Akhirnya, ditemukan bahwa burungburung ini yang berada di belahan dunia yang berlawanan dengan Kolombia memiliki bulu yang mengandung molekul beracun yang sama dengan katak.
Diperkirakan, baik burung maupun katak mendapatkan racun dari kumbang yang mereka makan meskipun racunnya jauh lebih kuat pada burung.
Baca juga: Katak Emas Bisa Membunuh Manusia dalam Waktu 3 Menit
4. Maitotoxin
Terdapat sejumlah racun laut yang kuat, seperti Saxitoxin, yang sering kali menjadi penyebab keracunan setelah makan kerang yang terkontaminasi.
Hal ini sering dikaitkan dengan pertumbuhan ganggang di laut yang berbahaya.
Maitotoxin adalah yang paling mematikan dari zat-zat ini, diperkirakan memiliki LD50 sekitar satu kali lipat lebih kecil dari batrachotoxin.
Dibentuk oleh dinoflagellata, sejenis plankton laut, ia memiliki struktur yang sangat rumit, yang menghadirkan tantangan besar bagi ahli kimia sintetis.
Maitotoxin adalah kardiotoksin yang memberikan efeknya dengan meningkatkan aliran ion kalsium melalui membran otot jantung yang dapat menyebabkan gagal jantung.
Para ilmuwan berbeda pendapat tentang kadar racun suatu zat, tetapi mereka tampaknya setuju bahwa toksin botulinum yang diproduksi oleh bakteri anaerob adalah zat paling beracun yang pernah ada.
LD50-nya sangat kecil, paling banyak 1 nanogram per kilogram dapat membunuh manusia.
Dengan memperkirakan efeknya pada tikus, dosis suntikan sebesar 10- 7g saja akan berakibat fatal bagi orang dengan berat badan 70 kg.
Bakteri ini pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab keracunan makanan akibat sosis yang tidak dimasak dengan benar (bahasa Latin: botulus) di Jerman pada akhir abad ke-18.
Ada beberapa jenis racun botulinum, dengan tipe A sebagai yang paling kuat.
Racun ini merupakan polipeptida yang terdiri atas lebih dari 1.000 molekul asam amino yang disatukan.
5. Botulinum
Racun ini menyebabkan kelumpuhan otot dengan mencegah pelepasan molekul pemberi sinyal (neurotransmitter) asetilkolin.
Sifat melumpuhkan yang sama ini merupakan dasar dari penggunaan klinis toksin botulinum dalam kosmetik Botox.
Suntikan sejumlah kecil toksin yang ditargetkan akan menghentikan kerja otot-otot tertentu, mengendurkan otot-otot yang dapat menyebabkan kulit keriput.
Tetapi juga telah diterapkan pada berbagai kondisi klinis, seperti melumpuhkan otot yang, jika tidak diobati, akan menyebabkan mata juling (strabismus).
Ada minat yang meningkat untuk menggunakan sifat-sifat zat beracun secara medis.
Racun ular berbisa pit viper Brasil yang mematikan, Bothrops jararaca contohnya, mengandung molekul penurun tekanan darah yang telah menghasilkan pengobatan untuk tekanan darah tinggi.
Seperti yang dikatakan oleh Paracelsus 500 tahun lalu, “Semua benda adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun: dosisnya saja yang membuat sesuatu menjadi tidak beracun.”
Dan dia ada benarnya. Pada akhirnya, kita dikelilingi oleh zat-zat yang berpotensi berbahaya, dosislah yang membuatnya mematikan.
(Kompas. com)
Baca juga: Pria Kanada Miliki Janggut Terpanjang di Dunia
Baca juga: Diana Ramirez, Wanita Kolombia yang Dijuluki Polwan Tercantik di Dunia
Baca juga: Benarkah Logam Mulia Termahal Berasal dari Emas yang Ada di Dunia?