Luar Negeri

Ular Baru dari Hutan Panama Dinamai ‘Leonardo DiCaprio’

Uniknya, ular bermata oranye cerah ini dinamai Leonardo DiCaprio, sosok aktor Hollywood yang juga dikenal aktif melakukan kampanye pentingnya menjaga

Editor: Muliadi Gani
FOTO: ALEJANDRO ARTEAGA via LIVE SCIENCE
Salah satu spesies ular dari lima ular yang sebelumnya tidak dikenal yang hidup di belantara hutan Panama. Ular ini diberi nama oleh Leonardo DiCaprio, aktor kawakan yang aktif melakukan kampanye lingkungan hidup. 

Keempat ular itu, antara lain, ular pemakan siput kanopi (Sibon canopy), ular pemakan siput Marley (Sibon marleyae), ular pemakan siput Vieira (Sibon vieirai), dan ular pemakan siput Welborn (Dipsas welborni).

Dalam studi ini, untuk mengidentifikasi spesies baru, Arteaga dan timnya membangun pohon evolusi Dipsadinae setelah menganalisis 343 urutan DNA ular.

Dipsadinae adalah subfamili ular arboreal, terestrial, dan ular air yang besar serta beragam yang ditemukan di Amerika.

Selanjutnya, para ilmuwan menentukan lima spesies yang cukup berbeda dari kerabat dekatnya, untuk memenuhi syarat sebagai spesies baru.

Baca juga: Kenapa Ular Takut pada Kucing?

Baca juga: Pedagang Martabak di Lampung Dihajar PNS Dinkes

Ular DiCaprio, misalnya, tidak langsung terlihat jauh berbeda dengan Siphonops annulatus, sesama Dipsadinae.

Kendati demikian, selain perbedaan genetik, kedua spesies tersebut juga memiliki pola warna kulit yang bebeda di sepanjang punggung dan kepala mereka, yang menjadi tanda bahwa kedua jenis ular ini memang tidak persis sama.

Sayangnya, kelima spesies ular pemakan bekicot sama-sama menghadapi tantangan besar.

Para penulis studi berpikir bahwa mungkin ular DiCaprio sudah sesuai dengan kriteria International Union for Conservation of Nature (IUCN) untuk menjadi spesies 'hampir terancam punah'.

Sebab, habitat ular-ular ini berada di kawasan operasi penambangan emas dan tembaga yang merusak hutan hujan, tempat tingal mereka.

Selain itu, kelima spesies ular ini merupakan jenis ular arboreal, yang berarti ular-ular tersebut tidak dapat bertahan hidup di daerah yang gundul atau gersang, dan semuanya bergantung pada pola makan siput yang sekarang kian menurun karena polusi terkait pertambangan di sungai.

(Kompas.com)

Baca juga: Menteri Sosial Tri Risma Marahi Wartawan di Aceh Timur

Baca juga: Seorang Remaja Lompat dari Lantai 3 Mall

Baca juga: Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Masuk ke Perumahan Warga, Petugas Pemadam Kebakaran Turun Tangan

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved