Luar Negeri

Mantan Dubes AS Nikki Haley Umumkan Maju Pilpres 2024, Bakal Jadi Saingan Berat Trump

Dengan ini, Haley menjadi kandidat pertama yang akan menantang mantan bosnya, Donald Trump untuk nominasi Partai Republik. "Saya Nikki Haley dan ...

Editor: Muliadi Gani
AFP/OLIVIER DOULIERY
Dalam foto file yang diambil pada 09 Oktober 2018 ini, Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Nikki Haley, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, di kantor Oval Gedung Putih. - Haley mengumumkan pada 14 Februari 2023, dia mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024, menantang sesama kandidat dari Partai Republik Donald Trump dengan mengusulkan generasi baru kepemimpinan di Washington. 

PROHABA.CO, WASHINGTON DC - Mantan duta besar AS untuk Perserikatan BangsaBangsa (PBB) Nikki Haley memulai kampanyenya untuk pencalonan presiden dari Partai Republik untuk Pilpres AS 2024, pada Selasa (14/2/2023).

Dengan ini, Haley menjadi kandidat pertama yang akan menantang mantan bosnya, Donald Trump untuk nominasi Partai Republik.

"Saya Nikki Haley dan saya mencalonkan diri sebagai presiden," kata Haley dalam video yang dikirimkan timnya melalui email kepada Reuters.

Haley sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Gubernur Carolina Selatan.

Dia menjabat sebagai duta besar PBB di bawah Trump dari 2017 hingga 2017.

Haley dijadwalkan akan memaparkan rencana kampanyenya dalam pidato pada hari Rabu (15/2/2023) di Charleston, Carolina Selatan.

"Sudah waktunya untuk generasi kepemimpinan baru untuk menemukan kembali tanggung jawab fiskal, mengamankan perbatasan kita dan memperkuat negara kita, kebanggaan kita, dan tujuan kita," ucap dia.

Baca juga: Rumah Donald Trump di Florida Digerebek FBI, Brankasnya Dibobol

Putri dari dua imigran India itu telah mendapatkan reputasi di Partai Republik sebagai seorang konservatif yang solid dengan kemampuan menangani masalah gender dan ras dengan cara yang lebih kredibel daripada banyak rekannya.

Haley memposisikan dirinya sebagai pembuat perubahan yang dapat menghidupkan kembali sebuah partai dan negara yang dikatakan olehnya telah kehilangan arah dalam beberapa tahun terakhir.

Dia memainkan latar belakang pribadinya sebagai bagian dari daya tariknya untuk menyatukan bangsa terhadap ketegangan rasial.

"Saya adalah putri bangga imigran India. Tidak hitam, tidak putih. Saya berbeda.

Tapi ibuku akan selalu berkata, 'Tugasmu bukan fokus pada perbedaan, tapi persamaan'," ujar Haley.

"Beberapa melihat masa lalu kita sebagai bukti bahwa prinsip pendirian Amerika itu buruk," lanjutnya.

"Mereka mengatakan janji kebebasan hanya dibuat-buat.

Baca juga: Kekacauan Pecah di Brasil Setelah Jair Bolsonaro Kalah Dalam Pemilu

Baca juga: Venna Melinda Mengaku Trauma Dan Kini Siap Menghadapi Ferry Irawan di Pengadilan

Beberapa orang menganggap gagasan kami tidak hanya salah, tapi juga rasis dan jahat.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved