Pendarahan Otak

Titiek Puspa meninggal Akibat Pendarahan Otak, Waspadai Gejala dan Penyebabnya

Kabar mengejutkan datang dari dunia seni Indonesia, Titiek Puspa, salah satu seniman legendaris tanah air, meninggal dunia akibat pendarahan otak

Penulis: Amelia Puspa Trinanda | Editor: Muliadi Gani
TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
MENINGGAL - Titiek Puspa saat ditemui media termasuk Tribunnews.com di Museum Nasional, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (21/12/2018). Titiek Puspa Meninggal Akibat Pendarahan Otak, Waspadai Gejala dan Penyebabnya  

Titiek Puspa Meninggal Akibat Pendarahan Otak, Waspadai Gejala dan Penyebabnya 

PROHABA.CO - Kabar mengejutkan datang dari dunia seni Indonesia, Titiek Puspa, salah satu seniman legendaris tanah air, meninggal dunia akibat pendarahan otak, pada Rabu (10/3/2025).

Sosok yang dikenal sebagai "Ibu Seni Indonesia" ini menghembuskan napas terakhirnya di usia 87 tahun, setelah sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

Titiek Puspa sebelumnya dikabarkan jatuh mendadak setelah menghadiri sebuah program televisi  pada akhir Maret lalu.

Kondisinya langsung memburuk dan memerlukan penanganan darurat. Sayangnya upaya medis tidak mampu menyelamatkan beliau dari komplikasi serius akibat pecahnya pembuluh darah di otak.

Pendarahan otak merupakan kondisi medis yang tergolong darurat dan bisa terjadi secara tiba-tiba, bahkan tanpa ada gejala awal yang jelas.

Berikut ini penjelasan lebih lanjut mengenai apa itu pendarahan otak, gejala yang perlu diwaspadai, penyebab umum, serta cara pencegahan dan penanganannya. 

Baca juga: Titiek Puspa Meninggal Dunia di RS Medistra karena Pendarahan Otak

Apa itu Pendarahan Otak?

Melansir dari Siloam Hospitals, pada Jumat (11/4/2025), Pendarahan otak atau Brain hemorrhage  adalah kondisi medis yang terjadi ketika pembuluh arteri dalam otak pecah dan menyebabkan masuknya darah ke dalam jaringan otak.

Pendarahan di otak menjadi kondisi darurat medis karena dapat menyebabkan kematian sel-sel di dalam otak.

Bahkan, bila tidak mendapatkan penanganan yang tepat, kondisi ini berisiko menyebabkan berbagai komplikasi serius, seperti pembengkakan otak, gangguan fungsi kognitif, hingga kelumpuhan.

Gejala Pendarahan Otak

Gejala dapat muncul tiba-tiba dan bervariasi tergantung lokasi pendarahan, antara lain:

1. Sakit kepala parah yang mendadak 

2. Gangguan penglihatan, seperti pandangan ganda, hilang penglihatan pada satu mata yang bersifat sementara atau sensitif terhadap cahaya

3. Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan

4. Lemas, mati rasa, atau limpuh pada salah satu sisi tubuh

5. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi

6. Linglung

7. Muntah

8. Perubahan tingkat kesadaran, seperti mengantuk atau pingsan.

9. Kejang

Penyebab Pendarahan Otak

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan pendarahan otak meliputi:

1. Cedera kepala akibat kecelakaan atau benturan

2. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yang tidak terkontrol

3. Aneurisma Otak, yaitu pelemahan dinding pembuluh darah di otak dan menciptakan gelembung atau tonjolan

4. Kelainan pembuluh darah seperti malformasi arteriovenosa (AVM)

5. Gangguan pembekuan darah atau penggunaan obat pengencer darah

6. Tumor otak yang menekan pembuluh darah

7. Penggunaan narkoba, terutama kokain

Cara Penanganan dan Pencegahan

Penanganan pendarahan otak tergantung tingkat keparahan dan lokasi pendarahan.

Dokter biasanya akan melakukan CT scan atau MRI untuk menentukan Langkah selanjutnya.

Penanganan bisa meliputi:

  • Operasi bedah otak : untuk mengangkat gumpalan darah atau memperbaiki pembuluh darah yang rusak.
  • Pemberian Obat: untuk mengurangi tekanan dalam otak, menghentikan kejang, dan menstabilkan tekanan darah.
  • Perawatan Intensif: pasien akan dirawat di ICU dan dipantau secara ketat.

Sementara itu, Langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Rutin mengecek tekanan darah dan menjaganya tetap stabil
  • Menghindari kebiasaan merokok dan konsumsi alcohol berlebihan
  • Mengelolah stress dan pola makan sehat
  • Mengenali Riwayat keluarga terkait aneurisma atau gangguan pembuluh darah.
  • Menggunakan pelindung kepala saat berkendara atau berolahraga ekstrem

Pendarahan otak bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja.

Dengan mengenali gejalanya sejak dini serta menjaga gaya hidup sehat, risiko bisa ditekan.

Jadikan momen ini sebagai dorongan untuk lebih peduli terhadap kesehatan otak, karena pencegahan selalu lebih baik daripada penyesalan.

(Penulis adalah mahasiswa internship dari Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala)

Baca juga: Oknum Polisi Berpangkat Aiptu Diduga Lecehkan Perempuan di Tangerang, Pelaku Diperiksa Propam

Baca juga: Bidan Curiga Perut Gadis 16 Tahun Membesar, Ternyata Dinodai Ayah Tiri, Dirudapaksa Sejak Kelas 3 SD

Update berita lainnya di PROHABA.co dan Google News


  

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved