Kesehatan
Stop Kebiasaan Makan Mi Instan Campur Nasi, Ahli Gizi Ungkap Risiko dan Efek Sampingnya Bagi Tubuh
Sesuai dengan namanya, mi instan merupakan olahan yang praktis untuk disajikan dan kerap jadi sosulsi tatkala lapar di tengah malam.
Namun di balik kemudahan dan cara membuatnya yang simple, mi instan disebutkan memiliki banyak kandungan yang kurang baik untuk kesehatan tubuh.
PROHABA.CO - Bagi sebagian besar masyarakat di Tanah Air, mi instan adalah makanan yang sangat praktis.
Sesuai dengan namanya, mi instan merupakan olahan yang praktis untuk disajikan dan kerap jadi sosulsi tatkala lapar di tengah malam.
Namun di balik kemudahan dan cara membuatnya yang simple, mi instan disebutkan memiliki banyak kandungan yang kurang baik untuk kesehatan tubuh.
Selain sebagai camilan, ada pula kebiasaan lain yang sering dilakukan masyarakat Indonesia ketika mengonsumsi mi, yaitu mencampurnya dengan nasi.
Mengonsumsi mi campur nasi tampaknya menjadi kebiasaan bagi sebagian orang Indonesia.
Bahkan, meski telah makan mi, sebagian masyarakat belum menganggapnya makan besar jika tak disertai dengan nasi.
Sayangnya, makan nasi dicampur mi juga kerap mendapat reputasi buruk karena sama-sama sumber karbohidrat.
Lantas, apa efek samping makan mi campur nasi?
Baca juga: Mengonsumsi Mi Instan Tiap Hari Memunculkan Efek Serius Bagi Kesehatan Tubuh
Efek samping makan mi dicampur nasi
Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB University Ali Khomsan mengatakan, mengonsumsi mi bersama nasi dapat menimbulkan rasa kenyang berlebihan.
"Efek sampingnya kekenyangan karena keduanya sumber karbohidrat untuk energi tubuh," ujarnya, saat dikutip Kompas.com, Kamis (18/1/2024).
Ali menambahkan, membiasakan diri makan mi plus nasi juga dapat menimbulkan risiko kegemukan karena asupan didominasi karbohidrat.
Belum lagi, risiko defisiensi unsur gizi mikro, seperti zat besi, seng, vitamin A, dan vitamin C, dapat menghambat pertumbuhan anak.
Kebiasaan mengonsumsi double carbo seperti ini pun dapat berimbas pada penyakit kronis.
"Bila muncul kegemukan karena dampak konsumsi karbo berlebihan, ada ancaman penyakit kronis seperti hipertensi dan diabetes," ungkap Ali.
Baca juga: Apa Saja Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan, Menyehatkan pencernaan dan Menurunkan risiko kanker
Tidak sesuai gizi seimbang
Senada, dokter gizi komunitas Tan Shot Yen menjelaskan, makan mi campur nasi tidak sesuai dengan konsep "Isi Piringku" yang digagas Kementerian Kesehatan.
"Tidak sesuai gizi seimbang, apalagi konsep Isi Piringku," kata Tan, ketika dikutip Kompas.com, Kamis.
Menurutnya, konsep Isi Piringku menggambarkan porsi sekali makan yang terdiri dari 50 persen buah dan sayuran serta 50 persen, sisanya makanan pokok dan lauk-pauk. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, Isi Piringku mengharuskan suatu makanan memenuhi:
- 1/6 piring makan berupa buah berbagai jenis dan warna
- 1/3 piring makan berupa berbagai jenis sayuran
- 1/6 piring merupakan lauk-pauk protein, baik hewani maupun nabati
- 1/3 piring berupa makanan pokok yang terdiri dari karbohidrat kompleks seperti biji-bijian dan beras, sebaiknya bukan karbohidrat simpleks, termasuk tepung dan gula
Menurut Tan, mi terbuat dari tepung atau karbohidrat rafinasi yang bukan merupakan bahan pangan utuh.
Berbeda dengan karbohidrat kompleks, makanan jenis ini lebih mudah dicerna tubuh menjadi gula, sehingga kadar glukosa darah lebih cepat naik.
Saat gula darah naik, tubuh akan segera bereaksi dengan "memerintahkan" pankreas untuk melepaskan insulin, yang membuat kadarnya cepat turun.
Kondisi tersebut, lanjut Tan, dapat menyebabkan kegemukan karena lonjakan kadar gula berlebihan.
Baca juga: Tiga Manfaat Ikan Lele untuk Kesehatan, Ada vitamin B12, protein, dan omega 3
Makan mi dan nasi justru lebih mudah lapar
Tan mengungkapkan, hanya mengonsumsi karbo tanpa adanya sumber protein dan serat dari bahan pangan lain, justru akan meningkatkan rasa lapar.
"Mudah lapar dan mudah sakit. Ya karena tidak ada serat, protein dan lemak jadi dipecah, gula darah naik kecepatan.
Gula yoyo (naik turun)," tuturnya. Bukan hanya itu, meski tidak terjadi dalam jangka pendek, konsumsi dua sumber karbo secara bersamaan juga dapat memicu diabetes.
Tan menambahkan, terlalu sering makan kombinasi nasi dan mi pun secara tidak langsung meningkatkan risiko penyakit jantung.
"Masalah jantung bukan penyakit dadakan yang disebabkan pola makan saat itu juga.
Tapi orang-orang yang makan nasi dan mi bisa saja masih belum paham soal gizi seimbang," kata dia.
Jika kebiasaan tak mengikuti asupan gizi seimbang terus berlanjut, menurutnya, akan membawa efek samping yang dapat merambat ke mana-mana.
"Diawali dengan gula darah yoyo, sindrom metabolik atau kegemukan, dan ujung-ujungnya masalah jantung dan pembuluh darah," ungkap Tan.
"Dan sekali lagi, kebiasaan.
Orang yang doyan makan mi punya kebiasaan juga makan produk jadi lainnya. Bihun, kwetiau, aneka jenis mi lain," tandasnya.
Baca juga: Turis Asal Cina Diduga Dirudapaksa Pemandu Wisata di Bali
Baca juga: Pemegang Rekor Dunia Maraton Meninggal Kecelakaan Mobil, Ini Profil Kelvin Kiptum
Baca juga: BRAT TOTAL, Diduga Kelelahan Ikuti Rapat Seorang Anggota KPPS Meninggal Dunia
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jadi Kebiasaan, Ahli Gizi Ungkap Efek Samping Makan Mi Campur Nasi",
Kebiasaan Bangun Cepat dan Sarapan Pagi Bisa Panjang Umur, Benarkan? Berikut Penjelasan Ahli |
![]() |
---|
Kurangi Begadang dan Hindari Kosumsi Minuman Manis, Bisa Berakibat Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Pilu! 20 Anak Harus Cuci Darah Seumur Hidup karena Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Bahaya! Minuman Manis Kemasan yang Dikosumsi Anak-Anak Bisa Sebabkan Diabetes hingga Gagal Ginjal |
![]() |
---|
Kurang Tidur Bisa Picu Hipertensi, Apa Saja Tanda-tandanya? Simak Penjelasan Dokter Berikut Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.