Tahukah Anda

Mengapa Manusia Memiliki Golongan Darah yang Berbeda? Ini Penjelasannya

Editor: Muliadi Gani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

GOLONGAN DARAH - Ilustrasi darah. Rh null, merupakan golongan darah paling langka di dunia. Mengapa Manusia Memiliki Golongan Darah yang Berbeda? Ini Penjelasannya

PROHABA.CO -  Darah adalah komponen yang sangat penting dibutuhkan oleh manusia. 

Pada dasarnya setiap manusia memiliki golongan atau jenis darahnya sendiri-sendiri atau dengan kata lain golongan darah manusia berbeda-beda.

Golongan darah manusia diklasifikasikan menjadi 4 yakni A, AB, B, dan O.

Masing-masing dari klasifikasi tadi masih dibagi lagi sesuai dengan rhesus proteinnya yakni positif dan negatif.

Pernahkah kamu bertanya-tanya, mengapa hampir setiap orang memiliki golongan darah yang berbeda? 

Golongan darah tidak hanya penting untuk transfusi darah, tetapi juga memiliki peran dalam perlindungan terhadap penyakit tertentu, termasuk malaria. 

Perbedaannya terletak pada antigen yang ada di permukaan sel darah merah:

Golongan A memiliki antigen A. 

Golongan B memiliki antigen B.

Golongan AB memiliki kedua antigen (A dan B).

Golongan O tidak memiliki antigen A maupun B.

Antigen ini memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh dan dapat memengaruhi kerentanan seseorang terhadap penyakit tertentu.

Hubungannya dengan Malaria Menurut Dr. Claudia Cohn, Direktur Medis Bank DarahUniversitas Minnesota, Amerika Serikat, kemungkinan besar perbedaan golongan darah manusia terkait dengan perlindungan terhadap malaria.

Baca juga: Pemilik Golongan Darah Apa yang Lebih Lambat Menua, Berikut Penjelasannya

“Data menunjukkan bahwa alasan utama kita memiliki golongan darah yang berbeda adalah malaria,” kata Dr Cohn.

Malaria adalah penyakit yang mematikan, dengan 627.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2020 menurut CDC. 

Parasit malaria menyebabkan sel darah merah yang terinfeksi menumpuk di pembuluh darah kecil, menghalangi aliran darah dan oksigen ke otak.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki perlindungan lebih baik terhadap malaria.

Sebuah studi tahun 2007 dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menemukan bahwa orang dengan golongan darah O 66 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami malaria parah dibandingkan mereka yang memiliki golongan darah lain.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam cara protein RIFIN yang diproduksi oleh parasit malaria berinteraksi dengan sel darah merah. 

RIFIN cenderung lebih kuat menempel pada sel darah merah golongan A, tetapi lebih lemah pada sel darah merah golongan O.

Selain perbedaan golongan darah utama, ada juga faktor lain yang memengaruhi risiko terkena malaria.

Salah satunya adalah antigen Duffy, salah satu dari 15 jenis antigen lain yang bisa ada di permukaan sel darah merah. 

Orang yang tidak memiliki antigen Duffy lebih tahan terhadap salah satu jenis parasit malaria utama.

Kekebalan ini umum ditemukan di wilayah Sub-Sahara Afrika, tempat malaria paling banyak ditemukan, tetapi jarang di daerah lain. 

Meskipun golongan darah O memberikan perlindungan lebih baik terhadap malaria, golongan darah A, B, dan AB tetap banyak ditemukan di dunia.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara golongan darah tertentu dengan risiko terkena penyakit lain.

Misalnya, sebuah studi tahun 2021 dalam BioMed Research International menemukan bahwa orang dengan golongan darah O lebih rentan terhadap kolera, pes, tuberkulosis, dan gondongan.

Baca juga: 6 Bahan Herbal Ini Bantu Turunkan Kadar Gula Darah , Cocok untuk Penderita Diabetes

Di sisi lain, orang dengan golongan darah AB lebih mungkin mengalami cacar, infeksi Salmonella, dan E. coli.

Namun, Dr. Cohn meragukan bahwa hubungan ini cukup kuat untuk menjelaskan mengapa kita memiliki golongan darah yang berbeda.

Menurutnya, hubungan antara golongan darah dan penyakit lain belum terbukti secara kausal.

“Malaria adalah satu-satunya penyakit di mana perbedaan golongan darah benar-benar berperan,” katanya.

Selain antigen A dan B, ada juga protein yang disebut faktor Rhesus (Rh) yang ada di permukaan sel darah merah.

Jika seseorang memiliki protein ini, mereka disebut Rh positif (seperti A+ atau B+).

Jika tidak, mereka disebut Rh negatif. Sekitar 15 persen orang Kaukasia, 8 % orang kulit hitam, dan 1 % orang Asia tidak memiliki faktor Rh, membuat mereka Rh negatif.

Akan tetapi, belum jelas mengapa sebagian orang memiliki Rh negatif.

Sebuah studi tahun 2012 dalam Human Genetics coba mencari keuntungan evolusioner dari menjadi Rh negatif, tetapi tidak menemukan bukti yang jelas.

Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar faktor ini dulu memberikan keuntungan tertentu dalam evolusi manusia, tetapi kini manfaatnya sudah tidak relevan, atau perbedaan ini hanyalah hasil dari kebetulan genetika.

Berdasarkan penelitian ini, disimpulkan bahwa perbedaan golongan darah manusia kemungkinan besar berkembang sebagai mekanisme perlindungan terhadap penyakit tertentu, terutama malaria.

Meski begitu, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang mengapa golongan darah A, B, dan AB tetap bertahan dalam populasi manusia, serta alasan di balik adanya faktor Rh negatif.

Mengetahui golongan darah bukan hanya penting untuk kebutuhan medis seperti transfusi, tetapi juga dapat membantu kita memahami lebih dalam bagaimana tubuh manusia berevolusi untuk bertahan dari berbagai penyakit.

Jadi, sudahkah kamu tahu golongan darahmu dan apa saja keunggulann serta kelemahannya? 

Baca juga: Darah Emas, Golongan Darah yang Paling Langka di Dunia

Baca juga: Jus Buah dan Diabetes: Manfaat untuk Hipoglikemia, tapi Waspadai Risiko Lonjakan Gula Darah

Baca juga: 9 Penyebab Tekanan Darah Tinggi di Kalangan Anak Muda, Kok Bisa?

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Kita Memiliki Golongan Darah yang Berbeda?",