Perang Hamas Israel
Soal Serangan Israel ke Gaza, Ini Negara yang Mendukung dan Mengecam
Meningkatnya korban jiwa dan memburuknya kondisi di Jalur Gaza, membuat negara-negara di dunia terpecah dalam menanggapi serangan Israel ke Palestina.
Rusia memberikan suara mendukung resolusi PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan pada 27 Oktober.
Asia
Hampir semua negara di Asia mendukung gencatan senjata di Sidang Umum PBB, termasuk Indonesia.
"Posisi Indonesia sangat jelas dan tegas, mengutuk keras serangan acak terhadap masyarakat sipil dan fasilitas sipil di Gaza," tegas Presiden Jokowi dalam pernyataan resminya, Senin (30/10/2023).
Cina yang mencoba memposisikan diri sebagai mediator perdamaian di Timur Tengah, meminta pihak-pihak terkait untuk tetap tenang, menahan diri, dan segera mengakhiri permusuhan demi melindungi warga sipil.
Sebuah pernyataan awal setelah serangan Hamas. Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan, "jalan keluar dari konflik ini terletak pada penerapan solusi dua negara dan pendirian sebuah negara Palestina yang merdeka."
Seminggu setelah konflik, Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi mengatakan bahwa tindakan Israel di Gaza telah ‘melampaui batas-batas pembelaan diri’ dan Israel harus menghentikan hukuman kolektifnya terhadap rakyat Gaza.
India merupakan salah satu negara yang abstain dalam pemungutan suara pada resolusi PBB.
Sikap ini dikritik partai-partai oposisi sebagai sesuatu sesuatu yang ‘mengherankan.’
Pakistan, yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, pada awalnya mengambil sikap yang hati-hati, ketika Presiden Arif Alvi menyerukan "pengendalian maksimum untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut, dan hilangnya nyawa manusia".
"Situasi ini membutuhkan gencatan senjata segera," ucap dia di X.
Namun, setelah pengeboman kamp pengungsi Jabalia di Gaza pada tanggal 1 November, posisi Pakistan mengeras, dengan Kemenlu Pakistan mengutuk apa yang disebutnya sebagai "serangan biadab Israel".
Afrika
Organisasi negara-negara Afrika, yang berisi 55 anggota mengeluarkan pernyataan pada 7 Oktober untuk mendukung Palestina.
"Penyangkalan terhadap hak-hak dasar rakyat Palestina, khususnya hak untuk menjadi negara yang merdeka dan berdaulat, merupakan penyebab utama ketegangan permanen Israel-Palestina," demikian pernyataan tersebut.
Perdana Menteri Somalia, Hamza Abdi Barre mengatakan, pemerintahnya siap memberikan dukungan penuh kepada organisasi tersebut.
Lalu, Tunisia. Awalnya negara ini menyatakan solidaritas "penuh dan tanpa syarat" dengan rakyat Palestina, tapi kemudian Tunisia dalam pemungutan suara di PBB.
Hal ini terjadi meskipun Presiden Tunisia Kais Saied mengutuk "kebungkaman internasional" atas "genosida" yang menurutnya dilakukan oleh Israel.
Parlemen Tunisia saat ini sedang memperdebatkan rancangan undang-undang yang akan mengkriminalisasi pengakuan terhadap Israel, dan pembentukan hubungan langsung atau tidak langsung dengan negara tersebut.
Negara-negara Afrika lainnya yang abstain adalah Kamerun, Ethiopia, Sudan Selatan dan Zambia.
Tidak ada negara Afrika yang menolak resolusi yang diadopsi di Majelis Umum PBB pada 27 Oktober lalu.
Amerika Latin
Sebagian besar negara di Amerika Latin memberikan suara untuk mendukung resolusi PBB tersebut.
Bolivia menjadi negara pertama di Amerika Latin yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel sejak serangan ke Gaza dimulai. Pemerintah Bolivia menyebut serangan Israel di Gaza sebagai "agresif dan tidak proporsional".
Dua negara Amerika Latin lainnya, Kolombia dan Cile, sudah menarik pulang duta besar mereka karena krisis kemanusiaan yang meningkat di Gaza.
Cile, yang memiliki populasi Palestina terbesar di luar dunia Arab, mengatakan bahwa mereka mengambil tindakan ini sebagai bentuk protes atas "pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang tidak dapat diterima oleh Israel".
Kolombia sudah mengkritik keras serangan Israel ke Gaza sejak awal perang.
"Kami tidak mendukung genosida," kata Presiden Gustavo Petro, seraya mengancam akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.
Sementara itu, Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silv,a pada awalnya mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil di Israel dan menyerukan pembebasan semua sandera dengan segera.
Tapi dalam pernyataan terbaru ini ia mengkritik keras serangan Israel di Gaza.
Pada 25 Oktober, Lula da Silva mengatakan, "Apa yang sedang terjadi bukanlah perang. Ini adalah sebuah genosida yang menyebabkan terbunuhnya hampir 2.000 anak-anak yang tidak ada hubungannya dengan perang. Mereka adalah korban dari perang".
Hanya dua negara yaitu Paraguay dan Guatemala dari kawasan Amerika Selatan dan Tengah yang memberikan suara menentang resolusi PBB. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Negara yang Dukung dan Kecam Serangan Israel ke Gaza",
Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News
Irlandia Siap Akui Negara Palestina, Begini Penjelasan Menlu Micheal Martin |
![]() |
---|
Miris! 18 Warga Palestina Meninggal Saat Kejar Bantuan yang Dijatuhkan dari Udara, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Bocah 11 Tahun Cari Makanan untuk Hidupi Keluarganya di Gaza, Begini Petualangan Mohammed Zo'rab |
![]() |
---|
Menyedihkan! Warga Gaza Terpaksa Makan Pakan Ternak untuk Bertahan Hidup, Minta Dunia Turun Tangan |
![]() |
---|
Kambing Ikut Jadi Sasaran Sniper Israel, Jurnalis yang Abadikan Momen Itu Sekarang Kritis Kena Bom |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.