Tahukah Anda

Apa yang Terjadi Jika Air Laut Menjadi Tawar? Berikut Penjelasannya

Sebagian besar permukaan Bumi ditutupi oleh air yang tidak dapat diminum; lautan menutupi 70 persen permukaan Bumi dan menyumbang sekitar 97 persen

Editor: Muliadi Gani
iStockphoto/Dominic Rushton
Ilustrasi laut. alasan mengapa air laut asin. 

PROHABA.CO - Manusia tidak bisa meminum air laut,  karena air laut mengandung garam yang tinggi.

Tingkat konsumsi air bersih dunia meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir.

Sebagian besar permukaan Bumi ditutupi oleh air yang tidak dapat diminum; lautan menutupi 70 persen permukaan Bumi dan menyumbang sekitar 97 persen dari seluruh air di Bumi.

Kandungan garam rata-rata di air laut adalah 35 bagian per seribu.

Walaupun kedengarannya tidak terlalu banyak, ini menghasilkan 120 juta ton garam per mil kubik air laut dan terdapat sekitar 332.519.000 mil kubik air di lautan.

Apa jadinya jika air laut menjadi tawar?

Lautan tanpa garam akan memusnahkan kehidupan laut dan memengaruhi suhu serta cuaca global secara drastis, sehingga mengakibatkan kehidupan manusia di Bumi menjadi kacau.

Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan jika air laut menjadi tawar.

Baca juga: Australia Miliki Danau Berwarna Pink, Sangat Asin

1. Kehidupan laut terancam

Ada sekitar 230.000 spesies laut yang diketahui di lautan dan diperkirakan 2 juta lainnya belum ditemukan.

Namun, jika laut mengalami desalinasi, kemungkinan besar kita tidak akan pernah bisa menemukan bentuk kehidupan tersebut.

Organisme laut yang paling terkena dampaknya adalah plankton dan fitoplankton, yang merupakan dasar dari semua kehidupan laut.

Ikan air asin telah berevolusi dan beradaptasi dengan kondisi garam, mereka meminum air asin agar tetap terhidrasi dan membuang kelebihan garam dengan memompanya keluar tubuh.

Ada jugs ikan seperti salmon yang telah beradaptasi untuk menoleransi air tawar dan air asin, tetapi mereka adalah “satu dari seribu” spesies yang memiliki kemampuan tersebut.

Dalam skala besar, jika air laut menjadi tawar, semua spesies air asin akan musnah.

2. Kehidupan tanaman tidak akan bertahan

Selain hewan laut, kehidupan tumbuhan laut juga akan terkena dampaknya.

Ini adalah kabar buruk karena ganggang bawah air menyumbang hampir separuh fotosintesis yang terjadi di planet ini.

Fotosintesis memainkan peran penting dalam menyediakan makanan dan oksigen bagi planet kita, yaitu dengan mengubah karbon dioksida dari atmosfer menjadi oksigen penting yang diperlukan untuk pernapasan.

Baca juga: Mengonsumsi Garam Berlebihan, Ini Dampak Besar pada Kesehatan yang Perlu Diwaspadai

Baca juga: Metode Alami Pembersihan Karang Gigi dengan Garam dan Baking Soda

Oleh sebab itu, tanpa alga, manusia tidak hanya akan mendapatkan lebih sedikit oksigen, tetapi manusia juga akan memiliki lebih banyak karbon dioksida di atmosfer.

Dengan berkurangnya fotosintesis secara signifikan dan kondisi iklim yang sangat fluktuatif, Bumi tidak lagi dapat mendukung kehidupan tanaman yang beragam seperti sekarang.

Rantai makanan itu sendiri akan runtuh. Sebagian besar spesies, termasuk manusia, tidak akan bertahan lama.

3. Cuaca global akan kacau

Meningkatnya efek rumah kaca akan membuat beberapa belahan Bumi menjadi sangat panas.

Hal ini paling terlihat di khatulistiwa karena arus lautnya tidak lagi mengalirkan air hangat dan arus udara seperti dulu.

Arus konveksi menggerakkan air hangat dari khatulistiwa ke utara, sementara air dingin dari utara mendinginkan daerah yang lebih panas ke selatan.

Di wilayah khatulistiwa, air yang lebih hangat mampu membawa lebih banyak garam (kelarutan pelarut meningkat seiring suhu), menyebabkan air yang lebih padat tenggelam ke kedalaman yang lebih rendah, sedangkan air yang lebih dingin mengalir ke atas.

Di ujung utara, airnya cukup dingin untuk membekukan dan membentuk es laut.

Saat air membeku, garam akan tertinggal, dan tentu saja, hal ini membuat air yang lebih dingin di utara menjadi lebih padat, sehingga tenggelam lebih rendah, dan memberi jalan bagi air hangat yang datang dari selatan.

Tanpa garam, seluruh proses yang seimbang dan rumit ini akan terganggu.

Sebagai permulaan, badai akan menjadi lebih sering terjadi, dan lebih mematikan.

Pada dasarnya, cuaca dan iklim global akan sangat berbeda dari apa yang kita alami sekarang.

Sementara itu, manusia akan membeku di kutub atau kepanasan di khatulistiwa, mati dalam bencana alam, atau mati kelaparan karena hidup di dunia tanpa tumbuhan dan biologi kelautan.

(Kompas.com)

Baca juga: Mengapa Lautan di Dunia Berubah Warna, Berikut Penjelasannya

Baca juga: Ada Spesies Baru Penghuni Laut Dalam Ditemukan

Baca juga: Mengonsumsi Makanan Asin Dapat Sebabkan Double Chin, Begini Penjelasan Dokter Kecantikan

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Terjadi Jika Air Laut Menjadi Tawar?", 

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved