Tips dan Kesehatan
Kebiasaan Bangun Cepat dan Sarapan Pagi Bisa Panjang Umur, Benarkan? Berikut Penjelasan Ahli
Menunda sarapan dikaitkan dengan depresi, tingkat kelelahan lebih tinggi, penyakit lebih sering muncul, dan risiko kematian lebih tinggi
Analisis data juga menunjukkan, bahwa setiap satu jam keterlambatan sarapan meningkatkan risiko kematian sebesar 11 persen selama periode studi.
Baca juga: Tips Hidup Sehat untuk Menghindari Kolesterol Tinggi di Usia Muda
Meski begitu, studi ini hanya menunjukkan korelasi, bukan sebab-akibat. Bisa jadi masalah kesehatan membuat sebagian peserta sarapan lebih lambat, bukan sebaliknya.
“Perubahan waktu makan di kalangan orang tua dapat menjadi indikator yang mudah, sesuatu yang bahkan anggota keluarga dapat perhatikan, dari kondisi kesehatan yang mendasarinya,” kata penulis utama Hassan Dashti, PhD, RD, ilmuwan nutrisi dan biologi sirkadian di Massachusetts General Hospital, melansir SELF.
Menurut Dr. Dashti, sarapan pagi yang konsisten dan lebih awal mungkin memberi dampak positif pada kesehatan dan umur panjang, terutama dengan menjaga ritme sirkadian.
Ritme ini cenderung melemah seiring usia dan berdampak pada berbagai sistem tubuh.
“Sarapan pagi yang rutin merupakan sinyal lingkungan yang kuat yang memberitahu tubuh Anda, bahwa saat ini siang hari, yang mana ini memberi sinyal kepada setiap organ untuk beralih dari mode malam ke mode siang,” jelasnya.
Deretan penelitian terkait sarapan dan panjang umur Ini bukan penelitian pertama yang menunjukkan pentingnya sarapan untuk umur panjang.
Studi sebelumnya juga menemukan, makan sarapan secara teratur berhubungan dengan risiko kematian keseluruhan dan penyakit jantung yang lebih rendah, sementara melewatkannya meningkatkan risiko penyakit jantung.
Penelitian lain juga menunjukkan orang yang bangun pagi cenderung lebih sehat.
Dibandingkan dengan mereka yang bangun malam, orang yang bangun pagi memiliki kesehatan jantung lebih baik.
Baca juga: Ingin Panjang Umur dan Bahagia, Terapkan 5 Gaya Hidup Sehat Ini
Lalu, risiko diabetes lebih rendah, serta penurunan fungsi kognitif lebih lambat di usia pertengahan dan semuanya dapat berkontribusi pada harapan hidup yang lebih panjang.
Sebagian besar perbedaan ini kemungkinan lebih dipengaruhi oleh kualitas tidur, bukan semata-mata karena bangun pagi.
Orang yang bangun pagi biasanya mendapat tidur lebih baik, sedangkan mereka yang suka begadang tidur lebih larut tetapi tetap harus bangun pagi karena tuntutan pekerjaan.
Dr. Dashti mengatakan, beberapa penelitian juga menemukan bahwa orang yang aktif di malam hari cenderung memiliki kebiasaan yang kurang sehat dibandingkan dengan orang yang aktif di pagi hari.
"Misalnya, Anda lebih cenderung merokok dan minum di malam hari. Dan mungkin perilaku-perilaku inilah, bukan sekadar begadang dan bangun lebih larut, yang membahayakan kesehatan Anda,” ujarnya.
Cara Buat Bakwan Renyah Meski Dingin Tanpa Baking Soda, Triknya di Cara Goreng |
![]() |
---|
Buruan Daftar! Bank Indonesia Buka Seleksi PCPM Angkatan 40, Pendaftaran 7 sampai 12 September |
![]() |
---|
AC Milan Catat Hal Langka Dalam 100 Tahun, Apa Itu? Simak Ulasannya |
![]() |
---|
Bank Aceh Kembali Jadi Penyalur Bantuan Pusat untuk Masyarakat, Kali Ini BSPS |
![]() |
---|
Bukti Nyata Hasil Perdamaian, Hamid Awaluddin: Dulunya Mualem di Hutan Sekarang Jabat Gubernur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.