Baca juga: Kisah Pria Disabilitas yang Selamat dari Tsunami Aceh, Tidur di Bubungan Bersama Mayat

Adalah Nazariah binti Ishak (23) warga Desa Jamboe Timur, mengaku amat sedih dengan cobaan yang dialaminya, apalagi sekarang dalam keadaan hamil anak kedua.

Bukan hanya sekeluarga hilang dalam musibah itu, tapi rumah tempat berteduh yang letaknya sekitar 500 meter dengan tepi pantai Meuraksa Juga telah diangkut gelombang entah kemana serta harta bendanya ludes.

Nazariah mengisahkan tragedi yang dialaminya.

Ia menyebutkan, pada saat itu dia sedang melakukan kegiatan sehari-hari di rumahnya yang berkontruksi papan, tiba- tiba terjadi gempa.

Tidak lama setelah gempa tersebut, Nazariah rencana kembali melakukan aktivitasnya, ia lalu mendengar teriakan bahwa air laut telah naik ke darat.

Pertama ia tenang-tenang saja, tapi karena keadaan tidak menguntungkan dan karena sejumlah penduduk lari mengosongkan kampung, akhirnya Nazariah juga ikut lari.

Baca juga: KISAH Korban Gempa dan Tsunami Aceh 2004 yang Selamat

Dia tidak peduli dengan harta benda yang ada di dalam rumah, kecuali membawa seorang anak kandungnya yang masih berusia tiga tahun.

Tatkala keluar dari rumah, dia teringat pada ibunya masih di dalam, lantas kembali menjemput ibunya Ummlyah (53).

Ketika la telah lari sekitar 200 meter menuju rumah, gelombang dengan cepat mengejar dan menyapu kakinya sehingga ia jatuh.

Ibunya Ummiyah yang telah tua juga jatuh dan dibawa arus.

Sebenarnya, ia berhasrat membantu sang orang yang melahirkannya, tapi beberapa orang berteriak supaya cepat lari karena air sedang membawa bangunan.

Nazariah mengaku melihat ibunya diseret air, kemudian menghilang entah kemana yang akhimya ditemukan meninggal.

Bukan hanya kehilangan ibu kandung, tapi Nazariah mengaku ikut kehilangan Kakeknya Abdullah Gani (80), Neneknya Ramlah (68) dan makciknya Barhensyah (30).

Baca juga: Mengenang Kilas Balik 19 Tahun Berlalu Bencana Tsunami Menerpa Aceh

Keempat keluarganya telah kembali pada yang Maha Kuasa, entah siapa akan mengurusnya jika nantinya melahirkan anak kedua dari hasil perkawinan dengan suami.

Dalam kesempatan itu Nazariah juga mengatakan, sempat tiga kali terjatuh ketika lari menyelamatkan diri, sehingga sekujur tubuhnya masih terlihat bekas luka, seperti di siku, tangan, bagian kaki dan juga di bagian punggung.

Nazariah juga merasa khawatir terhadap kondisi anak dalam kandungannya, karena waktu dia lari menyelamat diri tiga kali jatuh dan sekali diantaranya ikut terkena kandungan, namun ia harap tidak terpengaruh dengan kondisi anaknya.

Tragedi yang sama juga dirasakan Ny Roslina (29) masih warga Desa Jamboe Timur yang tidak jauh dengan rumah Nazariah.

Wanita kulit kuning langsat itu mengaku dua makciknya benama Maryam dan Nursiah adik kakak tewas ditelan gelombang tsunami, sementara Roslina berhasil lari menyelamatkan diri dengan menaiki sebuah mobil.

Baca juga: Mengenang 19 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Alam Dahsyat yang Memilukan dan Menyayat Hati

Demikian pula Ny Fatimah (50), tatkala melarikan diri sempat terjatuh bangun, sehingga kakinya tertusuk kayu hingga tembus.

Sampai kemarin masih nampak bekas tertusuk yang belum sembuh, dia sempat selamat karena dibawa lari orang lain.

Namun, tiga anak kandungnya meninggal ditelan ombak.

Sementara Imam Desa Jamboe Timur, Tgk Muhammad Yusufldris (50) kepada Serambi mengatakan, Jamboe Timur merupakan desa terparah di kecamatan Blang Maryat.

Sedikitnya. 70 warga desa itu meninggal dunia karena dihantam gelombang tsunami, rumah penduduk serta areal tambak semuanya dimangsain ya, kata M Yusuf.

(Arsip Serambi Indonesia/Serambinews.com/Syamsul Azman)

 

Baca juga: Atta Halilintar Ajak Aurel Hermansyah Liburan ke Korea, Datangi Lokasi Syuting BLACKPINK

Baca juga: Gempa Dahsyat Guncang Cina, 116 Orang Tewas dan Puluhan Bangunan Hancur

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved