Dalam istilah ilmiah, puting beliung termasuk jenis tornado skala kecil, dan di Indonesia sering terjadi di wilayah dataran rendah atau daerah terbuka.
Adapun ciri-ciri angin puting beliung adalah terjadi secara tiba-tiba, biasanya saat cuaca panas lalu diikuti awan hitam pekat; angin berputar sangat kencang (hingga 60-100 km/jam); durasi singkat sekitar 3-10 menit; sering disertai hujan deras dan petir, serta bisa merusak atap rumah, pohon tumbang, tiang listrik roboh, dan lain-lain.
Angin puting beliung disebabkan oleh banyak hal, di antaranya: perbedaan suhu dan tekanan udara secara ekstrem; awan cumulonimbus (Cb) yang berkembang cepat dan besar; serta sering terjadi pada peralihan musim (pancaroba), misalnya dari musim kemarau ke musim hujan.
Sementara itu, langkah antisipasi yang dapat dilakukan menghadapi angin puting beliung, antara lain: mewaspadai saat cuaca panas terik di pagi/siang hari lalu tiba-tiba muncul awan hitam; menauhkan kendaraan dan diri dari pohon besar atau papan reklame; memperkuat atap rumah dan hindari berada di luar saat angin kencang mulai terasa, serta mengikuti peringatan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG.
Diperkirakan, total kerugian material akibat terjangan angin puting beliung yang menerjang Kecamatan Woyla, Aceh Barat, pada Sabtu (2/8/2025) lalu mencapai Rp300 juta lebih.
Besarnya kerugian itu karena banyak rumah yang rusak, termasuk juga satu balai pengajian.
Sementara aktivitas ekonomi warga juga ikut terdampak akibat kerusakan fisik rumah dan lingkungan.
Penanganan bencana melibatkan berbagai unsur yaitu dari BPBD Aceh Barat, Pos Damkar Woyla, Koramil Woyla, Polsek setempat, Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), aparatur gampong, dan masyarakat setempat.
BPBD Aceh Barat mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem, terutama saat musim pancaroba seperti sekarang. Pemkab Aceh Barat akan terus berkoordinasi dengan instansi terkait guna mengupayakan bantuan lanjutan, baik untuk kebutuhan darurat maupun rehab dan rekons pascabencana.
Aceh Barat merupakan satu dari kabupaten/kota yang ada di Provinsi Aceh.
Kabupaten dengan ibu kota Meulaboh ini merupakan salah satu kota yang berkembang pesat di wilayah barat selatan (barsela) Aceh.
Aceh Barat yang terdiri atas 12 kecamatan memiliki luas wilayah sekitar 2.927 km⊃2;.
Kabupaten ini berada di pantai barat Pulau Sumatra dan menghadap langsung ke Samudera Hindia.
Aceh Barat juga termasuk salah satu daerah yang terkena dampak bencana dahsyat yakni gempa dan tsunami pada tahun 2004 silam.
Jika dilihat dari kondisi sosial dan ekonomi, suku dominan di Aceh Barat adalah suku Aceh serta bahasa sehari-hari yang digunakan masyarakatnya adalah bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.
Adapun sumber utama ekonomi di Aceh Barat, antara lain, perkebunan (sawit, kakao), pertanian, perikanan, pertambangan dan migas, serta perdagangan lokal. (Sa’dul Bahri)
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News