Tahukah Anda
Makanan yang Dapat Menunda Penuaan, Berikut Penjelasan Menurut Penelitian
Penuaan adalah proses yang tak terelakkan. Namun, seberapa cepat kita menua ternyata bisa diperlambat.
PROHABA.CO - Tahukah anda, sebagian besar orang mungkin sudah pernah mendengar bahwa apa yang dimakan dapat berdampak pada bertambahnya usia.
Apa kata ilmu pengetahuan tentang kebiasaan makan yang dapat memperlambat penuaan?
Penuaan adalah proses yang tak terelakkan. Namun, seberapa cepat kita menua ternyata bisa diperlambat.
Para peneliti menilai hubungan antara asupan flavonoid dan makanan kaya flavonoid dengan hasil penuaan pada orang dewasa yang lebih tua.
Penuaan terjadi akibat akumulasi kerusakan seluler dan molekuler, yang menyebabkan penurunan kapasitas fisik dan mental secara bertahap.
Penuaan dapat berdampak pada kesehatan jantung, tulang dan otot, kesehatan kognitif, kemampuan menurunkan berat badan, dan banyak bidang kesehatan lainnya.
Para ilmuwan kini semakin tertarik untuk memahami apa yang membuat usia biologis kita" yakni usia sel dan jaringan tubuh kita" berbeda dari usia kronologis yang tertera di kartu tanda penduduk (KTP).
Salah satu jalur yang sedang naik daun dalam penelitian ini adalah epigenetika, khususnya melalui pola makan.
Epigenetika adalah ilmu tentang bagaimana aktivitas gen kita bisa berubah tanpa mengganti urutan DNA itu sendiri.
Salah satu penanda utama dalam proses ini adalah metilasi DNA, yakni penambahan penanda kimia pada gen yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Penanda ini berkaitandengan risiko penyakit dan kematian.
Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh Jamie L. Villanueva dari University of Washington dan Ryan Bradley dari National University of Natural Medicine menunjukkan bahwa makanan yang kita konsumsi bisa memengaruhi metilasi DNA dan, menariknya, berpotensi memperlambat bahkan membalikkan usia biologis.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Protein yang Bisa Memperlambat Penuaan, Berikut Penjelasannya
Menjadi lebih muda Penelitian ini merupakan bagian dari analisis lanjutan studi Methylation Diet and Lifestyle (MDL), yang melibatkan 43 pria sehat berusia 50–72 tahun.
Mereka menjalani program 8 minggu yang terdiri atas diet nabati, olahraga, meditasi, dan tidur yang cukup.
Fokus dari penelitian ini adalah pada pengaruh pola makan terhadap usia epigenetik, yaitu usia biologis berdasarkan perubahan DNA.
Menggunakan alat bernama Horvath’s clock, para ilmuwan mengukur usia epigenetik peserta.
Hasilnya mengejutkan: peserta yang mengikuti program secara menyeluruh menjadi dua tahun lebih muda secara biologis.
Sebaliknya, mereka yang tidak mengubah gaya hidup justru mengalami peningkatan usia biologis sebesar satu tahun.
Beberapa peserta bahkan mencatat penurunan usia biologis hingga Sembilan tahun.
Faktor kunci dalam penurunan usia biologis ini ternyata adalah konsumsi makanan yang kaya methyl adaptogens, yakni senyawa alami dari tumbuhan yang dapat memengaruhi jalur metilasi DNA.
Makanan seperti kunyit, rosemary, bawang putih, teh hijau, teh oolong, dan buah beri adalah contohnya.
Peneliti mencatat, “Dalam model regresi linear hierarkis, makanan yang dikategorikan sebagai methyl adaptogens menunjukkan asosiasi signifikan dengan perubahan usia epigenetik,” bahkan setelah memperhitungkan faktor seperti penurunan berat badan dan usia biologis awal.
Artinya, pengaruh makanan ini tidak hanya karena efek umum dari menjadi lebih sehat, tetapi benar-benar bekerja langsung pada penanda DNA.
Baca juga: Konsumsi Gula Berlebihan Dapat Mempercepat Penuaan Sel, Ini Penjelasaanya
Mengapa makanan ini begitu ampuh?
Karena mereka mengandung senyawa bioaktif seperti EGCG dalam teh hijau, kurkumin dalam kunyit, allicin dalam bawang putih, dan antosianin dalam buah beri.
Semua senyawa ini bisa menghambat enzim-enzim yang mempercepat penuaan sel.
Selain itu, makanan ini juga memengaruhi enzim telomerase, yang bertugas menjaga ujung-ujung DNA tetap utuh.
Ketika ujung ini rusak, penuaan dan kerusakan sel terjadi lebih cepat.
Menariknya, senyawa ini juga bisa membantu membersihkan sel-sel yang sudah rusak atau berpotensi menjadi kanker.
Bukti statistik Dalam analisis statistiknya, konsumsi methyl adaptogens tetap menjadi prediktor kuat penurunan usia epigenetik, bahkan setelah memperhitungkan variabel lain.
Peserta yang memiliki usia biologis lebih tua di awal justru mendapat manfaat paling besar.
Meski peserta program juga mengalami penurunan berat badan rata-rata 2 kg, faktor ini tidak berkontribusi signifikan terhadap penurunan usia epigenetik.
Hal ini menunjukkan bahwa makanan berperan lewat mekanisme unik, bukan sekadar pembatasan kalori.
Temuan ini selaras dengan studi lain tentang diet kaya polifenol, seperti diet Mediterania dan diet tradisional Jepang, yang menunjukkan manfaat serupa terhadap usia epigenetik.
Studi DIRECT PLUS misalnya, menunjukkan bahwa diet Mediterania hijau yang ditambah kenari, teh hijau, dan minyak zaitun memperlambat penuaan biologis, terutama berkat senyawa seperti tirosol dan urolitin yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi.
Yang membuat studi ini istimewa adalah pendekatannya yang detail.
Para peserta mengisi kuesioner frekuensi makanan yang dianalisis secara saksama, dan keakuratannya dikonfirmasi lewat penanda darah seperti methyltetrahydrofolate, nutrisi dari sayuran hijau.
Meski jumlah peserta sedikit dan mayoritas adalah pria kulit putih berpendidikan, model statistik yang digunakan mampu menjelaskan 44 persen variasi dalam perubahan usia epigenetic.
Ini hasil yang cukup mengesankan, mengingat kompleksitas penuaan.
Hasil ini membuka pintu bagi strategi antipenuaan yang berbasis makanan.
Dengan memilih makanan yang bisa memodulasi metilasi DNA, mungkin kita bisa memperlambat proses biologis yang selama ini dianggap tak terhindarkan.
Tentu, studi lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dan beragam masih diperlukan.
Apalagi dengan munculnya ‘epigenetic clock’ generasi baru yang bisa memperhitungkan perubahan pada sistem imun dan metabolisme.
Namun, satu hal yang jelas: makanan tertentu bukan hanya memengaruhi energi atau rasa, tapi juga umur sel kita.
Makan bawang putih atau minum teh hijau setiap hari mungkin adalah langkah kecil yang berdampak besar bagi kesehatan jangka panjang.
“Gen kita mungkin menetapkan panggung, tapi gaya hiduplah yang menulis ceritanya.” Studi ini diterbitkan di jurnal Aging-US.
Baca juga: Nutrisi Penting untuk Cegah Penuaan Otak Ditemukan, Ini Penjelasannya
Baca juga: Cara Mudah Mengetahui Tingkat Penuaan Seseorang
Baca juga: Kesepian Dapat Sebabkan Penuaan di Usia Muda
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Makanan yang Bisa Memperlambat Penuaan, Menurut Penelitian",
Memelihara Kucing Bisa Mengubah Otak Manusia, Begini Penjelasan Ilmiahnya |
![]() |
---|
Kebiasaan Apa yang Membuat Seseorang Disukai Nyamuk? Ternyata Ini Alasannya |
![]() |
---|
Kulit Pisang Jadi Camilan Sehat dan Lezat: Penelitian Ungkap Manfaatnya |
![]() |
---|
Manfaat Minyak Jarak Tak Sehebat yang Diklaim, Ini Kata Para Ahli |
![]() |
---|
Beluntas, Lalapan Sederhana dengan 7 Manfaat untuk Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.