Tahukah Anda

Cumi-Cumi Transparan Hasil Rekayasa Genetik Ilmuwan, Berikut Penjelasannya

Hasil rekayasa genetik ini pun berhasil melahirkan cumi-cumi transparan, dengan sistem saraf yang dapat memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari

Editor: Muliadi Gani
Carrie Albertin and MBL Cephalopod Program via PHYS
Dua jenis cumi-cumi transparan hasil rekayasa genetika ilmuwan di Marine Biological Laboratory (MBL), yang berasal dari spesies cumi-cumi bobtail hummingbird (Euprymna berryi). Cumi-cumi transparan albino (kiri) dan wildtype (kanan). 

PROHABA.CO - Ilmuwan telah merekayasa genetik cumi-cumi transparan albino di laboratorium.

Tim peneliti dari Marine Biological Laboratory (MBL) mencapai prestasi luar biasa ini dengan menggunakan strain cumi-cumi bobtail burung kolibri, yang dikenal sebagai Euprymna berryi .

Untuk pertama kalinya, para ilmuwan berhasil merekayasa jenis cumi-cumi bobtail hummingbird albino, Euprymna berryi.

Hasil rekayasa genetik ini pun berhasil melahirkan cumi-cumi transparan, dengan sistem saraf yang dapat memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari hewan cephalopoda tersebut.

Kemajuan yag dilakukan para peneliti di Marine Biological Laboratory (MBL) inipun telah dilaporkan di jurnal Current Biology, dikutip dari Phys, Rabu (21/6/2023).

Cumi-cumi transparan ini pun untuk pertama kalinya dikembangbiakkan melalui beberapa generasi.

Rekayasa genetik yang dilakukan diharapkan cumi-cumi transparan ini menjadi organisme model cumi-cumi untuk penelitian neurobiologi dan jenis penelitian lainnya.

“Ada banyak sekali biologi yang sangat menarik seputar cumi-cumi, tidak seperti invertebrata lainnya,” kata Ilmuwan Senior MBL Joshua Rosenthal, yang ikut memimpin penelitian ini bersama MBL Hibbitt Fellow Caroline Albertin.

Baca juga: Penyelam Jepang Bertemu Cumi-Cumi Raksasa, Disebut Kuat Hadapi Paus

Lantas, bagaimana ilmuwan menciptakan cumi- cumi transparan melalui rekayasa genetik?

Untuk menghasilkan cumi- cumi transparan ini, tim peneliti dari MBL menetapkan garis keturunan albino E. berryi atau cumi-cumi bobtail hummingbird dengan menonaktifkan gen untuk dua enzim pigmentasi dengan menggunakan metode pengeditan genom CRISPR-Cas9.

Selanjutnya, rekan penulis Cris Niell dari University of Oregon, Eugene dan Ivan Soltesz dari Stanford University meneliti aktivitas otak cumi-cumi albino dengan memasukkan pewarna neon ke dalam lobus optiknya.

Peneliti mengamati, pewarna tersebut bersinar setiap kali mendeteksi kalsium yang kemudian dilepaskan oleh otak ketika pewarna itu bekerja.

Lebih lanjut, peneliti kemudian memproyeksikan serangkaian gambar ke layar di depan cumi-cumi yang menyebabkan lobus optiknya aktif dan pewarna bersinar, yang kesemuanya ditangkap dengan menggunakan mikroskop pencitraan.

Kendati demikian, ketika tim peneliti mencoba melakukan teknik tersebut pada cumi-cumi wildtype, tetapi pigmentasi kulitnya mencegah mereka untuk melihat pewarna dengan jelas.

Temuan dari hasil rekayasa genetik cumi-cumi transparan ini, menurut Rosenthal, pun memungkinkan ilmuwan melihat fungsi dan otak cumi-cumi dengan cara yang tidak bisa dilakukan sebelumnya.

Ia menjelaskan, jika ilmuwan lain ingin memahami bagaimana sinyal disampaikan melalui otak cumi- cumi, mereka sekarang dapat mengembangbiakkan cumi-cumi transparan albino dan melakukan eksperimen serupa dengan pewarna yang diaktifkan dengan kalsium.

Baca juga: Ilmuwan Coba Menghidupkan Lagi Bison Purba dari 8.000 Tahun Lalu

Baca juga: Gurita Cerdas karena Punya Gen Mirip Manusia

Keunikan cumi-cumi Salah satu upaya dilakukannya rekayasa genetik cumi-cumi ini adalah untuk dapat mempelajari lebih dalam tentang kelompok cephalopoda ini.

Sistem saraf dan perilaku cumi- cumi coleoid, kelompok cephalopoda termasuk di antaranya cumi-cumi, gurita, dan sotong, ternyata jauh lebih kompleks daripada kebanyakan invertebrata lainnya.

Kecerdasan hewan-hewan laut ini pun telah terbukti dalam berbagai jenis penelitian.

Mereka dapat belajar dan mengingat tugas-tugas rumit, bahkan beberapa cephalopoda dapat memcahkan teka-teki labirin hingga menggunakan alat dan bahkan mengamati orang lain.

Selain itu, cumi-cumi maupun gurita juga memiliki kemampuan unik yang mana mereka dapat menyamarkan diri, memanipulasi lingkungan dengan lengan dan tentakel mereka.

Bahkan, menurut studi MBL baru-baru ini, gurita dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang lebih dingin dengan mengedit RNA mereka sendiri hingga tingkat yang sangat tinggi.

Rosenthal, Albertin dantimnya berharap para ilmuwan lain dapat memperluas pemahaman kita tentang cumi-cumi E.

berryi dan menggunakannya untuk membuka beberapa misteri biologi cephalopoda.

“Cephalopoda mengandung harta karun berupa pengetahuan biologi yang baru.

Kami ingin melihat orangorang menggunakannya untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menggugah dan menghasilkan temuan-temuan baru,” ungkap Rosenthal.

(Kompas.com)

Baca juga: Ilmuan Cina Temukan Cara Menambah Umur hingga 82 Persen

Baca juga: Peneliti Temukan Air Tertua di Dunia, Berusia Miliaran Tahun

Baca juga: Juventus Membuka Negoisasi Soal Transfer Thomas Partey Di Arsenal

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seperti Apa Cumi-cumi Transparan Hasil Rekayasa Genetik Ilmuwan?", 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved