Perang Hamas Israel

Yordania Siagakan Pasukan di Perbatasan, Buka Semua Opsi Hadapi Agresi Israel di Gaza

Yordania juga mengumumkan pekan lalu kalau duta besar Israel, yang meninggalkan Amman tak lama setelah serangan Hamas, tidak akan diizinkan kembali,

Editor: Muliadi Gani
Tangkapan layar Twitter/@Mo_mh70
Sebuah pesawat angkatan udara Yordania menjatuhkan bantuan medis mendesak dengan menggunakan parasut ke rumah sakit lapangan Yordania di Gaza. Yordania menyatakan membuka smeua opsi atas respons terhadap agresmi militer Israel di Gaza. 

PROHABA.CO - Yordania akan membuka "semua opsi" dalam menanggapi apa yang disebut sebagai kegagalan Israel membedakan antara target militer dan sipil dalam pengeboman dan invasi yang semakin intensif ke Jalur Gaza.

Ia tidak menjelaskan lebih lanjut langkah apa yang akan diambil Yordania.

 Hal ini disampaikan beberapa hari setelah Yordania memanggil pulang duta besarnya dari Israel sebagai bentuk protes atas serangan Israel ke Gaza.

Israel membombardir Gaza setelah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu.

Pada Senin (6/11/2023) pemerintah Yordania menyatakan negara itu membuka “semua opsi” dalam tanggapannya terhadap apa yang mereka sebut sebagai kegagalan Israel dalam membedakan sasaran militer dan sipil dalam peningkatan pemboman dan invasi ke Jalur Gaza.

Perdana Menteri Yordania Bisher al Khasawneh tidak merinci langkah apa yang akan diambil Yordania.

Pernyataan tegas ini terlontar beberapa hari setelah negara itu menarik duta besarnya dari Israel sebagai protes atas serangan Israel di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober.

Yordania juga mengumumkan pekan lalu kalau duta besar Israel, yang meninggalkan Amman tak lama setelah serangan Hamas, tidak akan diizinkan kembali, yang secara efektif menyatakan bahwa dia adalah persona non grata.

“Semua opsi tersedia bagi Yordania dalam menghadapi agresi Israel di Gaza dan dampaknya,” kata Khasawneh mengatakan kepada media pemerintah dilansir TAN.

Khasawneh mengatakan pengepungan Israel di Gaza yang padat penduduknya bukanlah upaya membela diri seperti yang mereka katakan.

“Serangan brutal Israel tidak membeda-bedakan sasaran sipil dan militer dan meluas ke wilayah aman dan ambulans,” katanya.

Israel membantah sengaja menargetkan sasaran-sasaran sipil di daerah padat penduduk dan mengatakan kalau Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, menggali terowongan di bawah rumah sakit, dan menggunakan ambulans untuk mengangkut para pejuangnya.

Baca juga: Soal Serangan Israel ke Gaza, Ini Negara yang Mendukung dan Mengecam

Perjanjian Damai Israel-Yordania Terancam Koyak

Yordania sedang meninjau kembali hubungan ekonomi, keamanan dan politiknya dengan Israel dan mungkin akan membekukan atau mencabut sebagian dari perjanjian perdamaiannya jika konflik Gaza memburuk, kata para diplomat yang akrab dengan pemikiran Yordania.

Sebagai informasi, Yordania menandatangani perjanjian damai dengan Israel pada tahun 1994.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved