Tahukah Anda
Bigfoot Apakah Benar-Benar Ada?
Bigfoot (makhluk berkaki dua, bertubuh besar, dan berkulit hitam) sudah lama menjadi perbincangan dan legenda urban yang diceritakan di kalangan ...
PROHABA.CO - Bigfoot (makhluk berkaki dua, bertubuh besar, dan berkulit hitam) sudah lama menjadi perbincangan dan legenda urban yang diceritakan di kalangan masyarakat, terutama di benua Amerika.
Namun, apakah Bigfoot benar-benar ada atau hanya sekadar mitos?
Bigfoot adalah salah satu makhluk misterius yang menyerupai kera.
Faktanya, para ilmuwan mengungkapkan bahwa tidak ada orang yang cukup dekat untuk melihat rupa Bigfoot yang sebenarnya sehingga tidak ada informasi lebih yang dapat menjelaskannya.
Bigfoot diyakini beruang hitam Amerika
Kini seorang ilmuwan bernama Floe Foxon telah menunjukkan bahwa sebagian besar penampakan Bigfoot di Amerika Serikat dan Kanada itu merupakan ulah beruang hitam yang berjalan dengan kaki belakang mereka.
Dikutip dari Science Alert, Rabu (1/2/2023) beruang hitam Amerika (Ursus americanus) biasanya berjalan dengan empat kaki, tetapi akan berdiri dengan kaki belakangnya untuk mendapatkan pandangan yang lebih jelas atau saat menemukan bau lebih kuat yang menarik.
Baca juga: Mengapa Beruang Tak Takut pada Manusia?
Dengan posisi berjalan dengan kaki belakang tersebut, beruang hitam ini akan terlihat sangat mirip manusia, meskipun agak berbulu, dan membuatnya dianggap sebagai sosok Bigfoot, makhluk mitos dalam legenda masyarakat Amerika.
Bukan pertama kalinya para ilmuwan menyebut bahwa beruang hitam sebagai penjelasan fenomena Bigfoot.
Pada tahun 2005, seorang ilmuwan membandingkan populasi beruang hitam yang diproyeksikan dengan penampakan Bigfoot yang dilaporkan di sudut barat laut AS.
Selanjutnya, ia lantas menyimpulkan bahwa spesies hewan selain beruang hitam Amerika, juga bertanggung jawab atas penampakan makhluk mitos ini.
Pada tahun 2009, makalah lain yang berbasis di wilayah yang sama menunjukkan tingkat tumpang tindih yang tinggi antara populasi beruang hitam dan Bigfoot.
Sementara itu, Foxon telah memperluas hasil studi sebelumnya tentang pembuktian penampakan Bigfoot, dengan memperluas analisis ke semua tempat di Amerika Serikat dan Kanada, di mana beruang hitam dan manusia hidup berdekatan satu sama lain.
Baca juga: Beruang Bobol Rumah Warga di Bener Meriah, Gula dan Minyak Habis Dimangsa
Data yang ia gunakan untuk penampakan Bigfoot berasal dari Organisasi Peneliti Lapangan Bigfoot, yang menyimpan basis data geografis dari laporan saksi mata dari abad ke-20 dan seterusnya.
Foxon kemudian membandingkan informasi ini dengan data lokal tentang kepadatan dan penyebaran beruang hitam serta kepadatan populasi manusia.
Dia mengatakan ini merupakan peningkatan dari proyeksi yang disederhanakan yang digunakan dalam makalah sebelumnya.
Dari pemodelan yang dibuat Foxon, ia menemukan penampakan Bigfoot sebagian besar merupakan beruang hitam yang salah diidentifikasi.
Foxon menjelaskan di daerah dengan jumlah beruang hitam dan manusia yang tinggi, orang lebih banyak melihat Bigfoot, contohnya di Pasific Nortwest.
Sebaliknya di Texas dan Florida, beruang hitam hampir tidak ada. Meski begitu penampakan Bigfoot di kedua negara bagian itu juga pernah dilaporkan.
Baca juga: Ular Baru dari Hutan Panama Dinamai ‘Leonardo DiCaprio’
Baca juga: Apa Perbedaan Ikan Duyung dengan Putri Duyung? Mitos atau Fakta? Ini Penjelasannya
"Meskipun ini dapat ditafsirkan sebagai bukti keberadaan hominid yang tidak diketahui di Amerika Utara, ini juga dijelaskan oleh kesalahan identifikasi hewan lain di antara kemungkinan lainnya," ungkap Foxon.
Di tempat lainnya, beruang juga sering menipu dan membuat masyarakat menganggap sebagai makhluk yang aneh dan misterius.
Di pegunungan Asia misalnya, kemungkinan besar Yeti sebenarnya hanya beruang hitam Asia, beruang cokelat Himalaya, atau beruang cokelat Tibet yang diselimuti salju.
Bukti fisik yang dikumpulkan dari Yeti di masa lalu, seperti gigi dan rambut ternyata selalu milik hewan lain yang diketahui dan biasanya adalah beruang.
Jadi, kesimpulan menurut Foxon, adalah jika memang ada Bigfoot di sana mungkin ada banyak beruang.
Studi tentang pembuktian Bigfoot ini telah dipublikasikan di jurnal daring bioRxiv.
(Kompas.com)
Baca juga: Tidak Boleh Keramas dan Gunting Kuku saat Menstruasi, Mitos atau Fakta?
Baca juga: Enam Mitos Menyusui Ini Bisa Hambat ASI Eksklusif, Tak Boleh Makan Ikan hingga Hindari Kopi
Baca juga: Meresahkan, Beruang Masuk Permukiman Mangsa 15 Ekor Kambing Milik Warga
Makanan Rumahan Berapa Jam Aman di Suhu Ruang? Berikut Penjelasannya |
![]() |
---|
Memelihara Kucing Bisa Mengubah Otak Manusia, Begini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Kebiasaan Apa yang Membuat Seseorang Disukai Nyamuk? Ternyata Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kulit Pisang Jadi Camilan Sehat dan Lezat: Penelitian Ungkap Manfaatnya |
![]() |
---|
Manfaat Minyak Jarak Tak Sehebat yang Diklaim, Ini Kata Para Ahli |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.