Luar Negeri

Sudan Mencekam dan Hadapi Krisis Kemanusiaan, AS Terjunkan Tim Respons Bencana

AS melalui USAID mengerahkan tim ahli tanggap bencana ke Sudan untuk mengoordinasikan respons kemanusiaan saat negara tersebut masih dicekam ...

Penulis: Redaksi | Editor: Muliadi Gani
AP PHOTO/MARWAN ALI
Asap mengepul dari lingkungan pusat Khartoum, Sudan, Minggu (16/4/2023). Puluhan orang tewas dalam pertempuran sengit antara tentara reguler Sudan dengan pasukan paramiliter RSF untuk berebut kekuasaan. 

PROHABA.CO, WASHINGTON DC – Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (AS) (US Agency for International Development/USAID) telah mengirim tim ahli tanggap bencana untuk Sudan guna mengoordinasikan tanggap kemanusiaan sementara pertempuran melanda negara itu, kata kepala USAID Samantha Power, Minggu (24/4).

AS melalui USAID mengerahkan tim ahli tanggap bencana ke Sudan untuk mengoordinasikan respons kemanusiaan saat negara tersebut masih dicekam pertempuran.

Administrator USAID Samantha Power pada Minggu (23/4/2023) mengatakan, tim tersebut akan beroperasi di luar Kenya untuk tahap awal.

Dia menambahkan, mereka akan bekerja sama dengan komunitas dan mitra internasional untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas dan memberikan bantuan kemanusiaan dengan aman.

“AS memobilisasi untuk meningkatkan bantuan kepada rakyat Sudan yang terjerat di antara faksi-faksi yang bertikai,” kata Power, sebagaimana dilansir Reuters.

Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dengan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.

Baca juga: Konflik di Sudan Mulai Memburuk, Sejumlah Negara Mulai Evakuasi Warganya

Baca juga: Singapura Denda Rp 3,3 Juta/Orang yang Tak Kembalikan Baki Sendiri di Restoran

Baca juga: Tak Hanya Sibuk Syuting, Natasha Wilona Mulai Geluti Dunia Bisnis

Pertempuran yang tiba-tiba tersebut menghancurkan rencana untuk memulihkan pemerintahan sipil di Sudan.

Pertikaian untuk memperebutkan kekuasaan tersebut juga membuat Sudan yang sudah miskin berada di ambang bencana kemanusiaan sekaligus berpotensi memicu konflik yang lebih luas yang dapat menarik kekuatan luar.

“Pertempuran antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Rapid Support Forces di Sudan telah merenggut ratusan nyawa, melukai ribuan orang, dan lagi-lagi menghancurkan aspirasi demokrasi rakyat Sudan,” ucap Power.

“Warga sipil yang terjebak di rumah mereka tidak dapat mengakses obatobatan yang sangat dibutuhkan, dan menghadapi prospek kekurangan listrik, air, dan makanan yang berlarut- larut,” sambung Power.

Dia menambahkan, situasi tersebut semakin membuat rakyat sipil Sudan menderita.

“Sepertiga populasi Sudan, hampir 16 juta orang, sudah membutuhkan bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia sebelum pecahnya kekerasan ini,” ungkap Power.

Power mengulangi seruan sebelumnya agar kedua belah pihak mematuhi gencatan senjata Idul Fitri, mengakhiri pertempuran, dan mematuhi hukum kemanusiaan internasional.

Pada Sabtu (21/4/2023), AS mengevakuasi personel pemerintah AS dari kedutaannya di Khartoum dan menghentikan sementara operasi di kedutaan karena risiko keamanan.

(kompas.com)

Baca juga: MENCEKAM, 180 Orang Tewas Dalam Pertempuran di Sudan

Baca juga: Tak Patuhi Kewajiban Berjilbab, Iran Tutup 155 Toko dan Restoran

Baca juga: 230 Penduduk Sudan Tewas dalam Serangan Suku terkait Tanah Sengketa

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sudan Masih Mencekam, AS Terjunkan Tim Respons Bencana", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved