Ia mulai memulung dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 11.00 WIB.
Seberapa pun barang bekas yang dia dapat, Jumiah selalu bersyukur.
"Enggak mesti (mulungnya, red). Kadang jauh, berangkatnya jalan kaki,” ujar Jumiah.
Tapi kalau tidak kuat pulang dengan jalan kaki harus membawa barang bekas, Jumiah pulang dengan becak.
Tahun ini, tabungannya sudah mencapai Rp 22 juta.
Baca juga: Pemulung Tewas Ditabrak KA
Menurut Jumiah, tabungan puluhan juta itu tidak akan terkumpul tanpa bantuan anak tirinya.
"Saya nabungnya ke anak, enggak dihitung jumlahnya. Kalau ada, saya kasihkan ke anak," ujar dia.
Pendapatan Jumiah dari hasil memulung tidak menentu.
Terkadang, ia bisa mendapatkan Rp 35 sampai 65 ribu dalam sepekan.
Karena sangat tergantung, seberapa jauh mampu berjalan.
Jumiah tidak mengeluh, meskipun barang bekas yang diperoleh tidak banyak.
Kini Jumiah berhasil mengumpulkan tabungan puluhan juta rupiah.
Baca juga: Daging Kurban Gagal Dibagikan
Dana jerih payahnya yang semula untuk berangkat haji, akhirnya digunakan untuk membeli sapi agar tahun ini bisa berkurban.
Urusan membeli sapi itu diamanahkan kepada cucunya.
Jumiah berharap kelak, sapi kurban terebut menjadi kendaraannya bersama orang-orang yang sudah menjadi bagian dalam hidupnya.