Tahukah Anda

Bisakah Seseorang Melupakan Bahasa Aslinya, Berikut Penjelasan Ahli

Bahasa ibu atau bahasa pertama merupakan bahasa yang dikenal seseorang sejak lahir hingga pembentukan diri menuju dewasa.

Editor: Muliadi Gani
FOTO: META AI
MENGGUNAKAN BAHASA IBU - Ilustrasi dua orang yang lama tak bersua lalu bercakap-cakap menggunakan bahasa ibu atau bahasa aslinya. 

PROHABA.CO - Bahasa ibu atau bahasa pertama merupakan bahasa yang dikenal seseorang sejak lahir hingga pembentukan diri menuju dewasa.

Bahasa ini disebutkan sangat mudah dan paling nyaman digunakan oleh seseorang.

Bahasa ibu atau bahasa asal adalah bahasa yang pertama kali dipelajari dan sering kali menjadi bagian penting dari identitas seseorang. 

Bahasa ini memungkinkan kita untuk terhubung dengan keluarga, teman, serta memahami budaya dan warisannya.  

Namun, apakah mungkin seseorang melupakan bahasa aslinya jika ia pindah ke negara lain dan mulai menggunakan bahasa yang berbeda?

Para ahli bahasa menyebut fenomena ini sebagai “pengurangan bahasa asli” atau ‘native language attrition’, yaitu proses ketika seseorang menjadi kurang fasih dalam bahasa ibunya seiring waktu, terutama jikabahasa tersebut jarang digunakan.

Menurut para pakar, seseorang memang bisa melupakan bahasa ibunya dalam kondisi tertentu.

Hal ini terutama terjadi pada anak-anak yang pindah ke negara lain dan tumbuh dengan menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa aslinya.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Cerebral Cortex tahun 2003 menemukan bahwa anak-anak yang lahir di Korea, tetapi diadopsi oleh keluarga di Prancis antara usia 3 hingga 8 tahun, ketika mereka berusia 30 tahun, tidak memiliki kemampuan berbahasa Korea yang lebih baik dibandingkan orang Prancis asli yang tidak pernah terpapar bahasa Korea.

Namun, semakin tua seseorang saat berpindah ke lingkungan bahasa baru, semakin kecil kemungkinan mereka melupakan bahasa aslinya.

Laura Dominguez, seorang profesor linguistik dari University of Southampton, menjelaskan bahwa remaja atau orang dewasa cenderung mempertahankan bahasa ibu mereka karena mereka sudah memiliki dasar yang lebih kuat dalam bahasa tersebut. 

Baca juga: Bisakah Manusia Hidup di Bawah Tanah untuk Hindari Perubahan Iklim?

Mudah dilupakan

Meskipun kecil kemungkinan seseorang benar-benar melupakan bahasa ibunya sepenuhnya, ada bagian tertentu dari bahasa yang lebih rentan hilang dibandingkan yang lain.

Kosakata adalah bagian yang paling mudah terlupakan, bahkan dalam waktuyang relatif singkat.

Misalnya, seorang mahasiswa asal Inggris yang belajar selama satu semester di Spanyol mungkin mengalami kesulitan untuk mengingat beberapa kata dalam bahasa Inggris saat kembali ke negaranya.  

Namun, hal ini bukan berarti kata-kata tersebut benar-benar hilang.

Otak hanya membutuhkan waktu lebih lama untuk mengaksesnya, seperti sedang mencari di dalam “lemari arsip” yang berisi dua bahasa berbeda.

Begitu seseorang kembali terbiasa menggunakan bahasa ibu, kecepatan dalam mengingat kosakata akan meningkat lagi.  

Sementara itu, tata bahasa lebih tahan terhadap lupa dibandingkan kosakata.

Sebuah penelitian tahun 2023 di The Language Learning Journal menemukan bahwa penutur asli bahasa Spanyol yang telah berbicara bahasa Inggris selama lebih dari 15 tahun di Inggris tidak mengalami perubahan dalam cara mereka menggunakan bentuk waktu sekarang dalam bahasa Spanyol, meskipun struktur ini berbeda dari bahasa Inggris. 

Bahasa kedua

Prinsip serupa juga berlaku dalam kehilangan bahasa kedua.

Seberapa banyak seseorang melupakan bahasa kedua bergantung pada seberapa lama dan seberapa dalam mereka mempelajarinya.  

Jika seseorang kembali menggunakan bahasa tersebut, mereka mungkin akan terkejut dengan seberapa banyak yang masih mereka ingat.

Antonella Sorace, seorang profesor linguistik perkembangan dari University of Edinburgh, menjelaskan bahwa meskipun seseorang merasa telah melupakan semuanya, otak mereka sebenarnya masih menyimpan informasi tersebut. 

Baca juga: Masih Bisakah Mengqadha Puasa Seminggu Menjelang Ramadhan? Berikut Penjelasan UAS dan Buya Yahya

Reversi bahasa

Sebaliknya, orang yang menderita kondisi seperti demensia dan merupakan penutur dua bahasa mungkin lebih cenderung mengalami kebingungan bahasa.

Mereka bisa kembali menggunakan bahasa ibu mereka secara dominan dan melupakan bahasa kedua yang telah mereka kuasai selama bertahun-tahun.

Fenomena ini dikenal sebagai reversi bahasa, dan bisa terjadi bahkan setelah seumur hidup menggunakan lebih dari satu bahasa.

Secara umum, seseorang memang bisa kehilangan sebagian kemampuan dalam bahasa ibunya jika jarang digunakan, terutama dalam hal kosakata.

Namun, tata bahasa lebih tahan terhadap pengurangan ini.

Jika seseorang kembali terpapar dengan bahasa ibu mereka, mereka biasanya dapat dengan cepat mengingat kembali keterampilan bahasa tersebut.

Sebaliknya, pada kondisi tertentu seperti demensia, seseorang justru bisa mengalami fenomena sebaliknya, di mana mereka kembali sepenuhnya ke bahasa ibu mereka setelah bertahun-tahun menggunakan bahasa lain. 

Baca juga: Selamat! Bahasa Indonesia Sah Jadi Bahasa Resmi Ke-10 di Unesco

Baca juga: Delapan Bahasa Tertua di Dunia yang Masih Dipakai hingga Kini

Baca juga: Ada 9 Bahasa Paling Diminati untuk Dipelajari di ASEAN

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bisakah Seseorang Melupakan Bahasa Aslinya?", 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved