Kesehatan

Mengonsumsi Mi Instan Tiap Hari Memunculkan Efek Serius Bagi Kesehatan Tubuh

Penulis: Sahasnataini
Editor: Jamaluddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengosumsi ni instan setiap hari memunculkan efek serius bagi kesehatan.

PROHABA.CO - Mi instan merupakan makanan yang banyak dikosumsi dan digemari oleh masyarakat Indonesia.

Mi instan atau makanan instan disukai oleh berbagai kalangan lantaran harganya murah dan terjangkau, gampang dibuat, dan rasanyanya yang beragam cocok di semua kalangan.

Malansir dari laman Kompas.com, mi instan ama saja dengan makanan olahan lainnya.

Mi instan termasuk jenis makanan yang tinggi natrium, lemak jenuh, dan pengawet.

Kendati semua bahan ini tergolong aman dalam dosis kecil, namun kosumsi mi instan dalam jumlah banyak dan berlebih dapat menyebabkan masalah serius bagi kesehatan.

Mengosumsi mi instan setiap hari, dampak apa yang akan ditimbulkan bagi tubuh?

Baca juga: Makanan yang Mengandung Karbohidrat Baik Bagi Kesehatan

Ini dia beberapa dampak mengosumsi mi instan tiap hari

  • Kenaikan berat badan

Menurut Keck School of Medicine, satu blok mi instan (ditambah kuahnya) yang polos tanpa tambahan bahan makanan lain, mengandung 14 gram lemak jenuh yang setara dengan sekitar 40 persen kebutuhan harian tubuh Anda.

Sebagian dari lemak tersebut mungkin tersembunyi di dalam kuahnya, dan sebagian besar lagi berasal dari mi itu sendiri.

Selain itu, sebelum sampai di dapur rumahan, mi instan sudah diolah dulu di pabrik.

Pertama-tama dikukus sampai matang, kemudian digoreng untuk mengeringkannya dan membuatnya stabil di kemasan, menurut Food Unfolded.

Proses penggorengan membuat mi instan lebih keropos sehingga membuatnya lebih cepat matang.

Artinya, saat menikmati seporsi mi instan, pada dasarnya Anda menikmati seporsi besar mi goreng.

Hal ini mungkin tidak selalu buruk, namun jika Anda makan mi instan setiap hari.

Bersama dengan dua porsi makanan normal lainnya, maka otomatis Anda mengonsumsi lebih banyak lemak daripada yang dibutuhkan tubuh.

Lemak tersebut mungkin akan berakhir di pinggul Anda yang menyebabkan kenaikan berat badan.

  • Tekanan darah naik

Satu porsi mi instan dapat mengandung hingga 1.820 miligram sodium.

Jumlah ini mendekati dua pertiga dari asupan harian yang direkomendasikan Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Jadi, bila Anda makan mi instan setiap hari, maka kebiasaan itu berisiko membebani sistem tubuh dengan jumlah natrium terlalu banyak.

Terlalu banyak natrium dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, menurut American Heart Association (AHA).

  • Berisiko muncul gangguan pada hati

Mi instan adalah makanan yang dibuat untuk masa simpan yang lama, yang berarti secara desain sulit untuk dihancurkan.

Bahan-bahan yang digunakan untuk menjaga daya simpan tersebut, termasuk pengawet, perasa buatan, pemanis buatan, dan bahan tambahan lainnya yang dapat membantu menjaga tekstur, stabilitas, dan rasa mi instan. 

Bahan-bahan ini membuat mi sulit dicerna.

Pada akhirnya, organ tubuh akan bekerja keras untuk memecah dan mengolah mi instan.

Jika hati bekerja terlalu keras, ia akan mulai menyimpan lemak di selnya sendiri, dan penumpukan lemak ini dapat merusak hati jika tidak dikendalikan.

Baca juga: Ini yang Dilakukan Jimin BTS agar Tubuhnya Terlihat Ramping dan Berotot

  • Saluran pencernaan akan terganggu

Mi instan memiliki nutrisi yang jauh berbeda dengan semangkuk sup mie ayam buatan sendiri yang bersifat terapeutik, dan tubuh Anda harus melakukan lebih banyak pekerjaan untuk memecah mi instan dibandingkan kebanyakan makanan lainnya.

Ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Dr Braden Kuo melakukan kerja keras untuk mengukur dengan tepat seberapa sulit mi instan dicerna.

Kuo melakukan penelitian, di mana partisipan menelan pil kamera, makan mi instan, dan mi segar.

Kemudian, ia memantau berapa lama waktu yang dibutuhkan setiap jenis mi untuk melewati sistem pencernaan.

Rekaman dari kamera menunjukkan perbedaan grafis.

Mi segar dicerna sepenuhnya dalam waktu satu atau dua jam, sedangkan mi instan tetap utuh dan tidak tercerna di perut beberapa jam setelah makan.

Kerja ekstra saluran cerna ini, berisiko menyebabkan gangguan saluran cerna yang khas.

  •  Meningkatkan risiko sindrom metabolic

Jika seorang wanita makan mi instan secara rutin setiap hari, maka hal ini meningkatkan risiko sindrom metabolik yang jauh lebih besar.

Sindrom metabolik adalah gabungan antara obesitas, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah, menurut Harvard School of Public Health.

Kedua kondisi ini dapat meningkatkan risiko serangan jantung, diabetes, dan kondisi lainnya.

Menurut The New York Times, hal ini mungkin terjadi karena wanita lebih sensitif terhadap efek karbohidrat, lemak jenuh, dan natrium setelah menopause.

  • Kembung dan retensi cairan

Mi instan mengandung natrium tinggi yang dapat menyebabkan retensi cairan dan kembung.

Terlebih, bila Anda menikmati mi instan dengan cara menyeruput, bukan menggigitnya, maka ini akan menelan banyak udara yang selanjutnya dapat menyebabkan rasa kembung mengandung gas.

  • Meningkatkan risiko gagal jantung

Menurut Live Science , karena tingginya kadar natrium dan lemak jenuhnya, mi instan dapat meningkatkan peluang Anda terkena tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, yang pada gilirannya dapat membuat Anda lebih rentan terhadap gagal jantung.

Selain itu, yang mengejutkan adalah hubungan antara konsumsi mi instan dalam jumlah besar, di mana kondisi ini bahkan lebih jelas terlihat pada wanita muda yang aktif secara fisik.

“Nomor satu, jangan memakannya setiap hari. Nomor dua, kontrol porsi,” kata ahli gizi Universitas New York Lisa Young.

  • Risiko terkena stroke

Efek samping selanjutnya, mi instan yang terlalu banyak dapat berdampak permanen pada otak Anda.

Bumbu gurih yang membuat Anda jadi ketagihan mi instan mengandung sodium dalam jumlah tinggi, yang menurut AHA bisa meningkatkan peluang Anda terkena stroke.

  •  Penglihatan memburuk

Jika menyadari penglihatan Anda mulai berubah setelah makan mi instan, itu bukan hanya imajinasi.

Gangguan penglihatan adalah efek yang diketahui (walaupun relatif jarang) dari makan mi instan yang disebabkan oleh kepekaan terhadap TBHQ, bahan pengawet yang biasa digunakan dalam mi instan dan makanan olahan lainnya.

Baca juga: Jalan Kaki 1 Jam Sehari Efektif untuk Turunkan Berat Badan

  • Memengaruhi perilaku

Menurut Healthline, kebiasaan makan mi instan setiap hari menyebabkan perubahan perilaku yang pada akhirnya dapat memperburuk gejala gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD) pada beberapa orang.

Hal ini karena bahan umum dalam mi instan, pengawet TBHQ, dikaitkan dengan gejala ADHD. 

  • Meningkatkan risiko penyakit ginjal

Kadar natrium yang tinggi dalam mi instan dapat meningkatkan kerentanan terhadap penyakit ginjal dan batu ginjal, menurut AHA.

Alasan mengapa rasa asin dikaitkan dengan ginjal karena garam meningkatkan kadar kalsium yang dilepaskan dalam urin, dan batu ginjal dapat terbentuk ketika kelebihan kalsium berikatan dengan oksalat, bahan alami dalam banyak buah dan sayuran. (Penulis adalah mahasiswa Internship dari Universitas Malikussaleh, Aceh Utara)