Internasional
Rusia Tawarkan Rp 100 Juta/Bulan kepada Tentara Bayaran di Ukraina
Informasi yang dihimpun BBC menyebutkan, Rusia menawarkan gaji 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 100 juta setiap bulan kepada tentara bayaran ...
PROHABA.CO, KHARKIV - Informasi yang dihimpun BBC menyebutkan, Rusia menawarkan gaji 7.000 dollar AS atau sekitar Rp 100 juta setiap bulan kepada tentara bayaran dari Suriah guna bertempur di garis depan bersama pasukan Rusia dalam perang di Ukraina.
Keterangan ini setidaknya didapat dari seorang tentara bayaran Suriah yang siap dikirim ke Ukraina dan juga dari sebuah lembaga swadaya masyarakat di Suriah.
Menurut tentara bayaran itu, terdapat setidaknya 200 orang yang telah menerima tawaran untuk bertempur di Ukraina.
Alasannya adalah uang semata, bukan alasan ideologi.
"Ada dua kontrak yang ditawarkan.
Satu, berperang di garis depan dengan gaji 7.000 dollar AS.
Dan satu lagi, menjaga keamanan di belakang garis depan dengan gaji 3.500 dollar AS.
Baca juga: Petempur Asing dari Idlib Suriah Diterjunkan via Turki Bantu Ukraina Lawan Rusia
Mereka mengatakan keluarga saya akan menerima 50.000 dollar AS (Rp 717 juta) jika saya mati," kata tentara bayaran tersebut.
Pemerintah Ukraina dan sebuah lembaga swadaya masyarakat Suriah mengatakan, terdapat 14 pusat perekrutan tentara bayaran di negara itu.
Sementara itu, pemerintah Rusia sudah mengumumkan bahwa 16.000 petempur dari Timur Tengah bergabung dengan pasukannya.
Para relawan tentara bayaran, terdiri dari warga sipil dan tentara, sedang menjalani pelatihan di Pangkalan Hmeimim, Latakia yang dioperasikan oleh Moskwa di Suriah dan kemudian diterbangkan ke Rusia.
Tentara bayaran yang diwawancarai oleh BBC mengakui kemungkinan besar ia tidak akan pulang.
Baca juga: Roket Rusia Meledak di Ukraina, 12 Orang Tewas, Moskwa Dinilai Ingkar Janji
Baca juga: Dicurigai sebagai Mata-mata, Negara Eropa Bersamaan Usir Utusan Rusia
"Kemungkinan sampai 90 persen saya akan pergi dan akan mati.
Saya tidak tahu apakah saya akan pulang atau tidak tetapi saya akan mencari uang demi anak-anak saya."
"Rusia melakukan pembantaian di Ukraina.