Narkotika

Ekuador Berlakukan Keadaan Darurat Usai Gembong Narkoba Paling Berbahaya Melarikan Diri Dari Penjara

Jose Adolfo Macias (44) merupakan pemimpin dari geng Los Choneros, ia dinyatakan hilang melarikan diri oleh polisi setempat saat dilakukan pemeriksaan

Penulis: Luthfi Alfizra | Editor: Muliadi Gani
AFP
Anggota kepolisian Ekuador memindahkan mayat seorang narapidana yang tewas di atap pavilion Penjara Guavas 1 di Guayaquil, Ekuador, pada 13 November 2021. Pertikaian di penjara itu menyebabkan 68 narapidana tewas. 

Dalam beberapa tahun terakhir, geng-geng di Ekuador yang memiliki hubungan dengan kartel Meksiko dan Kolombia bersaing untuk mendapatkan kendali sehingga menciptakan kekerasan yang meledak di Ekuador.

Biasanya para geng-geng tersebut perang di penjara-penjara Ekuador di mana para pemimpin kriminal seperti Fito sangat berpengaruh.

Baca juga: Ilmuwan Teliti Jasad Alien di Meksiko, Tidak Ditemukan Hasil Rekayasa

Baca juga: Mantan Narapidana Nusakambangan, Bandar Sabu Ditangkap Lagi Setelah Bebas 6 Bulan

Sejak tahun 2021 lalu, sekitar 460 napi tewas dalam pertempuran tersebut bahkan tubuh mereka seringa ditemukan telah terpotong-potong atau bahkan dibakar.

Fito merupakan penjahat dengan karakteristik yang berbahaya karena ia telah mempelajari hukum di penjara sehingga aktivitas sehari-harinya memiliki karakteristik terorisme.

"pencarian terus berlanjut, ia akan ditemukan, dia harus ditemukan," kata juru bicara tersebut.

Sejumlah kerusuhan telah terjadi di lembaha pemasyarakatan di enam provinsi di Ekuador setelah pelarian Fito.

Polisi dan tentara bersenjata lengkap memasuki penjara El Oro, Loja, Chimborazo, Cotopaxi, Azuay dan Pichincha, setelah itu militer menyebarkan gambar narapidana setengah telanjang yang ditangkap di halaman.

SNAI mengatakan tidak ada korban luka akibat “insiden” tersebut.

Video lain di media sosial, yang tidak diverifikasi oleh pihak berwenang, dimaksudkan untuk menunjukkan narapidana yang mengenakan penutup kepala mengancam petugas dengan pisau saat mereka memohon agar nyawa mereka tetap dipertahankan.

Noboa berkuasa dengan janji untuk memberantas geng dan ketidakamanan.

Dalam kampanyenya, ia mengusulkan pembentukan sistem peradilan terpisah untuk kejahatan paling serius, memiliterisasi perbatasan dengan Kolombia dan Peru, dan memenjarakan pelaku paling kejam di kapal tongkang lepas pantai.

Pekan lalu, ia mengumumkan pembangunan dua penjara baru dengan keamanan maksimum yang serupa dengan yang dibangun oleh Presiden El Salvador Nayib Bukele, yang memimpin tindakan keras kontroversial terhadap geng-geng yang dianggap telah mengurangi secara drastis tingkat pembunuhan di negaranya.

(Penulis adalah mahasiswa Internship dari Universitas Teuku Umar, Meulaboh)

 

Baca juga: Terkait Genosida Israel di Gaza, Mahkamah Internasional Tindak Lanjuti Laporan Afrika Selatan

Baca juga: Tiga Orang Divonis Mati dalam Kasus Penyelundupan 200 Kg Sabu, Satu Pelaku Diduga Kabur di jakarta

Baca juga: Diduga Terlibat Sindikat Prostitusi di Malaysia, 32 Wanita Indonesia Ditangkap

 

Update berita lainnya di PROHABA.CO dan Google News.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved