Palestina vs Israel

Hamas dan Hizbullah Kompak Serang Israel, Tembaki Perbatasan Dengan Mortir

Peperangan antara militan Hamas dengan Israel jadinya semakin panas karena satu negara tetangga juga ikut-ikutan perang menyerang Israel.

Editor: Muliadi Gani
Al Jazeera
Perang Israel-Hamas Palestina pada Oktober 2023. Pasukan Hizbullah Lebanon Serang Israel, Bantu Hamas Palestina, Lontarkan Mortir di Perbatasan. 

PROHABA.CO, TEL AVIV – Konflik Israel dan Palestina semakin memanas hingga Minggu (8/10/2023).

Dikabarkan, pasukan Hizbullah Lebanon ikut membantu Hamas Palestina dengan melakukan serangan ke Israel. 

Sejumlah mortir pasukan Hizbullah Lebanon mendarat di bagian perbatasan Israel.

Peperangan antara militan Hamas dengan Israel jadinya semakin panas karena satu negara tetangga juga ikut-ikutan perang menyerang Israel.

Pasukan Hizbullah Lebanon dikabarkan ikut-ikutan menyerang Israel dengan sejumlah mortir.

Hizbullah yang ikut dalam duet serangan ini juga mengaku bertanggung jawab atas serangan mortir dari Lebanon ke Israel utara, dan Israel mengatakan mereka membalasnya dengan serangan artileri.

Eskalasi konfl ik ini terjadi ketika kekhawatiran invasi darat ke Gaza meningkatsetelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengancam akan menghancurkan Gaza.

Dilaporkan reporter Al Jazeera, Zeina Khodr, dari Beirut, Lebanon, serangan Hizbullah di Israel utara dapat memperburuk konfl ik antara Israel dan Hamas.

“Hamas telah meminta semua kelompok bersenjata di Lebanon untuk bergabung dalam perang melawan Israel.

Hamas memiliki sekutu di Lebanon.

Baca juga: Pejuang Hamas Tembak Pimpinan Brigade Israel Hingga Tewas

Semua kelompok adalah bagian dari poros perlawanan terhadap Israel,” kata Khodr.

“Mereka [Hizbullah] tidak menyerang daerah terbuka seperti yang kita lihat dalam baku tembak lintas batas sebelumnya, kami memahami bahwa mortir tersebut menargetkan stasiun radar Israel,” ujar Khodra.

Namun tetap saja, menurutnya, pilihan Shebaa, serta penggunaan mortir, dan bukan rudal jarak jauh, yang menargetkan kota-kota atau permukiman di utara Israel, dapat dilihat lebih sebagai pesan bahwa inilah yang bisa terjadi jika Hizbullah ikut serta dalam perang ini.

“Hal ini dapat memperburuk eskalasi,” imbuhnya.

Sementara itu, Israel menyebut serangan itu menyerang pos Hizbullah di dekat perbatasan Lebanon.

Militer Israel mengatakan salah satu drone miliknya menyerang “infrastruktur Hizbullah di daerah Gunung Dov” di sepanjang perbatasan dengan Lebanon.

Sebelum Hizbullah melancarkan serangan, tentara Israel sudah duluan membalas serangan Hamas yang menyebabkan sekitar 250 penduduk Palestina meninggal dan lebih 1.000 yang terluka.

Gideon Levy, seorang jurnalis di Harian Israel Haaretz, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa jika kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah benar-benar bergabung dalam eskalasi konflik yang sedang berlangsung, maka Israel pasti akan menghadapi krisis.

“Kita akan menghadapi kenyataan yang sangat berbeda di mana Israel harus menghadapi dua front, dan mungkin tiga front, jika Tepi Barat yang diduduki ikut terlibat.

Itu adalah permainan baru dan Israel akan melalui sesuatu yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya,” kata Levy.

Baca juga: Hamas Serang Israel, Ini Alasan Kelompok Militan Islam Palestina

Baca juga: Pasutri Tinggalkan Bayi di Depan Rumah Warga Ditangkap Polisi, Ini Alasan Mereka

Invasi Israel Kekhawatiran akan invasi darat besar-besaran ke Gaza semakin meningkat setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji untuk mengubah daerah kantong Palestina yang terkepung menjadi “pulau terpencil” sebagai tanggapan atas serangan terburuk yang dialami negaranya dalam beberapa dekade.

Janji tersebut muncul setelah orang-orang bersenjata dari Hamas, yang menguasai Gaza, mengamuk di kota-kota Israel dan membunuh sedikitnya 250 orang pada hari Sabtu ketika mereka mundur dengan sandera tentara dan warga sipil pada hari kekerasan paling mematikan bagi Israel sejak Perang Yom Kippur 50 tahun lalu.

Lalu, militer Israel membalas dengan serangan balasan yang menghancurkan di Gaza, menewaskan lebih dari 250 warga Palestina di jalur yang diblokade.

Pasukan Israel masih mengebom Gaza dan bertempur dengan kelompok bersenjata Hamas di beberapa bagian Israel selatan pada Minggu dini hari dan juru bicara militer mengatakan situasi di negara itu belum sepenuhnya terkendali.

Hamas mengatakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya melalui darat, udara, dan laut merupakan respons terhadap penodaan Masjid Al Aqsa serta kekejaman Israel terhadap warga Palestina selama beberapa dekade.

Hal ini termasuk blokade Gaza selama 16 tahun, serangan Israel di kota-kota Tepi Barat selama setahun terakhir, peningkatan serangan permukim terhadap warga Palestina, serta pertumbuhan pemukiman ilegal.

Mohammed Deif, seorang komandan militer Hamas, mengatakan waktunya telah tiba “bagi musuh untuk memahami… mereka tidak dapat terus berjalan tanpa konsekuensi.”

Para pemimpin Hamas mengatakan serangan yang dimulai di Gaza akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem yang diduduki.

Netanyahu, yang telah menyatakan “keadaan perang” dan memanggil pasukan cadangan militer, berjanji untuk melawan Hamas sampai akhir.

(Kompas.com)

Baca juga: Skandal Seks, Sipir Wanita Israel dipecat karena Selingkuh dengan Tahanan Palestina

Baca juga: Kamp Pengungsian Dibom Tentara Israel, Sejumlah Warga Palestina Meninggal

Baca juga: Dokter Israel Berhasil Sambung Kepala Bocah Palestina yang Hampir Lepas

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved