Gemar Main Game Bakal Hadapi Risiko Kesehatan Burnout, Apa Itu?

MAIN game semakin disukai untuk rileks, untuk bersosialisasi, dan beralih dari kesibukan sehari-hari. Tapi tidak semua orang bisa berlaga melawan ...

Editor: Muliadi Gani
Shutterstock/Gorodenkoff
Ilustrasi e-sport, pemain game profesional e-sport 

Oleh sebab itu, orang jadi ingin bermain sembilan jam per hari untuk mengalahkan lawan.

Dia menjelaskan, jadi orang akan berlatih dua belas jam, tambah lima jam latihan terpisah, dan itu setiap hari.

“Itu tidak mungkin baik bagi kesehatan," pungkas Olofmeister.

Pandemi Covid-19 membuat tekanan untuk berlatih sepanjang waktu semakin tinggi.

Akibatnya, beberapa pemain sudah mengumumkan istirahat dari berkarir.

Alasannya: burnout dan stres.

Pakar kesehatan dalam industri game sudah lama khawatir akan dampak latihan yang terlalu banyak, juga kurang tidur dan konsumsi suplemen nutrisi yang tidak dikontrol.

"Burnout sudah menyebar luas,” begitu ungkap dokter para pemain game profesional, Lindsey Migliore.

“Tahun ini bahkan ada beberapa kasus kematian.

Orang harus mengurus kesehatan mental dan fisik para atlet.

Baca juga: Santri Meninggal Saat Main Game Online

Dampak negatifnya sekarang sudah dapat dirasakan.

" Ia menambahkan, salah satu penyebabnya adalah, tekanan yang dialami pemain profesional untuk berprestasi lebih tanpa memikirkan kesehatan.

"Bermain game adalah aktivitas waktu luang.

Sedangkan 'E-Sport', atau olah raga elektronik, adalah profesi," kata Migliore.

Karena pertandingan game melibatkan uang dalam jumlah besar, tim profesional seperti EXCEL kini mengambil langkah perubahan yang besar, untuk melindungi para pemainnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved