Karenanya Faisal hanya bisa meminta maaf.
"Itu tentu kekhilafan dan kesetanan saya, saya pribadi meminta maaf," ungkap Ahmad Faisal dikutip dari Tribun Lombok.
Baca juga: Oknum Kiai di Nganjuk Cabuli 4 Santriwati Masih Bawah Umur, Ada yang Kakak-Adik
Korban Bertambah
Jumlah korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan pimpinan pondok pesantren di Lombok Barat bernama Ahmad Faisal (52) alias Walid Lombok itu kian bertambah.
Kasat Reskrim Polresta Mataram AKP Regi Halili mengatakan, jumlah korban saat ini yang sudah diperiksa sebanyak 10 orang.
Rinciannya korban persetubuhan lima orang dan pencabulan lima orang.
Sementara tiga orang baru saja melapor namun belum teridentifikasi apakah menjadi korban persetubuhan atau pencabulan.
"Hari ini ada tiga (korban) yang membuat laporan, kami belum pastikan (korban pelecehan atau persetubuhan) kata Regi, Kamis (24/5/2025).
Fakta tentang Korban
Diketahui pelaporan Ahmad Faisal atas kasus pelecehan dan persetubuhan itu disebut-sebut terungkap setelah beberapa korban menonton film Bidah, asal Malaysia yang dirilis tahun 2025.
Dalam film tersebut menceritakan tokoh Walid yang melakukan penyimpangan agama dan pelecehan yang dibungkus ritual agama.
Para korban mengaku baru sadar ternyata pimpinan ponpes yang dulu mereka percaya ternyata berbuat bejat.
Para korban pun tersentak saat melihat sosok Walid di film tersebut yang melakukan tindakan asusila terhadap para pengikutnya.
"Karena film Walid ini mereka (para korban) berani speak up," kata Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kota Mataram, Joko Jumadi.
Pendamping korban, Cucu Purnama Sari mengurai fakta mengejutkan.
Saat melakukan aksi bejatnya, pelaku sering menyebarkan doktrin ke para korban.
Yakni pelaku mengaku wali Allah dan ingin transfer ilmu ke para santri.