Harga Beras Mahal

Wah! Mahalnya Harga Beras di Indonesia Ternyata Ikut Jadi Sorotan Media Internasional

Mahalnya harga beras di Indonesia saat ini ternyata ikut menjadi sorotan media internasional.

Editor: Jamaluddin
KOMPAS.COM/RUBY RACHMADINA
Pemko Bogor, Jawa Barat, memastikan stok beras aman hingga dua bulan ke depan. 

Salah satu kantor berita terbesar di dunia, Reuters, pada Rabu (28/2/2024) menerbitkan artikel berjudul "Sprawling queues for subsidised rice highlight plight of Indonesia's poor" di situs web mereka.  

PROHABA.CO, JAKARTA - Mahalnya harga beras di Indonesia saat ini ternyata ikut menjadi sorotan media internasional.

Salah satu kantor berita terbesar di dunia, Reuters, pada Rabu (28/2/2024) menerbitkan artikel berjudul "Sprawling queues for subsidised rice highlight plight of Indonesia's poor" di situs web mereka.  

Dalam artikel tersebut, media yang berkantor pusat di London, Inggris, ini menekankan bahwa kenaikan harga beras sudah menambah penderitaan bagi rakyak miskin di Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, Kantor Berita Reuters memulai laporannya dengan menceritakan situasi yang terjadi di Pasar Murah yang diadakan oleh Perum Bulog di Kota Bekasi, Jawa Barat, yang jaraknya sekitar 25 kilomter (Km) dari ibu kota Jakarta.

"Di bawah sinar matahari sore, puluhan orang Indonesia, kebanyakan perempuan, berkumpul dalam antrean yang mengular untuk membeli sekarung beras bersubsidi.

Tangan mereka menjulur melewati gerbang besi untuk mengambil kupon yang menjamin mereka mendapat tempat untuk melakukan pembelian," tulis Reuters dalam artikel tersebut.

Dijelaskan, Pasar Murah tersebut menggambarkan perjuangan masyarakat kurang mampu di Indonesia untuk mendapatkan beras yang menjadi bahan pokok dalam setiap makanan di negara dengan penduduk terpadat di Asia Tenggara ini.

Reuters menulis, sebagai makanan pokok bagi sebagian besar dari 270 juta penduduk Indonesia, harga beras sudah naik lebih dari 16 persen sejak tahun lalu.

Penyebabnya, menurut Reuters, fenomena cuaca El Nino sudah mengurangi curah hujan di sebagian besar wilayah Asia pada 2023 lalu, sehingga mengurangi produksi gabah dan memicu tekanan inflasi pangan bagi beberapa konsumen yang paling sensitif terhadap harga.

Masih, seorang penjual kelapa berusia 55 tahun, termasuk di antara mereka yang berdesak-desakan untuk membeli sekarung beras seberat 5 kilogram (Kg).

"Lebih baik mengantre dan menyimpan beras di rumah.

Di pasar harganya mahal, jadi lebih baik beli yang murah di sini," katanya kepada Reuters dikutip dari Kompas.com.

Harga beras di Pasar Murah dibatasi Rp 10.600 per Kg atau lebih murah dibanding harga di pasar terbuka yang mencapai Rp 14.300 per Kg.

Namun, Bulog membatasi penjualan hingga 10 Kg per pelanggan untuk mencegah penimbunan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved