Universitaria

Rita Khathir Raih Gelar Profesor dari Berkah Pliek-u

Rita Khathir berhasil meraih anugerah gelar guru besar pada Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala

Editor: Muliadi Gani
ISTIMEWA
Prof. Dr. Rita Khathir, S.TP, M.Sc 

PROHABA.CO - Namanya Rita Khathir. Perempuan berusia 45 tahun ini merupakan anak dari pasangan Drs H Rusli Ibrahim dan Dra Hj Armanusah Ali.

Rita Khathir yang lahir di Banda Aceh tumbuh dan dibesarkan oleh keluarganya dalam kesederhanaan dengan penuh nilai-nilai cinta dan kasih sayang.

Hal itu pula yang membuat Rita Khathir berhasil mendulang prestasi sejak belia. Ia selalu menjadi juara 1 dan ketua kelas pada MIN Tungkop, Aceh Besar, pernah menjadi ketua OSIS pada MTsN Tungkob (1993), Wakil Ketua Remaja Dakwah MAN 1 Banda Aceh (1996), dan bendahara umum badan eksekutif mahasiswa (BEM) periode 2000/2001.

Rita Khathir juga aktif mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) cabang fahmil, hingga pernah mewakili Universitas Syiah Kuala (USK) dalam MTQ Tingkat Nasional cabang Fahmil Qur’an pada tahun 1999 di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Rita Khathir juga pernah meraih juara 3 lomba karya ilmiah tingkat universitas (2000).

Dia dapat menyelesaikan pendidikan sarjana tepat waktu dengan predikat cumlaude pada tahun 2002.

Pada tahun 2006-2011, Rita Khathir mendapat kesempatan melanjutkan S2 (atas beasiswa DAAD, Jerman) dan S3 (atas beasiswa Dikti) di Georg-August University Goettingen (GAUG), Jerman, serta menyelesaikan S3 dalam usia 32 tahun pada 2011.

Dimulai dengan kajian terhadap metode pengolahan minyak kelapa atau pliek-u di Aceh pada tahun 2013, Rita merasakan kekhawatiran akan punahnya tradisi pengolahan pliek-u di masa depan.

Pada tahun 2015, dia memulai riset pengembangan sebuah teknologi pengeringan asal Jerman bernama Solar Tunnel Dryer Type Hohenheim untuk pengeringan pliek-u.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa alat ini dapat diaplikasikan dengan keuntungan mempercepat proses pengeringan, meringankan pekerjaan, serta melindungi pliek-u dari kontaminasi debu dan kotoran selama proses pengeringan.

Penggunaan alat ini juga mendukung proses mendapatkan sertifikasi halal bagi industri pengolahan pliek-u di Aceh.

Dengan inovasi alat pengering ini, Rita Khathir berhasil meraih juara pertama dalam lomba Teknologi Tepat Guna (TTG) Banda Aceh pada tahun 2019 lalu.

Selain mengembangkan alat pengering, Rita dengan dukungan teknis suami tercinta, Khairul Syahmega, dalam kapasitasnya sebagai seorang civil engineering specialist,

juga sudah mengembangkan alat pengepres hidrolik untuk pliek-u. Pada tahun 2020, dia menginisiasi lahirnya UKM Meugah Pliek di Aceh Besar yang saat ini menghasilkan pliek-u berkualitas dengan kemasan menarik.

Pliek-u produksi Meugah Pliek yang sudah menerapkan teknologi pengering terowongan Hohenheim Aceh dan alat pengepres hidrolik mempunyai umur simpan selama dua tahun.

Riset tema pliek-u lain yang sudah dilaksanakan Rita meliputi kajian bahan baku, variasi wadah fermentasi, kinetika pengeringan, sifat  fisikokimia, peningkatan kualitas minyak pliek, minyak simplah dengan energi microwave, dan pengembangan inovasi sabun mandi berbasis minyak pliek.

Hasil-hasil penelitian Rita tersebut sudah diterbitkan pada jurnal dan prosiding baik nasional maupun internasional.

Hasil penelitian yang dilakukan Rita Khathir menunjukkan bahwa pliek-u merupakan makanan bergizi (fungsional) dengan kandungan protein tinggi (17-23 persen) dan mengandung asam laktat yang baik untuk pencernaan dengan pH 4-5.

Sabun Pliek Aceh (SPA) sebagai sabun mandi juga ditemukan dapat mengontrol pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans.

Dengan kajian-kajian menarik terkait pengolahan pliek-u sebagai warisan budaya Aceh, Rita Khathir berhasil meraih anugerah gelar guru besar pada Program Studi Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, terhitung mulai tanggal (TMT) 1 Desember 2024 lalu.

Judul orasi ilmiah pengukuhannya pada Kamis (17/7/2025) adalah ‘Pengembangan Teknologi Pengolahan Pliek-u Mewujudkan Produk Halalan Thayyiban di Tengah Masyarakat Aceh.’’

Aceh bangga, semoga menghasilkan karya-karya selanjutnya yang berdampak positif bagi masyarakat dan Bumi Serambi Mekkkah ini.

Selamat atas pengukuhannya sebagai Ibu Profesor! (*)

Baca juga: USK Kembali Kukuhkan 6 Guru Besar, Semuanya dari FKIP, Ini Nama-Nama Mereka dan Bidang Kepakarannya

Baca juga: Dukung Ekonomi Kreatif, USK dan 4 Kampus di Indonesia Jalin Kerja Sama Hexahelix dengan Kemenekraf

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved