Mitos atau Fakta

Kutukan Firaun: Mitos atau Fakta? Ini Ulasannya

Kutukan Firaun telah lama menjadi misteri yang membayangi penemuan arkeologis di Mesir,. Hal ini semakin populer sejak penemuan makam Tutankhamun.

Penulis: Riva Ramadhani | Editor: Jamaluddin
CANVA
ILUSTRASI PATUNG FIRAUN - Gambar yang dihasilkan AI pada Rabu (7/5/2025), memperlihatkan ilustrasi patung Firaun. Berikut mitos atau fakta terkait kutukan Firaun. 

Mitos ini semakin populer sejak penemuan makam Tutankhamun oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, pada tahun 1922 silam.

PROHABA.COKutukan Firaun sudah lama menjadi misteri yang membayangi penemuan arkeologis di Mesir.

Keyakinan ini menyebutkan bahwa siapa pun yang membuka makam Firaun akan mengalami nasib buruk, penyakit, atau bahkan kematian.

Mitos ini semakin populer sejak penemuan makam Tutankhamun oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, pada tahun 1922 silam.

Lord Carnarvon dan Kematian Misterius

Lord Carnarvon merupakan salah satu sponsor utama dari ekspedisi arkeologis yang dipimpin oleh Howard Carter untuk mencari makam Firaun Tutankhamun di Lembah Para Raja, Mesir.

Ekspedisi ini dimulai pada tahun 1917, dan akhirnya pada tahun 1922.

Mereka berhasil menemukan makam Tutankhamun yang masih utuh dan penuh dengan harta karun serta artefak berharga.

Lord Carnarvon dinyatakan meninggal dunia beberapa bulan setelah pintu makam dibuka.

Ia dikabarkan meninggal karena infeksi akibat gigitan nyamuk yang tidak tertangani dengan baik.

Media pada masa itu langsung mengaitkan kematiannya dengan Kutukan Firaun, tapi para ilmuwan memiliki pandangan berbeda. 

Dikutip dari laporan British Medical Journal, penelitian terhadap 44 orang Barat yang berada di lokasi saat makam dibuka menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan dalam usia kematian dibanding dengan rata-rata populasi saat itu.

Baca juga: Bukti Pantai Kuno Pernah Ada di Planet Mars, Apakah Pernah atau Akan Ada Kehidupan di Planet ini?

Penjelasan Ilmiah: Jamur dan Bakteri Berbahaya

Penjelasan ilmiah mengungkapkan bahwa makam yang tertutup selama ribuan tahun dapat menyimpan spora jamur beracun, termasuk jenis Aspergillus.

Jamur ini dapat menyebabkan infeksi pernapasan serius jika terhirup dalam jumlah besar.

Namun, hingga kini tidak ditemukan bukti kuat bahwa paparan tersebut cukup mematikan secara instan, apalagi menyerupai 'kutukan.'

Selain jamur, para peneliti juga mempertimbangkan adanya gas beracun yang terperangkap di dalam ruang tertutup selama ribuan tahun.

Menurut situs National Geographic, gas semacam ini jika dihirup dalam ruang terbatas bisa menyebabkan pusing atau bahkan kematian.

Meski begitu, teori ini belum terbukti secara konklusif.

Nocebo Effect: Kutukan yang Dipercaya Menjadi Nyata

Selain faktor medis, teori efek nocebo juga dianggap berperan.

Efek ini terjadi ketika seseorang mengalami gejala negatif akibat keyakinan bahwa sesuatu akan membahayakan mereka.

Selain itu dikutip dari  Scroll.in Article psychology, rasa takut dan stres yang tinggi diduga memperburuk kondisi fisik para penjelajah makam, seolah-olah 'kutukan' itu nyata.

Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang sahih yang mampu membuktikan keberadaan kutukan Firaun.

Sebagian besar kematian yang terjadi setelah penemuan makam Tutankhamun diyakini sebagai hasil dari infeksi, usia lanjut, atau kebetulan.

Baca juga: Harta Karun Kuno Hilang dari British Museum, FBI Ikut Selidiki

Baca juga: Peneliti Temukan Kota Kuno Berusia 4.000 Tahun Tersembunyi di Oasis Arab Saudi

Sementara itu, mitos tetap hidup di tengah masyarakat, memperkaya legenda yang menyelimuti tanah Mesir kuno.

Sebagai sebuah mitos, Kutukan Firaun tetap menjadi daya tarik yang mengundang rasa penasaran, meski faktanya cenderung mengarah pada fenomena alamiah dan psikologis semata. (Penulis adalah mahasiswa intersnship dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala) 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved