Berita Banda Aceh

Kapal Nelayan Asal Meulaboh Karam di Muara Krueng Aceh Sekitar Tugu Titik Km Nol Banda Aceh

Satu unit kapal milik nelayan asal Meulaboh karam di pintu masuk muara Krueng Aceh, Banda Aceh, pada Senin (23/6/2025).

Editor: Muliadi Gani
SERAMBINEWS.COM/ SARA MASRONI
KAPAL TENGGELAM - Kapal nelayan tenggelam akibat menerobos perairan dangkal (karam) saat air dalam kondisi surut berjarak 500-an meter dari Muara Krueng Aceh, sekitaran Tugu Titik Kilometer Nol Banda Aceh, Senin (23/6/2025). 

Laporan Sara Masroni | Banda Aceh 

PROHABA.CO, BANDA ACEH -  Satu unit kapal milik nelayan asal Meulaboh karam di pintu masuk muara Krueng Aceh, Banda Aceh, pada Senin (23/6/2025).

Kapal nelayan tersebut tenggelam akibat menerobos perairan dangkal saat air dalam kondisi surut berjarak 500-an meter sekitaran Tugu Titik Kilometer Nol Banda Aceh.

Panglima Laot Kota Banda Aceh, Surya Suid mengatakan, pihaknya menyaksikan kapal bermuatan 3-4 tersebut mulai karam sekitar pukul 13.00 WIB siang hari, kondisi di mana air laut dalam keadaan surut.

Akibat pendangkalan dan cuaca buruk, akibatnya Muara dangkal. Sedangkan air pun sewaktu itu sedang surut, jadi kandas.

Kapal tersebut habis melaut dan hendak masuk ke muara. Namun karena dangkal di sekitar pintu masuk muara, kapal motor tersebut sangkut lalu terbalik usai ombak menghantam.

“Tadi paksa masuk saat air surut, kalau air pasang (harusnya) tidak masalah,” jelas Surya.

Meski demikian, Panglima Laot dibantu warga berhasil menyelamatkan dua peti biru serta ikan sekitar 400 kg milik nelayan tersebut dan sudah diamankan ke fiber.

Dia menaksir, kerugian akibat kapal karam tersebut mencapai Rp 300 juta, karena sudah termasuk fasilitas peti es, radio, GPS dan sebagainya yang menjadi kebutuhan pelayaran. 

Dikatakannya, peristiwa ini terjadi karena musim barat dimulai Maret lalu dan akan berlangsung selama total enam bulan.

Baca juga: Satpolairud Polres Aceh Timur Amankan Boat Tak Bertuan

Baca juga: Dayah Darul Hidayat Nagan Raya Terbakar, Wabup Salurkan Bantuan Masa Panik

 “Karena enam bulan barat, enam barat timur.

Bisa masuk (bersandar ke) Muara saat sekarang, tapi tunggu air pasang, sebab 28 hari bulan kondisinya air kering siang.

Sementara pasang pada pagi dan sore,” jelas Surya.

Panglima Laot Kota Banda Aceh mengungkapkan, hal ini sudah sering terjadi, bahkan sudah tiga kapal diselamatkan akibat peristiwa yang sama.

“Kami sudah minta bantuan kepada pemerintah daerah, pusat dan kementerian, supaya batu (bendungan) ini diperpanjang sampai sejajar dengan batu dermaga TPI, tapi tidak ada respons.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved