Konflik Palestina vs Israel

Operasi Al-Qassam di Al-Maghazi Tewaskan 20 Perwira IDF, Netanyahu: Hari Tersulit

Serangan yang terjadi pada Senin (22/1/2024) itu, menjadi salah satu hari terburuk bagi Israel dimana lebih dari 20 perwira Pasukan Pertahanan Israel 

Editor: Muliadi Gani
Via Tribun
Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas di Gaza.  

PROHABA.CO -  Serangan yang terjadi pada Senin (22/1/2024) itu, menjadi salah satu hari terburuk bagi Israel dimana lebih dari 20 perwira Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tewas.

Seorang senior di kelompok sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengungkapkan rincian operasi di kamp pengungsi Al-Maghazi, Gaza tengah.

Al-Qassam mengungkapkan, sebelum mengeksekusi IDF, mereka telah ditempatkan di wilayah operasi itu selama berminggu-minggu.

Namun, selama berminggu-minggu itu, pejuang Al-Qassam tidak menargetkan pasukan IDF yang menyusup ke kamp pengungsi.

Ia mengatakan ada perintah agar pejuang Al-Qassam menunggu target berharga dari IDF.

"Pejuang kami telah ditempatkan selama berminggu-minggu di wilayah operasi sebelah timur Al-Maghazi, meskipun terjadi pemboman yang intens dan terus-menerus oleh Israel," kata senior Al-Qassam, dilansir Palestine Chronicle, Rabu (24/1/2024).

"Instruksinya adalah menghindari keterlibatan dengan pasukan yang menyusup ke kamp Al-Maghazi sambil menunggu target yang berharga," imbuhnya.

Selama itu, lanjut senior Al-Qassam tersebut, para pejuang memantau pasukan IDF.

Baca juga: Hamas Sukses Lawan Israel dalam Empat Hari Terakhir, IDF Masuk Jebakan

Al-Qassam juga mengidentifikasi mereka berdasarkan pangkat dan peralatannya.

Pejuang Al-Qassam memilih untuk tidak terllibat dengan pasukan IDF lainnya yang berdiri di atas ladang ranjau yang telah disiapkan sebelumnya oleh Al-Qassam.

Namun, Al-Qassam menunggu IDF menyelesaikan tugasnya dan memasang bahan peledak, baru kemudian menargetkannya.

"Para pejuang (Al-Qassam) memilih untuk tidak terlibat dengan pasukan infanteri (IDF) yang berdiri di atas ladang ranjau."

"Kami menunggu pasukan (IDF) menyelesaikan tugas mereka dan memasang bahan peledak."

"Baru setelahnya kami menargetkan mereka menggunakan peluru anti-personel," urai sumber tersebut.

Selain pasukan IDF, Al-Qassam diketahui juga menghancurkan tank dan dua buldoser militer Israel di barat Khan Younis, Gaza selatan, menggunakan peluru Al-Yassin 105.

Baca juga: Brigade Al-Qassam Luncurkan Rudal ke Tel Aviv Saat Israel Rayakan Tahun Baru

Israel Gigit Jari

Sementara itu, para pejabat tinggi Israel mengecam "bencana besar" di Jalur Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu; Presiden Israel, Isaac Herzog; Menteri Keamanan, Yoav Gallant; Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben-Gvir; dan pemimpin oposisi, Yair Lapid dan Naftali Bennet; termasuk di antara mereka yang mengomentari dan menyoroti kemampuan perlawanan Palestina.

"Pagi yang sangat sulit dan tidak tertahankan, di mana semakin banyak nama putra-putra (pasukan IDF) kita yang terbaik, tertulis di batu nisan para pahlawan, dalam perang yang tidak memiliki keadilan," cuit Herzog di X, dikutip Al Mayadeen.

Terpisah, Netanyahu menekankan pendudukan Israel "mengalami satu hari tersulit sejak pecahnya perang."

Lalu, Gallant menggambarkan operasi di Al-Maghazi sebagai hal yang "sulit dan menyakitkan."

Ia menekankan Operasi Banjir Al-Aqsa yang sedang berlangsung "akan menentukan masa depan Israel selama beberapa dekade mendatang."

Gallant mengklaim bahwa insiden baru-baru ini akan memaksa pihak berwenang untuk "mencapai tujuan" perang genosida Israel di Gaza.

Terakhir, Lapid yang sependapat dengan rekan-rekannya, menyebut tewasnya puluhan pasukan IDF "sangat sulit."

Baca juga: Ribuan Warga Israel Gelar Aksi Demo, Tuntut Pemecatan Perdana Menteri Netanyahu

Jihad Islam: Operasi Al-Maghazi Jadi Bukti Israel Gagal Capai Tujuannya

Menanggapi operasi di kamp pengungsi Al-Maghazi oleh Brigade Al-Qassam, gerakan Jihad Islam memberikan pujian.

Anggota senior biro politik Jihad Islam, Ihsan Ataya, mengatakan tewasnya lebih dari 20 perwira dalam operasi Al-Maghazi menjadi bukti bahwa rezim Zionis gagal mencapai tujuannya dalam perang di Gaza.

Ia mengatakan kepada media Palestina bahwa rezim Israel "syok" setelah dua lusin tentaranya tewas dalam pertempuran melawan pejuang perlawanan Palestina.

Jumlah itu sejauh ini merupakan jumlah kematian terbesar dalam sehari di kalangan tentara Israel sejak 7 Oktober 2023.

Operasi itu terjadi di tengah pertempuran sengit di sekitar kota utama Khan Younis di selatan, yang terus-menerus diserang Israel selama beberapa hari terakhir.

"Sejak hari pertama serangan Israel di Jalur Gaza (7 Oktober 2023), terjadi koordinasi antara pasukan perlawanan Palestina untuk menghadapi penjajah Zionis," ujar Ataya, dikutip dari IRNA.

"Kami tahu bahwa persatuan di medan perang adalah pilar penting bagi kemenangan melawan rezim Israel," tambahnya.

 

Baca juga: Viral Video, Brigade Al Quds Sempatkan Baca Doa dan Al Quran Sebelum Serang Tentara IDF

Baca juga: Menlu Retno Walk Out Saat Dubes Israel Beri Pernyataan di DK PBB

Baca juga: AS dan Inggris bombardir Yaman imbas serangan Kelompok Houthi di Laut Merah

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Syok, Operasi Al-Qassam di Al-Maghazi Tewaskan 20 IDF, Netanyahu: Hari Tersulit, 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved