Konflik Palestina vs Israel

Tak Ada Jeda, Militer Israel Terus Bombardir Gaza Menyebabkan Puluhan Orang Tewas

Pihak berwenang Palestina mengatakan pada hari Kamis bahwa setidaknya 50 orang telah tewas ketika Israel membombardir setiap sudut Gaza.

Penulis: Luthfi Alfizra | Editor: Muliadi Gani
Mohammed Abed/AFP
Anak-anak Palestina berlarian saat melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan. 

Tak Ada Jeda, Militer Israel Terus Bombardir Gaza Menyebabkan Puluhan Orang Tewas

PROHABA.CO, YERUSALEM - Serangan militer Israel kepada sebuah perumahan dekat dengan Rumah Sakit Khusus Kuwait di Rafah telah menewaskan 20 orang termasuk wanita dan anak-anak pada Kamis (28/12/2023).

Melansir dari Aljazeera, "Serangan udara telah meratakan bangunan tempat tinggal yang penuh dengan pengungsi," kata koresponden Aljazeera Tareq Abu Azzoum, melaporkan setelah serangan Israel pada Kamis (28/12/2023) di dekat rumah sakit Kuwait.

“Sampai saat ini, operasi penyelamatan yang dilakukan oleh ambulans dan tim pertahanan sipil terus mengevakuasi orang-orang dari bawah reruntuhan.”

Pihak berwenang Palestina mengatakan pada hari Kamis bahwa setidaknya 50 orang telah tewas ketika Israel membombardir setiap sudut Gaza, di mana lebih dari 21.320 warga Palestina telah terbunuh dan hampir 90 persen penduduknya mengungsi.

Serangan Israel yang meingkat di seluruh wilayah Gaza ini menargetkan Beit Lahiya, Khan Younis, Rafah, dan Maghazi.

Tak ada tempat untuk warga Palestina di daerah kantong tersebut untuk berlindung.

Baca juga: Mengenal Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas di Gaza yang Diincar Israel

Lebih dari 200 orang telah tewas dalam serangan militer Israel di wilayah tersebut selama 24 jam terakhir, kata Ashraf al-Qudra selaku juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza pada Kamis (28/12/2023).

Serangan Israel di Gaza telah menjadi salah satu yang paling merusak dalam sejarah modern, menimbulkan banyak korban kemanusiaan dan menuai tuduhan kampanye hukuman kolektif terhadap warga sipil Palestina.

Hampir tiga bulan setelah pertempuran, pejuang Hamas terus melakukan perlawanan keras terhadap pasukan Israel, termasuk di Gaza utara, di mana serangan Israel yang terus menerus membuat wilayah tersebut tidak dapat dikenali.

Setidaknya 25 persen orang di Gaza mengalami kelaparan setelah Israel mengepung dan membatasi jatah makanan, bahan bakar, air, dan listrik bagi warga Gaza, kata pejabat PBB.

“Ini sudah cukup sulit, mencari makanan sehari-hari, menemukan air minum, dengan jumlah orang sebanyak ini yang berkumpul di satu kota,” kata warga Gaza, Mohammed Thabet, kepada Abu Azzoum setelah serangan di Rafah .

Baca juga: Reaksi Atas Kematian Jenderalnya, Iran Bersumpah Akan Gulingkan Rezim Zionis Netanyahu

Baca juga: Penjara Penuh, Presiden Sri Lanka Bebaskan 1.000 Tahanan

“Karena letaknya dekat dengan perbatasan Mesir di ujung selatan Jalur Gaza, orang-orang merasa tidak ada lagi yang bisa dilakukan, seolah-olah mereka hanya perlu menunggu dan berharap yang terbaik.”

Ketika ditanya apakah ia merasa aman di Gaza selatan, Thabet berkata, “Setelah semua yang kami lihat, tidak sama sekali.

Tidak ada tempat yang aman di Gaza.”

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved