Ramadhan 2025

4 Amalan yang Dapat Dilakukan dalam Menghidupkan Malam Lailatul Qadar

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat dinantikan oleh umat Islam dalam bulan suci Ramadhan. 

Penulis: Amelia Puspa Trinanda | Editor: Jamaluddin
Chat GPT
ILUSTRASI BERDOA - Ilustrasi berdoa di malam Lailatul Qadar. Berikut ini 4 amalan yang dapat dilakukan dalam menghidupkan malam Lailatul Qadar. 

Dengan menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan ibadah, umat Islam dapat meraih keberkahan malam tersebut, serta mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT. 

PROHABA.CO - Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat dinantikan oleh umat Islam dalam bulan suci Ramadhan. 

Malam Lailatul Qadar dikenal sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan, di mana Allah SWT menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW. 

Keistimewaan malam Lailatul Qadar menjadikan umat Islam berlomba-lomba untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak doa, berharap bisa meraih keberkahan dan ampunan dari Allah Swt.

Namun, meskipun malam Lailatul Qadar sangat istimewa, tidak ada yang mengetahui dengan pasti kapan malam tersebut akan terjadi. 

Menurut hadis Rasulullah saw, Lailatul Qadar kemungkinan besar terjadi pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, terutama pada malam ganjil, seperti malam Ke-21, 23, 25, 27, atau 29. 

Meskipun begitu, umat Islam tetap disarankan untuk memperbanyak amal ibadah sepanjang sepuluh malam terakhir Ramadhan, karena tidak ada yang tahu kapan tepatnya malam yang penuh kemuliaan itu datang.

Amalan di Malam Lailatul Qadar

Meskipun waktunya tidak pasti, terdapat beberapa amalan yang dapat dilakukan umat Islam dalam menghidupkan malam Lailatul Qadar

Dikutip dari laman Rumaysho.com pada Rabu (19/3/2025), berikut beberapa amalan yang dapat dilakukan umat Islam di malam Lailatul Qadar:

  • Semangat ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan

Menghidupkan malam-malam yang ada dan membangunkan keluarga, amalan yang diisi adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an dan zikir.

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,

كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ اَلْعَشْرُ -أَيْ: اَلْعَشْرُ اَلْأَخِيرُ مِنْ رَمَضَانَ- شَدَّ مِئْزَرَهُ, وَأَحْيَا لَيْلَهُ, وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ –

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa ketika memasuki sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan, beliau kencangkan sarungnya (bersungguh-sungguh dalam ibadah dengan meninggalkan istri-istrinya), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah.” (HR Bukhari Nomor 2024 dan Muslim Nomor 1174)

  • Menghadiri shalat Isya dan Subuh Berjamaah

Sebagaimana dinukil oleh Imam Asy-Syafi’i dalam Al-Umm dari sekelompok ulama Madinah dan dinukil pula sampai pada Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma disebutkan,

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved