Seperti diketahui, Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby, merupakan salah seorang tokoh ulama berpengaruh di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). Ulama kelahiran Panton Labu, Jamboe Aye, Aceh Utara, 28 Agustus 1943 ini, memimpin Dayah Darul Ulumuddiniyah, sebuah pesantren berlokasi di Desa Rambong, Kecamatan Setia, Abdya, sekitar 8 kilometer sebelah timur Kota Blangpidie.
Laporan Taufik Zass | Aceh Barat Daya
PROHABA.CO, BLANGPIDIE - Innalillahi Wainnailaihi Rajiun. Aceh kembali berduka. Ulama kharismatik Aceh, Abuya Syeikh H Abdussalam Al-Ghaliby atau yang lebih dikenal Abu Salam Suak meninggal dunia.
Abu Salam Suak, Ulama kharismatik asal Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Teuku Peukan (RSUD-TP) Abdya, Senin (18/11/2024) sekitar pukul 15.00 WIB.
Informasi meninggalnya Abu Salam Suak, yang merupakan Pimpinan Dayah Darul Ulumuddiniyah, Desa Rambong, Kecamatan Setia, Kabupaten Abdya ini begitu cepat tersebar luas di kanal WhatsApp.
"Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telah berpulang ke Rahmatullah Abuya Syeikh H Abdussalam Al- Ghaliby (Abu salam Suak), Pimpinan Dayah Darul Ulumuddiniyah, Suak, Kecamatan Setia Kabupaten Abdya," demikian isi pesan berantai dalam Group WhatsApp.
Seperti diketahui, Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby, merupakan salah seorang tokoh ulama berpengaruh di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Ulama kelahiran Panton Labu, Jamboe Aye, Aceh Utara, 28 Agustus 1943 ini, memimpin Dayah Darul Ulumuddiniyah, sebuah pesantren berlokasi di Desa Rambong, Kecamatan Setia, Abdya, sekitar 8 kilometer sebelah timur Kota Blangpidie.
Salah satu dayah terkenal di Abdya itu didirikan almarhum Syeikh H Muhammad Yatim bin Marby Al-Khalidy pada 21 Januari 1952 (15 Dulkaedah 1372 Hijriah), orangtua dari Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby.
Baca juga: Kabar Duka, Ulama Kharismatik Aceh Abu Ishak Lamkawe Meninggal Dunia
Anak-anak dari almarhum Syeikh H Muhammad Yatim yang masih hidup sekarang ini, selain Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby, juga Drs Tgk H Asnawi MY, Tgk Abdul Majid MY, Tgk Tarjuddin MY, dan Laila.
Abuya, memimpin Dayah Ulumuddiniyah sejak tahun 1989 hingga sekarang (2020), setelah menamatkan pendidikan di Akademi Dakwah dan Bahasa di Jakarta tahun 1988.
Seperti dayah umumnya di Aceh, Pesantren Darul Ulumunidiyah, mengajarkan santriwan-santriwati membaca beragam kitab dan pendidikan rohani bagi jamaah Tarikat Naqsyabandiyah Mu’tabarah.
Dayah ini telah mencetak ratusan alumni pendidikan agama, dan sebagian besar di antara mereka saat ini menjadi pimpinan dayah di sejumlah tempat di Aceh.
Ada juga beberapa orang berkarir menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Para alumni tergabung dalam sebuah organisasi dinamakan Rabitah Ikhwani Alumni Dayah Darul Ulumuddiniyah (RIAD) dan Abuya Abdussalam Ghaliby, dipercaya menjabat Ketua Umum RIAD Provinsi Aceh sejak 2010 sampai sekarang.
Selain sebagai tempat santri belajar membaca berbagai kitab, Dayah Darul Ulumuddiniyah juga menjadi pusat pendidikan rohani para jamaah Tarikat Naqsyabandiyah Mu’tabarah, dan Abuya Abdussalam Ghaliby merupakan mursyid atau guru utama tarikat.
Baca juga: Tu Sop Meninggal Dunia di Rumah Sakit Brawijaya di Tebet, Sore Ini Jenazah Dipulangkan ke Aceh
Tingkatan guru di bawah mursyid adalah Sa’dul khulafah dan Dewan Khalifah.
Implementasi pendidikan rohani terhadap para jamaah tarikat, di Dayah Darul Ulumuddiniyah, Desa Rambong, Setia, Abdya, setiap tahun digelar kegiatan ibadah yang sangat kental nuansa islami, dinamakan ibadah suluk atau sulok.
Dalam setahun, sedikitnya tiga kali dilaksanakan ibadah suluk, masing-masing 10 hari pada bulan Rabiul Awal, 30 hari pada bulan Syakban (Ramadhan) dan 10 hari pada bulan Zulhijjah.
Sebagai mursyid utama ibadah suluk adalah Abuya Abdussalam, dibantu Sa’dul khulafah dan Dewan Khalifah.
Kegiatan ibadah suluk dikelola sebuah panitia yang khusus dibentuk untuk itu.
Saban tahun, terutama pada bulan Ramadhan, tidak kurang 500 jamaah suluk dari sejumlah kabupaten/kota di Aceh tumpah ke Dayah Darul Ulumuddiniyah Abdya.
Suluk (sulok) atau kaluet merupakan ibadah yang menyerahkan atau mendekatkan diri secara total kepada Allah SWT.
Jamaah suluk berusaha melepaskan diri dari semua urusan duniawi.
Selama menjalankan ibadah suluk, jamaah tidak mengonsumsi makanan yang mengadung darah, tidak boleh mengonsumsi makanan melezatkan, hanya makan sayuran-sayuran, dan porsi makanan pun dikurangi.
Abuya Abuya Syeikh H Abdussalam Ghaliby kepada SerambiWIKI, Kamis (10/12/2020) menjelaskan, pantangan bagi jamaah suluk memakan makanan mengandung darah untuk mengekang hawa nafsu.
Karena selama melaksanakan ibadah suluk, jamaah hanya semata-mata melaksanakan amal kebijakan (takhalli dan tahalli), dan meninggalkan semua urusan duniawi. (*)
Baca juga: Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun, Tu Sop Meninggal Dunia di Jakarta
Baca juga: Rumah Ulama Aceh Tu Bulqaini di Kompleks Dayah Markaz Al Ishlah Al Aziziyah Luengbata Terbakar
Baca juga: Polresta Banda Aceh Konsisten Lakukan Pemberantasan Narkoba
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Ulama Abdya Abu Salam Suak Meninggal, Berikut Tentang Guru Tarikat yang Rutin Gelar Suluk Itu,
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News