Luar Negeri

Rusia dan Cina Segera Ciptakan Mata Uang Baru, Ingin Lepas dari Dollar AS

Rusia dan Cina beserta negara-negara yang tergabung dalam organisasi BRICS tengah dalam proses menciptakan mata uang baru.

Editor: Muliadi Gani
Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin via Reuters
Para pemimpin negara-negara BRICS, mulai dari Xi Jinping dari China, Vladimir Putin dari Rusia, Jair Bolsonaro dari Brasil, Narendra Modi dari India, dan Cyril Ramaphosa dari Afrika Selatan pada KTT BRICS di Osaka, Jepang, pada 28 Juni 2019. 

PROHABA.CO, MOSKWA – Rusia dan Cina beserta negara-negara yang tergabung dalam organisasi BRICS tengah dalam proses menciptakan mata uang baru.

BRICS adalah organisasi yang beranggotakan sesuai akronim dari negara anggotanya yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

Rencana mata uang baru dari BRICS tersebut disampaikan oleh anggota parlemen Rusia Alexander Babakov yang dikutip Live Mint.

Menurut Babakov, BRICS sedang dalam proses menciptakan mata uang baru sebagai strategi pembayaran agar tidak bergantung dengan dollar AS atau euro.

Dia menyebutkan bahwa mata uang baru akan didasarkan pada emas dan komoditas lain seperti elemen tanah jarang.

Akan tetapi, dia tidak merinci detail lain mengenai mata uang baru Rusia dan Cina beserta negara-negara BRICS.

Pejabat Rusia lain juga belum mengonfirmasinya.

Baca juga: Panik, Warga Rusia Tarik Mata Uang Asing dari Bank Rp 140,6 Triliun

Baca juga: Raja Kripto Pendiri FTX Kehilangan Rp 500 Triliun dalam Hitungan Hari

Dilansir dari Firstpost, pembahasan mengenai mata uang baru paling cepat akan terjadi pada KTT BRICS di Afrika Selatan pada Agustus tahun ini.

Beberapa sumber dikutip Firstpost menyampaikan, ide mengenai mata uang baru BRICS diinisiasi oleh Rusia karena negara tersebut menghadapi sanksi ekonomi yang berat dari Barat atas invasi ke Ukraina.

Firstpost mengutip Babakov yang mengatakan bahwa Rusia dan India akan mendapat manfaat paling banyak dari mata uang baru itu.

“New Delhi, Moskwa harus melembagakan asosiasi ekonomi baru dengan mata uang bersama yang baru, yang bisa berupa rubel digital atau rupee India,” kata Babakov.

Di sisi lain, Brasil sudah mulai menerima penyelesaian perdagangan dan investasi dalam yuan China.

Sedangkan India dan Rusia memiliki mekanisme rupee India dengan rubel rusia untuk sejumlah perdagangan, bukan dollar AS atau euro.

(kompas. com)

Baca juga: Taliban Resmi Melarang Gunakan Mata Uang Asing di Afghanistan

Baca juga: Ratu Kripto Buronan FBI Kabur, Bawa Uang Hampir Rp60 Triliun

Baca juga: Jack Ma Muncul Lagi di Cina Setelah Setahun Lebih Menghilang

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved