Kisah Perang Dunia II

‘Penyihir Malam,’ Pasukan Pilot Perempuan Uni Soviet yang Ditakuti Pasukan Nazi, Begini Kisah Mereka

Salah satu elemen penting dalam kemenangan Uni Soviet itu adalah pasukan pilot perempuan yang dijuluki ‘Penyihir Malam.’

Editor: Jamaluddin
AFP via BBC INDONESIA
Sebagian besar relawan Resimen Pengebom Malam Ke-588 Uni Soviet masih berusia remaja dan ingin berjuang untuk negara mereka. 

Ia kemudian memiliki peran besar dalam pembentukan pasukan perempuan.

Marina Raskova merupakan perempuan pertama di Uni Soviet yang menerima ijazah pilot profesional.

Raskova dipandang sebagai pahlawan ketika ia memecahkan rekor untuk penerbangan jarak jauh tanpa henti pada 1938.

Marina Raskova
Marina Raskova adalah perempuan Uni Soviet pertama yang memperoleh ijazah pilot profesional. (AFP via BBC INDONESIA)

Pada penerbangan historis itu, Raskova tidak bertugas sebagai pilot tapi sebagai ahli navigasi dalam kru yang terdiri atas dua perempuan lainnya.

Perjalanan itu cukup berbahaya, dan sang ahli navigasi terpaksa terjun dengan parasut sebelum pesawat melakukan pendaratan darurat.

Raskova menghabiskan sepuluh hari sendirian di hutan Siberia yang dingin tanpa makanan dan hanya sedikit air sambil mencari pesawat itu.

Petualangannya kemudian ia tuangkan ke dalam buku yang menceritakan soal pengalamannya bertahan hidup.

Berkat buku itu, Raskova menjadi terkenal di Uni Soviet.

Berkat ketenaran Raskova, banyak perempuan muda Soviet meminta agar mereka bisa ikut berjuang demi negara--tidak hanya ditempatkan sebagai juru ketik atau perawat.

Akhirnya, Raskova datang ke pemimpin Uni Soviet, Josef Stalin.

Ia meminta izin kepada Stalin untuk membentuk pasukannya sendiri, yang hanya terdiri atas pilot perempuan.

Stalin setuju, dan Raskova menciptakan tiga resimen perempuan: Resimen Tempur Udara Ke-568, Resimen Pengebom Udara Ke-587, dan Resimen Pengebom Malam Ke-588, yang kemudian dikenal sebagai ‘Penyihir Malam.’

Dengan demikian, Uni Soviet menjadi negara pertama yang resmi memperbolehkan perempuan untuk ikut bertempur.

“Saat itu ada banyak pilot perempuan, namun hampir tidak ada ahli navigasi atau mekanik andal.

Sehingga mereka harus melatih para perempuan agar dapat menguasai keterampilan-keterampilan itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved