Tahukah Anda

Seperti Apa Sungai dengan Air Paling Hitam di Dunia?, Begini Kata Pakar

Sungai Ruki yang merupakan anak sungai Kongo disebut peneliti sebagai sungai berair paling hitam di dunia.

Editor: Muliadi Gani
Matti Barthel / ETH Zurich via PHYS
Air sungai Ruki disebut peneliti sebagai yang tergelap di dunia, karena airnya berwarna hitam.(Matti Barthel / ETH Zurich via PHYS) 

PROHABA.CO - Sungai di Afrika bernama Ruki dijuluki sebagai sungai paling gelap di dunia oleh para ilmuwan.

Gelapnya sungai Ruki bukan dari pencemaran, melainkan larutan organik dari hutan di sekitarnya.

Ruki merupakan anak sungai Kongo, terletak di Republik Demokratik Kongo, Afrika Tengah.

Sungai ini punya air yang sangat gelap, hingga seseorang yang berkaca di atasnya tidak bisa melihat bayangannya.

Sungai Ruki yang merupakan anak sungai Kongo disebut peneliti sebagai sungai berair paling hitam di dunia.

Air sungai tersebut sangat hitam, sampai-sampai tidak bisa melihat bayangan wajah sendiri dari pantulan air sungai.

Dibandingkan dengan sungai-sungai tropis besar lainnya menunjukkan, Sungai Ruki merupakan sungai dengan air paling hitam di dunia, jauh lebih gelap daripada Sungai Rio Negro yang terkenal di Amazon.

“Kami terpesona dengan warna sungainya,” kata Travis Drake, peneliti ETH Zurich.

Dikutip dari Phys, Kamis (19/10/2023) penyebab air sungai ini berwarna hitam adalah karena mengandung sejumlah besar bahan organik terlarut dan hampir tidak ada sedimen akibat kemiringan sungai yang rendah.

Baca juga: Ikan Naga Raksasa Khas Sungai Amazon Muncul di Kamboja

Zat kaya karbon di Sungai Ruki ini sebagian besar terbawa melalui hujan, yang jatuh ke vegetasi hutan yang mati dan melepaskan senyawa organik dari bahan tanaman yang membusuk.

Terlebih lagi, sungai membanjiri hutan di musim hujan.

Diperlukan waktu berminggu-minggu agar air yang biasanya setinggi pinggang itu perlahan-lahan surut, dan pada saat itu, air tersebut akan melarutkan zat-zat organik.

Bukan saja air berwarna hitam yang membuatnya istimewa.

Sungai dengan lebar satu Kilometer dan bermuara di Kongo ini memiliki keunikan secara keseluruhan.

Daerah aliran sungainya, masih ditutupi oleh hutan hujan dataran rendah primer yang belum tersentuh.

Di sepanjang Sungai Ruki, terdapat rawa gambut besar yang mengandung sejumlah besar tumbuhan mati yang belum terurai, sehingga menjadikan rawa tersebut sebagai penyerap karbon yang signifikan.

Peneliti pun memutuskan untuk menelitinya karena jejak karbon tersebut pada gilirannya dapat menyampaikan informasi tentang asal-usul sebuah area.

Baca juga: Tahukah Anda Kapan Perahu Tertua di Dunia Ditemukan? Simak Ulasan Ini

Apalagi sungai Ruki juga belum pernah diteliti secara ilmiah meski ketinggian air musiman sungai telah didokumentasikan sejak tahun 1930.

Akan tetapi hingga kini belum ada data mengenai komposisi kimia dari sungai ini.

Seperti misalnya belum ada yang mengetahui berapa banyak karbon organik terlarut (DOC) yang ada di dalam air, dan yang terpenting dari mana asalnya.

Hingga akhirnya, Drake dan teman-temannya mendirikan stasiun pengukuran di dekat kota Mbandaka, tidak jauh dari hulu sungai tempat bertemunya Sungai Ruki dan Kongo.

Peneliti juga mengukur debit air setiap dua minggu dan ketinggian air harian selama setahun untuk menentukan aliran sungai tahunan.

Sampel air yang dikumpulkan pada setiap pengkuran dikirim ke laboratorium di ETH Zurich untuk dianalisis.

Di sana peneliti menentukan kandungan karbon organik terlarut (DOC) sampel, serta usia bahan organik berdasarkan karbon radioaktif dalam DOC.

Baca juga: Viral Seekor Harimau Sumatra Muncul di Jalan Raya Siak

Analisis tersebut mengkonfirmasi bahwa Sungai Ruki adalah salah satu sistem sungai yang paling kaya karbon organik terlarut di dunia.

Perairannya mengandung senyawa karbon organik empat kali lebih banyak dibandingkan di Kongo dan 1,5 kali lebih banyak dibandingkan di Rio Negro di Amazon.

Karbon organik terlarut biasanya berbentuk asam organik yang meningkatkan keasaman air sungai.

Dari analisis isotop karbon, peneliti menemukan bahwa sebagian besar karbon berasal dari vegetasi hutan, bukan gambut.

“Ini merupakan kabar baik karena berarti rawa gambut dalam keadaan stabil,” kata Drake.

Setelah perjalanan ke sungai Ruki, para ilmuwan berencana untuk mempelajari anak sungai Kongo lainnya.

Studi menarik tentang sungai dengan air paling hitam di dunia ini telah dipublikasikan di jurnal Limnology and Oceanography.

(kompas.com)

Baca juga: Pertama Kali di Dunia, Cacing Hidup Ditemukan di Otak Perempuan Australia, Pasien Sering Lupa

Baca juga: Pria Tertua di Dunia yang Berumur 128 Tahun Meninggal Dunia

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seperti Apa Sungai dengan Air Paling Hitam di Dunia?", 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved