Gemar Main Game Bakal Hadapi Risiko Kesehatan Burnout, Apa Itu?

MAIN game semakin disukai untuk rileks, untuk bersosialisasi, dan beralih dari kesibukan sehari-hari. Tapi tidak semua orang bisa berlaga melawan ...

Editor: Muliadi Gani
Shutterstock/Gorodenkoff
Ilustrasi e-sport, pemain game profesional e-sport 

Fabian Broich membantu para atlit e-sport untuk mencapai prestasi maksimal.

"Kami melakukan pemeriksaan darah, kami juga bekerjasama dengan ahli nutrisi, kami mengadakan latihan olah raga fisik,“ papar Broich.

Mereka juga meneliti tidur para atlet dengan pencatat khusus seperti pada pertandingan NBA.

“Saya bekerja sebagai pelatih mereka dan rasanya sangat aneh, bahwa saya memperingatkan mereka juga untuk mengurangi bermain game,” ditambahkan Broich.

Baca juga: Gara-gara Kecanduan Main Game Online, Remaja 16 Tahun Ditangkap Mencuri

Kalau ada atlet yang mengalami burnout atau masalah lain, maka ia segera diganti dengan pemain lain.

“Dari sudut pandang saya, organisasi sepenuhnya, atau setidaknya sebagian, bertanggungjawab atas gaya hidup para atlet" Pensiun dalam usia 25 Semakin banyak tim E-Sport profesional menambah pasal menyangkut kesehatan atlet di kontrak kerja mereka.

Misalnya: adanya ruang untuk bersantai, juru masak spesial, pelatih kebugaran, pelatih kinerja, fisioterapi dan penasehat psikis.

Tapi peraturan resmi tidak banyak yang melindungi para pemain profesional secara aktif.

Fabian Broich juga mengungkap, "Mereka tidak tidur cukup.

Mereka setiap harinya juga tidak punya struktur.

Baru tidur jam 3 atau 5 pagi.

“ Lagi pula, mereka tidak dapat cukup cahaya matahari, sehingga kekurangan vitamin D.

Biasanya mereka juga tidak punya juru masak, sehingga gizi mereka buruk.(kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved