Khutbah Jumat
Dakwah Rasulullah di Makkah
Bulan lahirnya Rasulullah, pembawa Rahmat, untuk alam semesta, bulan barakah, bulan kenduri dan sedekah, juga bulan dakwah.
Beliau mempehatikan siapa yang kira-kira yang bisa dibisik dakwahnya untuk menyembah Allah dan meninggalkan berhala berhala).
Setelah tiga tahun beliau melalui dakwah secara ‘sir’ dan alhamdulillah hasil yang beliau dapatkan adalah berimannya ‘assabiqunal awwalun’, sebagaimana yang terdapat pada Q.S. At-Taubah ayat 100 yang artinya, “Orangorang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.
Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” Assabiqul awwalun adalah Khadijah binti Khuwailid, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar Al-Shiddiq, Zaid bin Haritsah, Bilal bin Rabah, Ummu Aiman, Hamzah bin Abdul Muthalib, Utsman bin Affan.
Juga banyak sahabat yang lain sehingga jalan dakwah Rasul semakin terbuka lebar, lalu Allah memerintahkan beliau untuk berdakwah secara terang-terangan.
”Maka, sampaikanlah (Nabi Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS: Al-Hijr ayat 94) Kemudian, barulah beliau masuk dalan tahap kedua, yaitu dakwah jahriah.
2. Setelah tiga tahun berdakwah ‘bissirri’, kemudian Rasulullah memasuki fase kedua, yaitu dakwah ‘biljahr’, yakni secara terang-terangan.
Yang pertama beliau lakukan adalah mengumpulkan penduduk Makkah di Jabal Qabis dan mengajak mereka beriman kepada Allah, menjunjung perintah-Nya, dan meninggalkan semua larangan-Nya.
Namun, ajakan ini langsung mendapat reaksi keras dari Abu Lahab.
Sambil menunjukkan jari ke wajah Rasulullah, dia bekata: . Lalu, Allah menurunkan wahyu untuk mencela Abu Lahab yang tiada lain adalah tetangga Nabi Muhammad sendiri.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia.
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
Kelak dia akan memasuki api yang bergejolak (neraka). Begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
Di lehernya ada tali sabut.” Dalam dakwah jahar-nya, di samping menekankan penduduk Makkah sebagai umatnya untuk istikamah dalam beriman kepada Allah Swt., Nabi Muhammad juga beliau berdakwah untuk mengeluarkan mereka dari praktik-praktik jahiliahnya, seperti riba, mabuk-mabukan, bunuh-membunuh, dan curi-mencuri.
Apalagi menyembah berhala dan berbagai bentuk maksiat lainnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.