Luar Negeri

Robert Hanssen, Mata-Mata Paling Berbahaya di FBI, Meninggal di Penjara

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mayat. Napi di Penjara AS Tewas Dimakan Serangga dan Kutu Kasur

Namun, serangkaian terobosan di dunia intelijen akhirnya membantu FBI dan aparat intelijen AS mencium ulahnya.

Menemukan pengkhianat Para pejabat intelijen AS sudah curiga ada mata- mata di tengah-tengah mereka sejak tahun 1990- an, tetapi perlu beberapa tahun untuk akhirnya membidik Hanssen.

Seorang aset Rusia yang waktu itu bekerja untuk AS memperoleh berkas Rusia tentang ‘orang dalam’ mereka di Virginia.

Di dalamnya, petugas intelijen AS menemukan rekaman panggilan telepon yang dilakukan Hanssen kepada kontaknya, serta sidik jari yang tertinggal di kantong sampah yang digunakan untuk ‘dead drop’.

Pada November 2000, mereka yakin Hanssen orangnya.

Namun, mereka masih harus membuktikan dia bersalah.

FBI membuat rencana untuk menempatkan Hanssen di bawah pengawasan dengan memindahkannya dari Departemen Luar Negeri tempat dia bekerja serta memberinya pekerjaan palsu, yang sebenarnya dipantau oleh agen FBI.

“Keinginan kami ialah mendapatkan cukup bukti untuk memidanakannya dan tujuan utamanya ialah melakukan operasi tangkap tangan,” Debra Evans Smith, mantan wakil asisten direktur Divisi Kontraintelijen, bercerita dalam ringkasan FBI tentang kasus ini.

Baca juga: Ratu Kripto Buronan FBI Kabur, Bawa Uang Hampir Rp60 Triliun

Di situlah Garcia masuk. Pada tanggal 8 Desember 2000, Kepala Seksi Rusia di FBI mampir untuk memberi tahunya tentang tipu-tipu Hanssen.

Garcia, seorang agen rahasia yang berpengalaman, berperan sebagai atasan palsu Hanssen, bos yang sangat birokratis.

“Dia membenci saya, sebut saja begitu,” kenang Garcia.

“Pada dasarnya saya harus memperlambatnya tanpa menjadi terlalu konyol,” tambahnya.

Hanya beberapa karyawan FBI yang tahu tentang mata-mata di tengah-tengah mereka.

Peran penting gawai elektronik Garcia merekrut Eric O’Neill, seorang agen rahasia berusia 26 tahun yang paham soal peretasan, untuk menyamar sebagai asisten administrasi Hanssen.

“Ini adalah salah satu peristiwa paling besar dalam hidup saya, menyamar pada usia yang relatif muda dan melawan mata-mata paling berbahaya dalam sejarah AS,” kata O’Neill kepada BBC.

Halaman
1234